22 November 2008

DARI PASTOR PAROKI


Saudara - saudara yang terkasih, tanggal 11 November 2008 adalah hari ulang tahun paroki yang ke-69. Mau dirayakan? Perlu suatu pertimbangan, antara lain, kita akhir-akhir ini banyak kegiatan yang perlu banyak dana dan tenaga serta pemikiran, dari tahbisan uskup baru, misa perdana uskup baru dan perpisahan dengan Mgr. FX. Prajasuta MSF. Mengingat padatnya kegiatan tersebut, dipandang bijak jika pada ulang tahun paroki tahun ini tidak ada acara makan bareng, sebagai ungkapan pesta. Tanpa mengurangi maknanya, kita tetap mengucap syukur atas karunia Tuhan yang telah membimbing paroki ini selama 69 tahun. Di dalam kesempatan ini, kita mau berdoa secara khusus dalam ekaristi kudus, bagi orang-orang yang telah banyak berjasa bagi paroki ini, terlebih bagi mereka yang telah mendahului kita menghadap Bapa di surga.Selain berdoa bagi mereka, kami juga mengharapkan tulisan yang ada kaitanya dengan perkembangan paroki ini  yang telah berjasa agar kita, gererasi penerusnya tahu berterimakasih atas pengabdian dan perjuangan mereka bagi paroki ini. Tulisan tulisan saudara-saudara dapat dikumpulkan di sekretariat paroki atau kepada seksi komsos. Proficiat selamat ulang tahun, Tuhan memberkati.

PERAYAAN EKARISTI ULANG TAHUN PAROKI

    “Hari ini kita merayakan ulang tahun paroki ke 69 dengan perayaan ekaristi. Mengingat beberapa kegiatan sebelumnya yang sangat padat, maka ulang tahun paroki kali ini kita rayakan secara sederhana. Tanpa soto dan tanpa sate! Kita bersyukur atas penyertaan Tuhan sepanjang 69 tahun perjalanan paroki. Pada kesempatan ini kita juga mengenang perjuangan para pendahulu kita, baik uskup, pastor, suster, bruder dan awam yang telah membangun dan berjuang sehingga paroki tumbuh menjadi seperti sekarang ini.” Demikian kata pembukaan dari romo Allparis pada perayaan ekaristi ulang tahun paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda yang dilaksanakan pada tanggal 11 November 2008 pukul 19.00 WITA.

        Sebagian besar bangku gereja dipenuhi oleh umat yang hadir pada perayaan ekaristi ulang tahun paroki yang dipimpin oleh romo Allparis dan romo Lioe Fut Khin itu. Beberapa umat secara sukarela mengisi bangku koor untuk memadahkan pujian yang diiringi dengan organ yang dimainkan oleh Kevin. Bacaan pertama dibawakan oleh Bp. Fl. Sudarmo.

        Dalam homilinya,  romo Fut menyatakan kekagumannya pada umat yang hadir saat itu karena tidak menyangka bahwa hampir seluruh bangku gereja terisi. Dengan banyaknya umat yang hadir berarti banyak orang yang mencintai paroki dan pada malam itu semua bersama-sama berdoa, bersyukur dan merenungkan penyertaan Tuhan.

         Umur 69 tahun, Kalau dilihat menurut ukuran perjalanan manusia merupakan umur yang cukup tua. Seseorang yang sudah tua biasanya hidup dalam kesederhanaan namun sehat dalam iman. Dalam bacaan pertama yang diambil dari Titus 2:1-8,11-14 terdapat nasihat terhadap perempuan-perempuan tua yang hendaknya hidup dengan banyak berdoa, tidak memfitnah dan tidak menjadi hamba anggur. Yang tua hendaknya dapat memberi nasihat dan teladan. Dalam hidup berjemaat, umat yang sudah tua pun masih punya arti dan berguna untuk perkembangan paroki dan iman umat karena yang muda masih memerlukan nasihat dari mereka.

       Ada pepatah pada renungan hari Pahlawan, tgl 10 November 2008 kemarin, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawannya.” Dari pepatah ini muncul ide untuk memberikan penghargaan pada orang-orang yang sudah berjasa bagi paroki kita. Ada banyak orang-orang yang telah berjasa pada perkembangan paroki karena pelayanan, pengabdian, teladan dan cintanya, baik itu pastor, katekis maupun awam. Untuk itu umat diminta menulis tentang orang-orang tersebut beserta fotonya dan mengirimkan ke Bupar untuk dimuat.

        Selanjutnya romo Fut mengajak umat memohon dan berdoa pada Tuhan agar makin mencintai gereja dan Tuhan. (smr)

 

MISA PERDANA Mgr. PIET TIMANG PADA PERINGATAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN


Perayaan Ekaristi

        Setelah pentahbisan Mgr. Timang sebagai uskup baru Keuskupan Banjarmasin, beliau memulai program resmi menyapa umat di setiap paroki. Paroki St Perawan Maria YTTN mendapat giliran kedua, setelah sehari sebelumnya beliau mempersembahkan misa di paroki Keluarga Kudus Katedral.

        Mgr. Timang mengenakan atribut resmi, membawa tongkat dan memakai mitra, berjubah ungu gelap mengkilap dengan garis emas. Romo Allparis mendampingi selebran utama.

        Pada misa perdananya, Bapak Uskup mengingatkan umat, baik Pesta Hari Raya Peringatan Para Kudus maupun peringatan arwah orang beriman, merupakan wujud pengungkapan iman kita akan Allah yang hidup dan yang menghidupkan serta memberikan kehidupan.

          Dalam homilinya, beliau mengingatkan, “Ada jutaan orang mencari keselamatan dan kita hari ini diingatkan bahwa kematian tak dapat dielakkan, namun kematian tak memisahkan kita dari Allah. Seruan Yesus di kayu salib, Eloi, Eloi, lama sabakhtani merupakan seruan dari semua orang yang menghadapi kematian, mengungkapkan kekhawatiran, ketakutan dan takut akan kehilangan. Kematian menurut iman Kristiani bukan akhir segalanya. Kita tak pernah kehabisan harapan, seperti Yohanes menulis: mereka yang meninggal dalam Yesus pasti akan tinggal bersama Yesus.

          Mendoakan orang yang sudah meninggal sangat dianjurkan. Mendoakan mereka yang sudah meninggal merupakan bukti cinta kita kepada orang yang sudah meninggal. Doa dan kurban kita akan meringankan mereka yang mungkin masih menanggung siksa dosa yang belum dilunasi di api penyucian. Lewat jasa Yesus Kristus mereka diselamatkan. Menutup homilinya Mgr. Timang berpesan agar umat menjalani hidup hari demi hari dengan SENYUM karena kita hidup dalam kegembiraan akan sukacita Kristus yang bangkit. Kita percaya orang yang meninggal akan dibangkitkan seperti Yesus.

 

Ramah Tamah setelah Misa

           Sebelum misa berakhir romo Allparis mengajak umat beramah tamah dengan bapak Uskup yang baru di Aula Syalom. Acara ramah tamah tersebut dikemas dalam bentuk makan pagi bersama. Seksi PKP di bawah koordinasi ibu Novita telah menyiapkan 3 stand menu soto jawa dan soto banjar sejumlah 750 porsi. Bapak Uskup sangat gembira dengan acara kejutan ini. Tak sedikit umat yang bergantian berfoto bersama dengan beliau. Suasana terjalin sangat akrab antara bapak Uskup, romo, suster, frater dan umat yang hadir setelah misa minggu pagi tanggal 2 November 2008 tersebut. (zo)

DUTA BESAR VATIKAN : LEOPOLDO GIRELLI MEMIMPIN MISA DI PAROKI KELAYAN


         Sabtu, 25 Oktober 2008 pukul 10.10 Wita dilaksanakan perayaan ekaristi di paroki Kelayan yang dipimpin oleh Duta Besar Vatikan: Nuntius Leopoldo Girelli didampingi oleh romo Allparis dan romo Fut Khin. Umat dan beberapa imam dari berbagai paroki memenuhi sebagian bangku gereja.

          Dalam homilinya yang diambil dari Efesus 4:7-11 dan bacaan Injil Lukas 13:1-9, Mgr. Leopoldo Girelli menyatakan bahwa sudah selayaknya kita bersyukur pada Allah atas kemurahan yang dilimpahkan-Nya. Ia adalah sumber kehidupan. Santo Paulus dalam bacaan pertama mengingatkan betapa besar kasih Yesus pada manusia. Ia melimpahkan kasih karunia menurut pemberian Kristus. Ia memberikan karunia pada rasul-rasul, nabi-nabi dan umat semua (ay.11). Kita semua berkat baptisan telah menjadi rasul Kristus. Namun demikian Tuhan menunjuk orang tertentu untuk menjadi gembala atau uskup.

         Sebagai orang yang telah menerima berkat baptisan, kita adalah orang yang memiliki iman pada Kristus. Agar iman menjadi kokoh, maka hendaknya:

-    Dilandasi pertobatan yang terus menerus.

-    Tidak kecil hati untuk mewartakan Injil.

-    Dipupuk dengan sakramen.

-    Terus menerus “berbuah.”

         Menjelang tahbisan Uskup baru Keuskupan Banjarmasin, Mgr Leopoldo Girelli mengajak seluruh umat untuk berdoa bagi uskup baru agar uskup baru dipenuhi Roh Kudus dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

        Kehadiran Mgr. Leopoldo Girelli sebagai wakil Sri Paus juga menjadi tanda persatuan gereja-gereja Katolik yang kudus dan apostolik.

        Sebelum menutup perayaan ekaristi dengan berkat penutup Mgr Leopoldo menyampaikan bahwa kedatangannya ke Banjarmasin selain untuk menghadiri tahbisan uskup baru, ia juga bermaksud mengunjungi umat Katolik di Banjarmasin. Di samping itu ia diutus oleh Bapa Sri Paus untuk menyampaikan berkat apostolik pada umat di Banjarmasin. (smr)

PERAYAAN EKARISTI PERPISAHAN DENGAN MGR FX PRAJASUTA MSF


        Sebelum meninggalkan Keuskupan Banjarmasin menuju tempat tinggalnya yang baru di Wisma Ventimiglia di Jl. Colombo No. 6 Yogyakarta, Bp Uskup Emeritus, Mgr. FX Prajasuta berkenan mempersembahkan perayaan ekaristi Minggu pagi pada tanggal 16 November 2008 di paroki Kelayan. Romo Allparis yang mendampingi Mgr. FX Prajasuta mengatakan bahwa perayaan ekaristi pada pagi itu adalah untuk bersyukur atas karya Mgr. FX Prajasuta yang selama 25 tahun telah mendampingi umat di Keuskupan Banjarmasin sekaligus untuk pamitan.

          Dalam homilinya, Mgr. FX Prajasuta mengajak umat untuk mensyukuri kebaikan Allah. Merenungkan perayaan ekaristi atau perayaan syukur merupakan waktu  hening yang sangat baik untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Melihat perkembangan paroki Kelayan dari masa ke masa, tentu kita tahu bagaimana perkembangan gereja. Dari gereja yang sederhana menjadi gereja yang besar seperti sekarang ini, kita patut mensyukuri kebaikan Tuhan.

         Pada kesempatan tersebut Mgr FX Prajasuta berterima kasih dan menyatakan penghargaan kepada:

-          Umat di paroki Kelayan atas kebaikan-kebaikannya.

-          Para pastor, biarawan dan biarawati yang mendampingi umat.

-          Umat yang telah berbuat banyak dalam berkarya di paroki, terutama pada umat yang setia mendoakan beliau.

-          Umat yang menerima beliau sebagaimana adanya. Menyadari bahwa banyak kesalahan dalam pelayanan beliau, beliau minta maaf pada seluruh umat.

       Untuk meningkatkan kehidupan umat di paroki agar keuskupan Banjarmasin semakin berkembang, maka Mgr FX Parajasuta mengharapkan beberapa hal sbb:

-          Keluarga-keluarga sungguh-sungguh berusaha untuk menjadi keluarga Katolik yang baik. Orang tua tidak hanya memberikan nasihat atau teladan, tapi juga menciptakan suasana Kristiani dalam keluarga dengan membiasakan doa dalam keluarga.

-          Agar anak-anak berbahagia, maka suami dan istri hendaknya saling mencintai satu sama lain.

-          Perlu ada kebanggaan dan kegembiraan menjadi murid-murid Kristus. Kebanggaan dan kegembiraan ini diwujudkan dengan mewartakan Kristus pada orang lain sehingga paroki Kelayan menjadi paroki yang misioner, baik dalam keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat.

-          Umat saling mendoakan satu sama lain dan terutama mendoakan para pastor, biarawan, biarawati agar mereka semakin dekat pada Tuhan.

-          Di paroki Kelayan, kegiatan sangat banyak, namun demikian persatuan dan kerukunan harus di atas segala-galanya.

        Pada akhir homilinya, Mgr FX Prajasuta menyatakan bahwa beliau akan selalu ingat pada umat keuskupan Banjarmasin, terutama dalam doa-doanya.

        Setelah doa penutup, ketua I Dewan Paroki, Bp. Willy Sebastian dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas pelayanan Mgr FX Prajasuta di keuskupan Banjarmasin, dan sebagai tanda kasih umat di paroki Kelayan, 7 ketua wilayah memberikan kenang-kenangan pada Mgr FX Prajasuta pada kesempatan tersebut.

         Setelah perayaan ekaristi berakhir, umat diberikan kesempatan untuk mengucapkan selamat jalan pada Mgr FX Prajasuta di depan pastoran. (smr)

PERAYAAN EKARISTI KELUARGA BULAN NOVEMBER 2008


   Perayaan ekaristi keluarga di bulan November 2008 ini dipimpin oleh Bp. Uskup, Mgr. Piet Timang dengan didampingi romo Aloysius Lioe Fut Khin serta romo Allparis. Koor dan iringan musik dibawakan oleh komunitas ME Keuskupan Banjarmasin. Ada 3 pasang suami istri yang merayakan ulang tahun perkawinannya di bulan November dan didoakan dalam perayaan ekaristi yang dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 14 November 2008 tersebut, yaitu: Sri-Xaverius, Rita-Ikhsan dan Bp/Ibu Rahmadi.

         Dengan mengambil bacaan Kitab Suci dari 2 Yoh 4-9 dan bacaan Injil dari Lukas 17:26-37, romo Fut memulai homilinya dengan sebuah contoh suatu kebiasaan yang terjadi dalam masyarakat. Pada umumnya orang tua akan melarang anak-anaknya bergaul dengan anak-anak nakal agar tidak terpengaruh dengan kenakalannya. Perbuatan jahat atau dosa memang lebih menarik dari pada perbuatan baik. Namun sebetulnya yang baik pun bisa mempengaruhi yang jahat.

          Dalam bacaan pertama dinyatakan bahwa Yohanes bangga, bersyukur dan bersukacita karena separo dari suatu jemaat di Asia Kecil hidup dalam kebenaran dan menjalankan perintah Bapa. Yohanes berharap agar yang separo itu dapat mempengaruhi yang lain. Untuk itu Yohanes mengingatkan supaya mereka bertekun melaksanakan perintah kasih.

         Dalam mendidik anak, anak hendaknya tidak hanya dilarang bergaul dengan anak-anak nakal dan jahat, tapi anak juga perlu dibentengi dan digembleng agar tekun hidup dalam kasih.

         Bacaan kedua berbicara tentang akhir jaman. Akhir jaman di sini dapat kita artikan akhir  jaman kita, yaitu akhir hidup atau ajal sudah dekat. Untuk itu hendaknya kita menghayati hidup kita dalam kasih. Romo Fut mengakhiri homilinya dengan suatu ajakan untuk memohon pada Tuhan agar hidup kita diteguhkan dalam kasih.

         Perayaan ekaristi bulan Desember akan dilaksanakan pada hari Jumat, 12 Desember 2008. Pasangan suami istri yang merayakan ulang tahun perkawinannya di bulan November diharapkan hadir pada perayaan ekaristi tersebut untuk didoakan. (smr)

 

PEMBEKALAN PEMIMPIN IBADAT: Membuat Renungan


       Melanjutkan rangkaian pembekalan pemimpin ibadat yang sempat tertunda karena persiapan tahbisan Uskup, maka pada hari Senin, 10 November 2008 pukul 20.30 Wita di pendopo Santo Yosef dilaksanakan pembekalan pembuatan renungan yang dipimpin oleh romo Lioe Fut Khin. Bila pada pembekalan-pembekalan sebelumnya peserta yang hadir memenuhi pendopo Santo Yosef, maka pada pertemuan tersebut hanya 7 orang saja yang hadir.

        Pertemuan diawali dengan renungan yang dibawakan oleh Bp. Santo dengan didampingi Bp. Alfons dan Bp. Budi selaku wakil dari wilayah Bernadeth. Renungan diambil dari Injil hari itu, yaitu dari Lukas 17:1-6.

         Dalam evaluasi terhadap penyampaian renungan yang dibawakan oleh wilayah Bernadeth, beberapa hal yang menjadi catatan adalah sbb:

1.        Isi renungan dapat diperkaya dengan kebijakan-kebijakan yang berlaku di dalam masyarakat.

2.        Renungan dapat dilengkapi dengan kesaksian, contoh-contoh, pengalaman pribadi dan teks-teks lain dalam Kitab Suci.

3.        Hindari nasihat moral dan diganti dengan ajakan.

       Selanjutnya romo Fut menguraikan bahwa Injil hari itu berbicara mengenai 3 hal, yaitu:

  1. Penyesatan
  2. Pengampunan
  3. Iman

       Meskipun kelihatannya ketiga hal tersebut berdiri sendiri-sendiri, tapi sebetulnya bisa digabungkan. Orang yang menyesatkan sudah berdosa 2 kali, selain berdosa terhadap diri sendiri, orang tsb mengajak orang lain untuk berbuat dosa. Salah satu ujud penyesatan ini adalah sungkan, takut menegur dan sulit mengampuni orang lain yang bersalah. Menyadari hal itu, murid-murid Yesus minta ditambahkan iman.

        Pertemuan selanjutnya adalah pembekalan bahan pendalaman iman masa Adven. Waktu akan diinformasikan kemudian setelah paroki mendapatkan bahan pendalaman iman. (smr) 

PENYULUHAN PEDULI KOLESTEROL


      Diawali dengan pembagian kupon oleh pengurus PKP untuk pemeriksaan darah gratis di “Prodia” kepada umat yang telah mendaftar, pada tanggal 2 November 2008 pukul 10.00 – 11.00 Wita di pastoran dilaksanakan penyuluhan peduli kolesterol yang dibawakan oleh dr. Kasan Wongjaya dan disponsori oleh Pfizer.

       Dr. Kasan menjelaskan bahwa di Indonesia saat ini, angka kejadian penyakit jantung koroner tergolong tinggi dan terus meningkat serta merupakan pembunuh utama manusia di atas 40 tahun. 80% penderita meninggal mendadak dan 50% di antaranya tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. 40% penyakit jantung koroner diakibatkan oleh kolesterol tinggi. 80% kolesterol dihasilkan dari dalam tubuh dan 20%-nya dari makanan.

         LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan kolesterol jahat yang dapat membentuk plak yang lama kelamaan akan pecah dan mengganggu atau bahkan menutup sama sekali aliran darah ke jantung maupun otak, sehingga menyebabkan penyakit jantung koroner ataupun stroke. Namun demikian tidak semua kolesterol jahat. HDL (High Density Lipoprotein) merupakan kolesterol baik yang dapat memindahkan LDL dari dinding pembuluh darah.

        Untuk mengendalikan kolesterol ini maka beberapa hal yang perlu dilakukan adalah sbb:

  1. Pengaturan pola makan dengan mengurangi makanan berlemak atau yang mengandung kolesterol tinggi.
  2. Olah raga secara teratur.
  3. Cek kadar kolesterol secara berkala, periksa ke dokter dan minum obat secara teratur dan benar.

        Acara ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan kepada dr. Kasan dan petugas Pfizer yang dilakukan oleh Ibu Novita selaku ketua Seksi PKP Paroki. Setelah acara selesai, dr Kasan masih memberikan kesempatan kepada peserta untuk berkonsultasi secara pribadi terhadap hasil pemeriksaan darah yang telah dilakukan. (smr)

SOSIALISASI SANTO YOSEF

      Berdasarkan hasil kesepakatan bersama  ketua-ketua komunitas yang hadir pada rapat Dewan Paroki tanggal 4 November 2008, akhirnya diputuskan bahwa pembagian buku Pedoman Pelayanan dan Keanggotaan Santo Yosef dan kartu iuran akan dilakukan pada hari Minggu, 9 November 2008 dengan disertai sosialisasi. Sekitar 20 kursi dari 30 kursi yang disediakan terisi oleh ketua komununitas, ketua wilayah dan umat yang tertarik untuk mengikuti sosialisasi tersebut.

         Beberapa hal yang menjadi catatan dalam sosialisasi yang disampaikan oleh Bp. Keng Beng, Bp. Abdoel dan romo Allparis itu adalah sbb:


1.        Iuran Santo Yosef Rp. 10.000,- per keluarga per bulan dimulai pada bulan November              dengan menggunakan kartu iuran yang telah disediakan.

2.        Iuran dikumpulkan melalui ketua komunitas dan selanjutnya ketua komunitas menyerahkan pada Bendahara II Dewan Paroki (Ibu Trisia).

3.        Bila ada komunitas yang selama ini sudah mengumpulkan iuran Santo Yosef, maka mulai bulan November berlaku kartu serta ketentuan keanggotaan, jumlah iuran dan santunan yang baru.

4.        Ada pertimbangan khusus bagi umat yang tidak mampu membayar iuran Santo Yosef.

5.        Santunan kepada keluarga yang berduka akan disampaikan melalui ketua komunitas. Keluarga tidak bisa mengambil secara langsung tanpa melalui ketua komunitas.

6.        Santunan diberikan sebesar 50% (Rp. 1.400.000,-) bagi umat yang menjadi anggota Santo Yosef kurang dari 6 bulan. Setelah 6 bulan menjadi anggota, santunan diberikan secara penuh (Rp. 2.800.000,-).

7.        Ada potongan pemakaian fasilitas dan pelayanan Santo Yosef bagi anggota.

8.        Ketentuan lain dapat dibaca dari Buku Pedoman Pelayanan dan Keanggotaan Santo Yosef yang telah dibagikan melalui ketua komunitas masing-masing.

 

SEKRETARIAT PAROKI

        Mulai 1 November 2008 kegiatan sekretariat paroki sudah bisa kembali berjalan normal setelah beberapa lama mengalami kekosongan.

      Salah seorang umat dari komunitas Gregorius yakni Ibu Caecilia Mariasti Prihandini atau biasa dipanggil ibu Sisil atau ibu Lia, secara resmi mulai bekerja sebagai sekretaris paroki. Pelayanan kesekretariatan untuk saat ini ditetapkan dengan jadwal sbb:

Selasa s.d. Jumat : jam 08.00 – 13.30 WITA

Sabtu     : jam 12.00 – 20.00 WITA

Minggu : jam 08.30 – 13.00 WITA

Senin     : libur

         Istri dari Bp. Daru ini sebelumnya telah menangani kesekretariatan di Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus – Veteran selama hampir 1 tahun.

Sekarang tidak perlu ragu untuk meminta bantuan administrasi umat karena dengan senang hati ibu Sisil akan membantu kita! (zo)

 

DOA ROSARIO DI GUA MARIA KELAYAN BERSAMA Mgr. Emeritus FX. PRAJASUTA, MSF


       Bertepatan dengan tugas komunitas Matias untuk memimpin doa rosario di gua Maria, wilayah Theresia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan pertemuan umat  wilayah Theresia setelah doa rosario. Mgr. FX Prajasuta, MSF berkenan hadir pada acara yang dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Oktober 2008.

         Doa rosario yang dihadiri oleh sekitar 130 orang dan dilaksanakan pada pukul 20.00 – 20.30 WITA tersebut dipimpin oleh Bp. Budi Prayitno dari komunitas Matias dan ditutup dengan berkat dari Mgr. FX Prajasuta, MSF. Setelah doa rosario, acara berpindah ke depan gua. Di bawah rintik hujan, Bp. Andreas Sunarko selaku ketua wilayah Theresia menyampaikan bahwa pertemuan pada malam itu bertujuan untuk menjalin keakraban antar komunitas di wilayah Theresia dan umat lain yang hadir pada malam tersebut sekaligus untuk membagi hadiah lomba 17-an.

           Sambil membuka dan membagikan hadiah lomba, seluruh umat menikmati hidangan yang disediakan secara spontan oleh keluarga-keluarga di wilayah Theresia berupa bakso, kue, gorengan, pangsit, amplang, dan minuman. Dengan mengajak KOMKA, romo Allparis bergabung dalam acara tersebut setelah memberikan pelayanan misa di komunitas. Mgr. FX Prajasuta, MSF menyatakan kegembiraannya terhadap acara yang berlangsung dengan santai dan penuh keakraban ini. (smr)

 

ME ENRICHMENT: MEMBANGUN KESETIAAN


Dalam kondisi dunia yang begitu variatif, inovatif dan penuh tekanan seperti sekarang ini sangat diperlukan sekali pilar-pilar ataupun pagar-pagar serta bumbu-bumbu perkawinan yang dapat tetap membuat rumah tangga kita tetap harmonis bahkan menjadi lebih harmonis. Perselingkuhan banyak terjadi akibat kurangnya komunikasi yang berkualitas antara pasangan suami istri, bahkan tidak adanya komunikasi yang baik antara suami dan istri. Sedangkan diluar sana ??? banyak sekali tawaran komunikasi ataupun visualisasi yang aduhai luar biasa menariknya.

Enrichment dengan tema “Membangun Kesetiaan” telah dilaksanakan pada tanggal 15 – 16 Nopember 2008 lalu di Wisma Sikhar Banjarbaru dengan bimbingan Tim ME dari Jakarta ( Pasutri Elly – Rusli ) & Romo Liu Fut Khin, MSF. Dari total peserta 31 Pasutri terdapat 2 Pasutri dari Jakarta, 9 pasutri dari paroki kelayan yaitu Pasutri Kim-Irsan, Siaw siaw - Gunadi, Siche-Martin, Afa-Sekcam, Yuni-Asun Yaya-Iyu, Tari-Nano, Noni-Acong dan Ninik-Pram serta sisanya pasutri dari wilayah Banjarmasin dan Banjarbaru.

 Dalam Enrichment tersebut, Pasutri Elly-Rusli menjelaskan mengenai Marital Golden Rule yaitu Lukas 6 : 31, “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Penuhi kebutuhan pasanganmu seperti kamu menginginkan pasanganmu memenuhi kebutuhanmu). 

Enrichment ini membuat kita makin mengerti akan arti dan menyadari akan prioritas yang diinginkan oleh pasangan kita. Manakah yang lebih diprioritaskan oleh pasangan kita ? Affection, Conversation, Honesty & Openness, Financial Support, Family Commitment, Sexual Fulfilment, Recreational Companionship, Attractive of Spouse, Domestic Support ataukah Admiration ? Nah… untuk lebih mengetahui dan mengenal pasangan kita dengan baik, marilah kita menyempatkan diri dan menyediakan waktu untuk mengikuti kegiatan-kegiatan ME yang akan datang.  (Maria Roesli)

  

 

21 November 2008

Tunas Gereja: MISA ANAK-ANAK SEKAMI BERSAMA BAPAK USKUP


Adik-adik tunas gereja, apakah kalian hadir dalam misa anak-anak Sekami bersama Mgr Petrus Timang? Berikut ini liputannya.

          Bertempat di Sasana Sehati, ratusan anak Sekami dari paroki Katedral, Veteran, Kelayan dan Banjarbaru berkumpul untuk merayakan perayaan ekaristi bersama Mgr Petrus Timang pada tanggal 16 November 2008 pukul 10.00 Wita. Semua anak datang dengan wajah sukaria. Romo Supri mendampiri Bapak Uskup memimpin perayaan ekaristi yang mengambil tema, “Mari kita tinggal dalam kasih Allah agar kita memiliki hidup kekal dan kasih yang berkelimpahan.” Hadir juga dalam perayaan tersebut, Bapak Uskup Emeritus keuskupan Banjarmasin, Mgr FX Prajasuta MSF dan pastor paroki Katedral, romo Katijanarso, CM.

Penari-penari mendahului perarakan misdinar, lektor dan pastor mengawali perayaan ekaristi dengan iringan lagu “Semua Bunga Ikut Bernyanyi” yang dibawakan dengan merdu oleh koor dari Sekami Banjarbaru.

         Bacaan pada perayaan ekaristi diambil dari 1 Kor 13:1-8,13 dan 1 Yoh 4:7-21. Bacaan Injil dari Matius 25:14-20. Mgr Timang memulai homilinya dengan mengajak anak-anak bernyanyi “Dengar Dia panggil nama saya.” Setelah mengabsen dari mana saja anak-anak yang hadir saat itu, selanjutnya beliau menguraikan bacaan pertama. Bacaan pertama berbicara tentang kasih, kata Bapak Uskup, “Sekalipun aku secantik Agnes Monica, tanpa kasih aku adalah nol. Sekalipun aku pintar nyanyi seperti Delon, tanpa kasih aku adalah nol. Demikian juga biarpun aku juara olimpiade sains, kalau aku tidak memiliki kasih aku adalah nol!” Anak-anak Katolik di keuskupan Banjarmasin harus yakin bahwa Yesus selalu bersama kita. Sebagai anak-anak Katolik kita harus jadi yang paling unggul, tidak harus jadi juara olimpiade, melainkan unggul dalam hal kasih.

         Anak-anak harus jadi sahabat Yesus yang setia berdoa dan membaca Kitab Suci. Sepanjang hari kita hendaknya menunjukkan tanda bahwa kita unggul dalam kasih. Bangun pagi bukan HP yang kita pegang, melainkan berdoa dulu. Selanjutnya selalu senyum pada orang lain sehingga orang lain menerima senyum dari surga melalui kita. Di antara anak-anak Katolik jangan ada yang menjadi “WTS” atau “Wajah Tanpa Senyum” sebagai tanda bahwa Yesus mengasihi kita. Setelah belajar dan sebelum mengakhiri hari-hari kita atau sebelum tidur, kita juga harus berdoa.

        Setelah perayaan ekaristi selesai, acara dilanjutnya dengan hiburan berupa pentas seni yang dibawakan oleh anak-anak Sekami dari 4 paroki. Ada yang menari, menyanyi dan koor. Tak ketinggalan grup band Melodius ikut memerihkan acara tersebut. Semua larut dalam sukacita dan kegembiraan. Bahkan Mgr Piet Timang, Mgr FX Prajasuta, romo Supri dan romo Katijan ikut didaulat menari di atas panggung bersama anak-anak Sekami dari paroki Katedral.

        Pukul 13.00 seluruh rangkaian acara diakhiri setelah sebelumnya anak-anak menyantap makan siang yang dibagikan. (smr)