20 Oktober 2008

DARI PASTOR PAROKI

     Saudara- saudara terkasih, puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang telah berkenan mendampingi kita, sehingga kita telah bersama-sama, bahu-membahu membangun Gua Maria yang baru.

     Terima kasih kepada seluruh umat, para donatur, baik yang tertulis namanya maupun tidak mau ditulis namanya, semoga sumbangan anda membawa berkat bagi anda dan kita semua.Terima kasih kami ucapkan kepada Dewan Paroki, teristimewa Seksi Pembangunan yang telah memberi perhatian dalam pembangunan tersebut. Terima kasih kepada Panita peresmian secara keseluruhan, yang telah teribat secara total, sehingga acara peresmian berlangsung dengan sangat baik. Terima kasih untuk kaum muda, baik Komka maupun Remaka yang telah banyak membantu acara peresmian sehingga peresmian semakin semarak. Tanggal 7 Oktober 2008, Gua Maria telah diresmikan oleh Mgr. FX. Prajasuta MSF, bertepatan dengan Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario. Kita semua berharap agar Gua Maria tersebut digunakan untuk berdoa bersama Bunda Maria. Ke depan, harapannya, setiap keluarga dapat meluangkan waktu untuk berdoa rosario di Gua Maria yang baru secara bergiliran sehingga fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh dan sebaik mungkin karena kita bukan hanya membangun tapi memelihara dan memfaatkannya. Tentu saja bukan hanya doa sekedar doa, tapi doa yang sungguh berdaya guna untuk anda, kita semua, dan kemuliaan Tuhan. Proficiat!

RANGKAIAN KEGIATAN PEMBERKATAN GUA MARIA




Doa Novena 3X Salam Maria


 

 
          Dengan kesadaran bahwa kelancaran acara pemberkatan Gua Maria tergantung sepenuhnya pada kemurahan Tuhan maka umat Paroki Santa Perawan Maria mendasari permohonannya dengan Doa Novena 3X Salam Maria – Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda. Novena ini didoakan 9 hari berturut-turut, dari tanggal 28 September 2008 sampai 6 Oktober 2008, baik secara pribadi, keluarga, bersama-sama dalam komunitas maupun di dalam misa harian paroki. Akhirnya Doa Novena 3 x Salam Maria yang dilandasi kebersamaan, kerendahan hati dan kepasrahan kepada penyelenggaraan Tuhan mendapatkan kepenuhan! Acara pemberkatan Gua Maria tanggal 7 Oktober 2008 dapat 

berjalan dengan lancar. Bagaimana liku-liku persiapan dan jalannya pemberkatan Gua Maria?

Persiapan Perayaan Ekaristi Pemberkatan Gua

         

Pemberkatan Gua Maria dipersiapkan kurang dari satu bulan. Masa persiapan tersebut berjalan di tengah-tengah “aruh ganal” persiapan tahbisan Uskup Banjarmasin. Rapat pembentukan panitia dan kelengkapannya dilaksanakan tgl 11 September 2008. Ibu Gaby Siantori ditunjuk sebagai Ketua Panitia, panitia inti dipercayakan kepada Legio Maria Paroki, didukung oleh seksi terkait dan beberapa umat yang ditunjuk.

          Kegiatan dikelompokkan dalam penyiapan petugas dan kelengkapan liturgi, penyiapan tempat Perayaan Ekaristi di depan Gua Maria dan dekorasi,  penyiapan agape

 dan ramah tamah.

         Minggu terakhir di bulan September, ketua-ketua komunitas telah menerima kupon agape untuk dibagikan ke warganya. Kupon yang 

diberikan telah disesuaikan dengan jumlah warga masing-masing komunitas. Pada rapat persiapan pemberkatan Gua Maria yang terakhir pada hari Senin, 29 September 2008, ketua komunitas telah melaporkan jumlah kupon yang terjual. Dari data yang masuk ternyata sekitar 1700 kupon terjual. Dengan asumsi bahwa umat yang mengambil kupon pasti datang saat acara pemberkatan Gua Maria dan satu orang mendapatkan 1 kupon, diperkirakan umat yang hadir nanti sekitar 2000 orang termasuk biarawan-biarawati. Wow!

         Hari Minggu tanggal 5 oktober 2008 jam 15.30 WITA diadakan latihan pembawa patung Bunda Maria, petugas persembahan dan kolekte, lektor, pemazmur serta misdinar di muka Gua Maria yang akan diberkati. Meskipun saat itu turun hujan lebat, para petugas tetap hadir untuk berlatih. Bahkan semua misdinar yang ditunjuk datang ke tempat latihan tepat pada waktunya. Namun demikian latihan dimulai menunggu hujan reda sekitar pukul 16.30 WITA.

   Menjelang acara pemberkatan Gua, panitia sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Membuat teks misa, memesan makanan, mempersiapkan dekorasi, latihan koor, dsb. Sejak hari Minggu, 5 Oktober 2008 beberapa umat dan KOMKA  membersihkan tempat perayaan ekaristi di muka Gua Maria. Tak kalah sibuk adalah umat wilayah Lucia yang pada malam hari sebelum acara pemberkatan Gua Maria membuat d

ekorasi dari janur. Sementara itu KOMKA membantu menyiapkan perlengkapan acara pemberkatan. Suatu kerjasama dan persaudaraan yang patut diacungi jempol!

Perayaan Ekaristi Pemberkatan Gua Maria

        Cuaca cerah sejak hari Senin, 6 Oktober 2008 membuat lega seluruh umat paroki karena ini berarti perayaan ekaristi dapat dilakukan di muka Gua. Panggung untuk altar mulai dipersiapkan, dekorasi dibuat, terpal dan karpet dihampar, tata suara dan lampu pun mulai  dirangkai hingga hari Selasa 7 Oktober 2008 pukul 18.00 WITA Doa rosario yang mendahului 

perayaan ekaristi pemberkatan gua dapat dimulai tepat pada waktunya.

     Perarakan patung Bunda Maria yang dibawa dengan tandu oleh 7 ketua wilayah dan ketua I dewan paroki, diikuti rombongan imam dan uskup Banjarmasin, Mgr. FX Prajasuta, MSF, beserta lektor dan pemazmur dari pendopo Santo Yosef menuju Gua Maria yang akan diberkati mengawali perayaan ekaristi pemberkatan Gua Maria paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda. Sementara perarakan berlangsung, PSP Serafim dan umat mengidungkan lagu “Ave-Ave” dengan memegang lilin yang menyala di tangan masing-masing.

           Perayaan ekaristi tersebut dilaksanakan bertepatan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria Ratu Rosari, 7 Oktober 2008 dengan dipimpin oleh Mgr. FX Prajasuta, MSF sebagai konselebran utama didampingi oleh romo Ignatius Allparis Freeanggono, Pr dan romo Aloysius Lioe Fut Khin, MSF. Lebih dari 1,000 umat mengikuti perayaan ekaristi dengan duduk lesehan di atas karpet. Sementara itu para lansia duduk di kursi yang telah disediakan.

     Dalam homilinya Mgr. FX Prajasuta, MSF menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, bila anak-anak memerlukan sesuatu, maka yang menjadi tempat pelarian adalah ibunya. Demikian juga umat yang percaya pada Yesus, dalam kesusahan dan kebingungan, umat dapat datang pada ibu Maria. Itu adalah hal yang wajar, sangat baik dan alami, seperti juga anak yang datang pada ibunya bila memerlukan sesuatu. Kita mau menghormati Maria, bukan saja sebagai ibu yang mencintai dan menolong kita sebagai perantara pada Tuhan, tapi yang lebih penting dalam devosi pada Maria adalah kita semakin mengenal, mencintai dan setia pada Yesus serta bersemangat dalam mewartakan Yesus sehingga kita akan bangga dan bergembira menjadi murid-murid Yesus. Untuk sampai 

ke sana kita perlu mengenal ibu Maria secara lebih dekat.

     Devosi pada Maria ditandai dengan sikap hati untuk meneladan Maria. Meneladan Maria berarti berserah diri pada kehendak Tuhan dan sedia melaksanakan apa yang menjadi kehendak Tuhan karena percaya bahwa Allah memberikan yang terbaik bagi kita. Bila kita dengan iklas menyatakan, Fiat mihi secundum  Verbum  atau “Jadilah kehendak-Mu,” maka Tuhan akan memberikan kekuatan saat kita lemah, membangkitkan kita saat jatuh dan memberikan terang sehingga kita memiliki hati yang mengidungkan “Magnificat.”  Hanya manusia yang berserah diri pada Tuhan saja yang dapat memuliakan Tuhan seperti Bunda Maria.

Pada malam ini kita bersama-sama memohon berkat untuk Gua Maria St Maria YTTN. Ini berarti sebagai anak-anak kita datang pada ibu kita untuk meneladan dan berserah diri pada kehendak Allah sehingga dalam kehidupan yang penuh liku-liku ini kita tetap dapat mengidungkan Magnificat Anima mea Dominum. Orang yang sungguh-sungguh berdevosi pada Bunda Maria hidupnya ditandai dengan kegembiraan, ketabahan, penghiburan dan terang.

        Malam ini kita juga bersyukur atas Gua Maria St Maria YTTN yang baru selesai dibangun. Semoga dengan Gua Maria tersebut, umat khususnya umat paroki Kelayan makin mencintai Yesus dan makin dekat dengan Maria serta iman umat makin dikokohkan sehingga umat hidup sesuai martabat sebagai seorang yang telah diselamatkan oleh Yesus. Selanjutnya kita akan bersama-sama mohon berkat Tuhan bagi patung dan gua dan berharap dengan perantaraan Maria, umat dapat berdoa dengan penuh kasih pada Yesus serta menjadikan Maria sebagai ibu, pelindung dan teladan. Kita juga mohon pada Bunda Maria untuk menuntun dan membimbing umat agar makin cinta pada Yesus.

         Usai homili, Bapak Uskup memberkati patung Bunda Maria dan Gua Maria dan kemudian dilanjutkan dengan liturgi ekaristi.   

      Sebelum perayaan ekaristi ditutup, romo Allparis menyampaikan terima kasih kepada:

-    Semua umat paroki Santa Maria yang telah mendukung acara pada malam itu dan yang telah berdoa novena selama 9 hari berturut-turut.

-    Para Donatur

-    Dewan Paroki dan panitia Pemberkatan Gua yang dikoordinir oleh Legio Maria.

-    Bapak Uskup yang senantiasa mengingatkan umat paroki Santa Maria untuk peduli pada paroki-paroki mitra.

-    Pastor-pastor sebelumnya yang telah merencanakan pembangunan Gua Maria, yaitu: romo Darmo, romo Toro dan romo Greg. Malam ini romo Darmo dan romo Toro tidak dapat hadir dan titip salam untuk seluruh umat paroki.

-    Para petugas perayaan ekaristi, koor, putra putri altar.

      Selanjutnya, romo Allparis menyampaikan pesan dari romo Fut agar Gua Maria yang diberkati tsb dapat dipakai sungguh-sungguh oleh umat untuk berdoa.

Ramah Tamah dan Agape

     Setelah perayaan ekaristi, acara dilanjutkan dengan makan malam yang didahului dengan doa makan dipimpin oleh ibu Anna Trombine. Seluruh umat menyerbu stand makanan yang telah dipersiapkan. Sementara umat menikmati hidangan yang telah disediakan, band Melodius yang dimainkan oleh remaja paroki St Maria: Fani, Marsella, Fransiska, dkk dan dikoordinir oleh ibu Herlina menyanyikan beberapa buah lagu. Semua larut dalam suasana kegembiraan, ada yang berbincang serius, 

bercanda, tertawa, mendengarkan lagu yang dimainkan band Melodius dan beberapa umat menuju ke Gua Maria yang baru untuk berdoa maupun sekedar melihat-melihat. Sekitar pukul 9 malam, umat mulai pulang ke rumah masing-masing. Panitia, KOMKA dan beberapa umat pun membersihkan dan merapikan tempat perayaan ekaristi dan agape. (smr) 


LEGIO MARIA JUNIOR BERKUNJUNG KE PANTI JOMPO


         Menjelang hari Raya Idul Fitri, hari Selasa, 30 September 2008, 17 anak Legio Maria Junior dengan didampingi oleh romo Fut, romo Allparis, ketua Legio Maria paroki Kelayan serta beberapa orang tua mengadakan acara kunjungan ke Panti Jompo “Suaka Kasih” di Bati-Bati. Acara ini direncanakan secara spontan, tanpa persiapan yang panjang, 

hanya 2 hari sebelumnya. Dengan menggunakan 5 buah mobil, rombongan berangkat pada pukul 08.00 WITA dari gereja Kelayan.

Permainan di pertemuan Remaka

 
           Di Panti Jompo, suasana terasa sangat tenang, udara segar, lingkungan bersih dan nyaman. Saat itu oma dan opa sedang diperiksa kesehatannya oleh suster Putri Kasih. Mereka menyambut rombongan dengan sukacita. Beberapa anak terlibat percakapan dengan oma dan opa serta berfoto bersama dan sebagian lagi berjalan-jalan menikmati komplek panti jompo yang luas dan terlihat asri itu.

          Sekitar pukul 10.00 WITA rombongan meninggalkan Panti Jompo dan menuju ke Pantai Batakan untuk bermain dan menyantap makanan yang dimasak oleh ibu Lisa dan mama Ricky.  (smr)

REMAJA KATOLIK


Tanggal 21 September 2008, Remaja Katolik atau Remaka yang dibimbing oleh ibu Anna Trombine dan ibu Nanik telah memulai pertemuan perdana. Sekitar 30 anak-anak kelas 2 SMP sampai dengan 3 SMA berkumpul untuk mengikuti pertemuan. Ternyata kegiatan disambut dengan antusias, apalagi diisi dengan permainan-permainan yang menarik.Potongan-potongan balok dimanfaatkan untuk beradu kreativitas dan kepandaian antar kelompok. Seru dan heboh deh! Tak pelak lagi mereka pun sepakat bertemu setiap 2 minggu sekali setelah misa Minggu pagi.

Pada pertemuan kedua, 5 Oktober 2008, dibentuk kepengurusan Remaka sbb:

Ketua : Bernardus Ekki

Wakil ketua: Melissa

Sekretaris : Erni

Bendahara : Christian Hariyanto

Selamat untuk para pengurus!

Acara-acara selanjutnya dibuat atas kesepakatan bersama. Direncanakan akan diadakan acara diskusi, kunjungan ke peternakan, permainan, dan banyak lagi acara-acara menarik. Ayo kalian yang duduk di kelas 2 SMP sampai 3 SMA silakan bergabung di Remaka dan mengikuti pertemuan berikutnya. (smr)

PERAYAAN EKARISTI KELUARGA BULAN OKTOBER

Doa Rosario di komunitas

 
       Dalam agenda paroki, perayaan ekaristi keluarga bulan Oktober dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2008, dipimpin oleh romo Aloysius Lioe Fut Khin, MSF. Pada perayaan ekaristi tersebut dilaksanakan pembaharuan janji perkawinan dan mendoakan pasangan yang merayakan ulang tahun perkawinannya di bulan Oktober 2008, yaitu pasangan Kim-Irsan, Suzi-Limcu, Ninik-Pramono, Lucy-Kengsun, Irma-Asiang, Ipek-Kiki, Yos-Yuni.

       Dalam homilinya, romo Fut mengambil dari bacaan Injil pada hari itu yaitu dari Lukas 11:15-26, “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa. Dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah pasti runtuh.” Dalam kondisi dunia saat ini, setiap orang memerlukan kepekaan hati untuk melihat karya Tuhan sekaligus untuk dapat membedakan mana yang berasal dari Tuhan dan mana yang berasal dari setan, karena kekuatan Tuhan dan kekuatan iblis seakan-akan berlomba-lomba mencari pengikut sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu setiap orang terutama keluarga-keluarga harus berhati-hati agar jangan sampai masuk dalam kuasa iblis, melalui kesenangan yang sifatnya instan namun semu lewat perselingkuhan, narkoba, perjudian dan perceraian yang semuanya itu ingn menjauhkan manusia dari Tuhan. Iblis berusaha menghancurkan keluarga-keluarga agar tidak layak dan pantas menerima komuni suci.

     Yesus menawarkan pilihan yang tegas, mengikuti Yesus atau memilih iblis dengan segala kesenangannya yang membinasakan. Yesus ingin setiap pribadi terutama keluarga-keluarga setia bersama-Nya, baik dalam hidup doa, membaca Kitab Suci, berdoa rosario, merayakan Ekaristi Kudus, mendengarkan dan melaksanakan Firman Tuhan sehingga setiap orang khususnya keluarga-keluarga patut mensyukuri kesempatan yang diberikan Tuhan untuk bersama-sama mendalami perayaan ekaristi.

        Perayaan ekaristi keluarga untuk bulan November mendatang akan dilaksanakan pada hari Jumat, 14 November 2008 pukul 18.00 WITA. Sangat diharapkan umat yang merayakan ulang tahun perkawinanannya pada bulan November dapat mendaftar untuk didoakan pada perayaan ekaristi keluarga. (Siauw2)

19 Oktober 2008

DEVOSI PADA BUNDA MARIA

Devosi, apa itu?

Devosi merupakan praktek pengungkapan iman umat yang spontan, mudah diterima, dipahami dan dipraktekkan. Devosi dapat dibawakan secara pribadi maupun bersama-sama dalam suatu kelompok. Walaupun bukan merupakan liturgi res

mi, devosi diterima dan diakui Gereja. Seringkali devosi lebih dapat dihayati umat sebagai sesuatu yang memenuhi kebutuhan afeksi, emosi dan kerinduan hati.

Gereja membedakan antara penyembahan (Latria) yang hanya dibaktikan kepada Allah saja dan penghormatan (Dulia) yang dihaturkan kepada orang-orang kudus. Devosi kepada orang-orang kudus termasuk penghormatan dan bukan penyembahan.

Mengapa Berdevosi kepada Bunda Maria?

”Jika aku berdoa mengapa repot-repot melalui Maria, toh aku bisa berdoa langsung kepada Yesus?” Dalam iman Katolik, devosi merupakan sesuatu yang khas. Maria mendapat tempat khusus dalam gereja karena perannya yang amat istimewa dalam karya penyelamatan manusia.























 
Devosi kepada Bunda Maria, Bunda Yesus, merupakan perkembangan dari devosi kepada orang kudus. Devosi kepada orang kudus harus selalu diarahkan kepada Allah. Sasaran devosi bukan para kudus, melainkan Allah, karena Allah sendirilah yang bekerja dalam diri mereka. Oleh sebab itu, devosi kepada Bunda Maria dirumuskan Gereja sebagai “Per Mariam Ad Christus",  melalui Maria sampai kepada Kristus. Artinya, cinta saya kepada Maria, haruslah menghantar saya untuk memperdalam cinta saya kepada Yesus Kristus.

Berdevosi pada Bunda Maria melebihi penghormatan kepada para malaikat dan orang kudus lainnya. Nilai devosi itu terletak pada martabat Maria sebagai wanita terberkati, Bunda Yesus Allah, Rasul pertama dan utama dalam Gereja Kristus serta Bunda Umat Beriman.

Bagaimana berdevosi pada Bunda Maria?

Meneladan iman Maria dan mencontoh ketaatannya dalam mengabdi kepada Tuhan dan sesama merupakan wujud nyata hormat bakti kita pada Santa Maria. Devosi pada Bunda Maria merupakan suatu penghayatan iman yang tetap relevan sampai sekarang. Gereja pun memberikan peluang untuk berdevosi pada Bunda Maria. Sepanjang Tahun Liturgi ada waktu-waktu khusus untuk pesta Santa Perawan Maria, seperti: Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosari (7 Okt), Hari Raya

 Santa Perawan Maria Bunda Allah (1 Jan), Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda (8 Des), dst. Terlebih lagi selama bulan Mei (bulan Maria) dan bulan Oktober (bulan Ratu Rosario), kita umat Katolik selalu mengaktualisasikan devosi yang luar biasa pada Bunda Maria dengan berdoa Rosario.

Apa kata mereka yang berdevosi pada Bunda Maria?

   Legio Maria merupakan suatu kelompok yang sangat menghormati dan memiliki semangat Santa Maria. Reza, Christian H, Maria, Alex yang sudah beberapa saat bergabung dalam Legio Maria Junior – Paroki St. Maria, memiliki alasan 

yang hampir sama mengapa mereka bergabung dalam Legio Maria, yaitu dengan setiap kali mendaraskan doa-doa, mereka merasa lebih dekat dengan Tuhan. Di samping itu, mereka mengaku mendapatkan banyak teman di kelompok tsb.

       Sementara itu Ibu Anastasia Pang, salah seorang legioner dewasa menyatakan bahwa dengan berdevosi pada Bunda Maria, kita dapat meneladan Bunda Maria yang senantiasa berserah diri pada kehendak Allah, ”Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” Ibu Anastasia yakin bahwa permohonan kita melalui Bunda Maria didengar oleh Allah dan Allah akan memberikan apa yang pantas bagi kita. Ditanya alasan mengapa mengikuti legio Maria, Ibu Anastasia menerangkan bahwa dengan mengikuti legio, dia tidak merasa sendiri karena dimanapun berada dia selalu berjumpa dengan para legioner.

 Meningkatkan Kehidupan Doa Keluarga dan Devosi kepada Bunda Maria di Komunitas

         

Berawal dari pernyataan romo Fut dalam pertemuan pertama pembekalan pemimpin Ibadat Sabda, ”Saya heran dengan umat paroki ini. Parokinya saja berlindung pada Santa Maria, tapi kok pada bulan Maria dan bulan Rosario saja, umat yang hadir untuk berdoa rosario di Gua Maria sedikit. Saya kira itu karena umat berdoa di komunitasnya masing-masing, tapi ternyata tidak juga!” Pernyataan ini menggugah beberapa umat di komunitas Matias yang saat itu mengikuti pembekalan untuk meningkatkan kehidupan doa dalam keluarga dan Devosi kepada Bunda Maria paling tidak sepanjang bulan Rosario. Maka pada bulan Oktober ini di komunitas Matias dilaksanakan Doa Rosario Harian dari rumah ke rumah. Kegiatan yang baru pertama kalinya dilaksanakan di komunitas ini ternyata disambut dengan antusias oleh warga komunitas Matias dengan kehadiran warga yang mencapai 30-40 orang setiap kali pertemuan.

Di akhir bulan September lalu, telah diedarkan surat pemberitahuan teknis, jadwal dan tempat pelaksanaan doa rosario. Doa rosario dilaksanakan setiap hari Senin – Jumat mulai pukul 19.00 WITA dan hari Sabtu – Minggu pukul 20.00 WITA. Waktu doa sekitar 30 menit. Tuan rumah bertindak sebagai pemimpin doa rosario dan lagu, sehingga acara dapat dilaksanakan tepat pada waktunya. Pada saat komunitas Matias dan komunitas-komunitas lain di wilayah Theresia mendapat tugas memimpin doa rosario di Gua Maria paroki Kelayan, maka doa rosario di komunitas ditiadakan untuk berdoa bersama di Gua Maria. (smr)

LOMBA CERDAS CERMAT KITAB SUCI ANTAR WILAYAH



       


 








Dalam rangka memeriahkan Tahun Paulus, dengan mengambil tema Bulan Kitab Suci Nasional 2008 ”Paulus: Sukacita Rasul Kristus,” maka digelar acara Lomba Cerdas Cermat Kitab Suci Antar Wilayah yang dilaksanakan pada hari Minggu, 5 Oktober 2008 di Aula Syalom pukul 10.00 – 12.00 WITA. Lomba yang diikuti oleh 6 Wilayah ini bertujuan mengenal lebih dekat semangat rasul Paulus dalam mewartakan Injil serta mengajak umat untuk lebih mencintai Kitab Suci.

Suasana Agape

 
         Sebagai salah satu agenda program kerja KOMKA, acara tersebut telah dipersiapkan secara menarik dengan dukungan 2 LCD untuk menayangkan pertanyaan-pertanyaan yang dilempar kepada peserta dan untuk memonitor waktu. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkisar kisah rasul Paulus dan surat-surat yang ditulisnya serta bahan-bahan seputar Bulan Kitab Suci Nasional 2008. Lomba tersebut terbagi dalam 3 babak. Babak I adalah pertanyaan untuk masing-masing individu dalam kelompok. Babak II adalah pertanyaan untuk kelompok dan yang terakhir adalah pertanyaan rebutan.

          Setelah pertanyaan demi pertanyaan diajukan, akhirnya diperoleh pemenang sbb:

Juara I : Wilayah Anna

Juara II : Wilayah Lucia

Juara III : Wilayah Sisilia

Pemenang Lomba

 
        Sebelum acara ditutup dengan pembagian hadiah pada pemenang lomba, selaku ketua Dewan Juri, Bp. Anton DN menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas partisipasi peserta lomba Cerdas Cermat dan kepada KOMKA Santa Maria sebagai pelaksana acara lomba. Melihat pencapaian nilai yang diperoleh masing-masing peserta, dihimbau umat lebih tekun dalam membaca dan menggeluti Kitab Suci.

      Errie dan Rachel sebagai peserta dari wilayah Anna mengaku enjoy dengan acara lomba tersebut, apabila kelompoknya menjadi juara I. Sementara itu Pak Narko sebagai peserta dari wilayah Theresia menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sulit untuk dijawab karena kelompoknya harus bertanding tanpa persiapan sebelumnya. Secara keseluruhan acara berlangsung lancar. Bravo Komka!(smr)

Persiapan Tahbisan Uskup: TAMU DARI PAROKI MITRA

        Sehubungan dengan kedatangan umat Katolik dari berbagai daerah untuk mengikuti Tahbisan Uskup pada tanggal 26 Oktober 2008 nanti, paroki Kelayan mendapat “jatah” untuk menampung umat dari paroki mitra, dalam hal ini umat dari paroki  Batulicin dan Kotabaru, berikut 6 biarawati beserta 3 imam. Umat yang akan menginap di paroki Kelayan sekitar 100 orang, yang datang dalam 3 kloter, yaitu pada Jumat malam, Sabtu sore serta Minggu pagi. Mereka akan ditempatkan di aula dan ruang kelas SD Santa Maria, dan akan diberikan konsumsi, alas tidur dan bantal selama menginap di sana.

         Untuk pengaturan kedatangan umat dari Batulicin dan Kotabaru tersebut, maka pada tanggal 14 Oktober 2008, setelah evaluasi acara pemberkatan Gua Maria, dibentuk panitia kecil untuk pengaturan tamu-tamu. Sebagai koordinator ditunjuk Ibu Ida dan Ibu Murba, dengan dibantu ibu-ibu PKP dalam penyediaan konsumsi, Bp. Keng Beng di perlengkapan, Ibu Melania yang bertanggung jawab dalam menyediakan transportasi dari SD santa Maria sampai ke tempat pelaksanaan tahbisan (Gedung Sultan Suriansyah), Suster Anna Maria yang akan mengatur tempat dan akomodasi. (smr)

PEMBEKALAN PEMIMPIN IBADAT : Mempersiapkan Renungan

Melanjutkan rangkaian Pembekalan Pemimpin Ibadat Komunitas yang telah dilakukan pada bulan Agustus yang lalu, pada hari Senin, tanggal 6 Oktober 2008 pukul 20.00 – 21.30 WITA di pendopo Santo Yosef diselenggarakan pembekalan lanjutan yang dipimpin oleh romo Aloysius Lioe Fut Khin, MSF. Pembekalan kali ini dikhususkan pada teknik mempersiapkan renungan. Keduapuluh dua peserta yang berasal dari 14 komunitas langsung diajak praktek cara mempersiapkan renungan yang diambil dari bacaan Injil hari itu, yaitu dari Lukas 10:25-37 mengenai “Orang Samaria yang Murah Hati” yang kemudian dilanjutkan dengan bacaan Injil keesokan harinya, yaitu dari Lukas 10:38-42 mengenai “Maria dan Marta.” Sambil praktek, romo Fut menekankan bahwa dalam membawakan renungan atau kotbah, kita mewartakan kabar gembira dari Tuhan. Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan renungan adalah:

  1. Doa, memohon bimbingan Tuhan.
  2. Membaca secara keseluruhan bacaan yang akan dibawakan dalam renungan.
  3. Membaca bacaan dengan lebih cermat dan lebih mendalam
  4. Membuat pertanyaan untuk hal-hal yang tidak dimengerti, seperti: apa maksud peristiwa tsb, mengapa terjadi demikian, bagaimana hal tsb terjadi, dsb.
  5. Merenungkan apa yang menarik dari bacaan tersebut, bisa berupa ayat, pesan, peristiwa, dll.
  6. Kembangkan ide atau hal-hal menarik dengan ayat-ayat lain yang mendukung, bisa juga ditambahkan cerita, sharing, contoh nyata, dsb.

Ternyata mempersiapkan renungan tidak sulit! Pembekalan berikutnya akan diadakan pada hari Senin, 3 November 2008 dengan diawali renungan atau kotbah yang dipimpin oleh perwakilan dari wilayah Bernadeth. (smr)

Jejak Langkah Paroki





Pastor Paroki pertama, Pastor A. Janmaat, MSF (+) dan kedua, Pastor P. Schoone, MSF (x) bersama Bruder MTB di depan Gereja Kelayan tempo doeloe.