03 September 2008

SERBA SERBI 2

SELAMAT BERKARYA DI TEMPAT BARU FRATER FLOR!

Sabtu, 9 Agustus 2008, Frater Florentinus Halawa, CMM, pimpinan Komunitas Frateran CMM Banjarmasin telah berangkat menuju Medan untuk pindah ke tempat tugas yang baru. Selain sebagai pimpinan komunitas Frateran CMM, Frater Flor melayani umat paroki Kelayan sebagai Ketua Seksi Pendalaman Iman yang saat ini digantikan oleh Frater Anton, CMM. Di keuskupan Banjarmasin, beliau menjalankan pelayanan di bidang Pendidikan. Lokasi tugas baru Frater Flor adalah Komunitas Baligee di kawasan Danau Toba dan masih tetap berkecimpung di dunia pendidikan/sekolah. Frater Flor menitip salam dan doa untuk umat Paroki kelayan serta ucapan terima kasih atas kebersamaan yang telah dialami selama ini. Selamat jalan dan selamat bertugas Fr. Flor! (zo)

SERBA SERBI

PENYULUHAN DAN PELATIHAN ANTI NARKOBA

Training of Trainer

Mengingat maraknya penyalahgunaan narkoba dan banyaknya korban yang jatuh serta masa depan yang terenggut, maka Komunitas St. Petrus Jakarta berkerjasama dengan Seksi Sosial Dewan Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Veteran dan Komisi Kepemudaan Keuskupan Banjarmasin mengadakan Penyuluhan dan Pelatihan tentang bahaya narkoba serta dampak yang ditimbulkan. Kegiatan penyuluhan dan kampanye anti narkoba dilakukan berdasarkan kategori usia, yaitu untuk remaja SMP, remaja SMA, kaum muda dan orang tua. Pelatihan yang diadakan meliputi Pelatihan Character Building bagi remaja dan Training on Trainer bagi dewasa/orang tua. Tujuan pelatihan ini adalah agar para peserta memiliki semangat untuk membagikan informasi tentang bahaya narkoba pada orang lain.
Lampu dan Lantai Gua Pelatihan Character Building diikuti oleh 26 remaja SMP dan SMA dari paroki Kelayan dan Veteran, sedangkan Training on Trainer diikuti oleh 26 orang dari paroki Kelayan, Veteran dan Katedral. Acara berlangsung secara menarik dengan banyak permainan dan praktek komunikasi, membangun harga diri dan pengambilan keputusan.

Salah seorang peserta Training on Trainer dari Paroki Kelayan, ibu Anniek Darmo, menyatakan bahwa pelatihan tersebut sangat berguna, sangat menarik serta sayang untuk dilewatkan. Peserta Character Building, anak-anak SMP dan SMA dari paroki Kelayan yang berjumlah 11 orang juga menyatakan bahwa kegiatan tersebut sangat menyenangkan dan bermanfaat untuk menolak narkoba di kalangan mereka.

Berita lainnya dapat dilihat juga di :
http://hope-komkepbanjarmasin.blogspot.com/

(smr)

SEPUTAR PAROKI 2

GUA MARIA:
Pengecatan gua telah dilaksanakan



Pintu Pagar Gua Gua Maria Kelayan saat ini telah memiliki warna baru coklat-hitam. Pengecatan gua telah dilaksanakan dan tanaman di atas gua yang telah ditanam pada bulan lalu telah tumbuh subur. Pintu gerbang kecil di depan gua telah dipasang. Saat ini sedang dikerjakan pagar pembatas komplek gua dan halaman SD Santa Maria.

Di dalam gua, lantai gua telah diselesaikan. Lampu-lampu di dalam gua telah dipasang pada langit-langit sebanyak 5 buah. (smr)

DIAKONIA 2

SEKSI SANTO YOSEPH: PELAYANAN SEPUTAR KEMATIAN

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Seksi Santo Yosep Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda Banjarmasin dan mutu pelayanan antar warga paroki maka pada tanggal 23 Juli 2008, pengurus Seksi St. Yosep dan Dewan Paroki inti mengadakan pertemuan untuk membahas Pedoman Pelayanan seputar kematian, iuran dan santunan St. Yosep yang diberlakukan mulai 18 Agustus 2008.
Pedoman pelayanan St. Yoseph

Pedoman pelayanan St. Yoseph mengatur syarat keanggotaan, hak dan kewajiban anggota serta pelayanan seputar kematian. Untuk menjadi anggota St. Yosef persyaratan yang harus dipenuhi adalah sbb:
- Umat yang berdomisili dan terdaftar sebagai warga komunitas di Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda Banjarmasin.
- Membayar iuran wajib sebesar minimal Rp. 5000 per keluarga per bulan. Diharapkan lebih untuk subsidiaritas dan solidaritas kepada warga umat yang kurang / tidak mampu.

Atas permintaan keluarga anggota, Persatuan Pelayanan Kematian St. Yoseph akan menyediakan pelayanan ibadat/misa arwah serta pengurusan peti jenazah beserta kelengkapannya, pengurusan tanah makam/krematorium, pengurusan ambulance, pemakaian Pendopo Santo Yosep termasuk penyediaan konsumsi, dan surat kematian dari instansi yang berwenang.

Iuran dan Santunan Anggota

Pertemuan tersebut juga menghasilkan Keputusan Dewan Paroki untuk iuran dan santunan bagi anggota St. yoseph Pada intinya setiap anggota diwajibkan membayar iuran per keluarga Rp 5.000,- per bulan dan bila terjadi kematian akan mendapatkan santunan per jiwa dalam keluarga tersebut sebesar Rp. 2,5 jt. Andaikan 1 keluarga hanya terdiri satu orang saja maka setelah membayar iuran selama 41 tahun 8 bulan jumlahnya sama dengan santunan yaitu RP 2,5 jt. Jika 1 keluarga ada 5 orang berarti 1 orang membayar Rp 1.000,-, maka iuran tersebut setara dengan menabung 208 tahun 4 bulan per orangnya. Sangat murah dan santunan yang didapat cukup untuk biaya pemakaman secara standard. Warga umat yang kurang / tidak mampu dapat meminta dispensasi iuran semampunya bahkan sama sekali gratis melalui Ketua Komunitas. Pertimbangan dispensasi paroki sepenuhnya mengandalkan informasi dari komunitas.

Iuran anggota Santo Yosep disetor ke Komunitas masing-masing dan komunitas akan membuat rekapitulasi Dana Santo Yosep Komunitas. Selanjutnya rekapitulasi dan dana/iuran disetor ke Bendahara Dewan Paroki setiap Minggu ke 2 dalam bulan. Bila terjadi kematian, maka santunan Santo Yosep sebesar Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) akan diserahkan kepada keluarga duka melalui Ketua Komunitas. (Anwar Y)

DIAKONIA

BANTUAN PANGAN DAN BANTUAN DANA

Program kerja Seksi Sosial Paroki telah dibahas bersama dengan Panitia Ad Hoc Rapat Kerja Dewan Paroki tahun 2008, salah satu program adalah pendataan warga yang memerlukan bantuan pangan dan bantuan dana pendidikan s/d SMA bagi warga yang sangat memerlukan bantuan dana pendidikan, dengan ketentuan sebagai berikut :
§ Prioritas solidaritas diberikan oleh umat dalam Komunitas
§ Jika Komunitas tidak mampu menangani, maka prioritas solidaritas ditingkatkan ke level Wilayah
§ Jika Wilayah tidak mampu juga menangani, maka prioritas solidaritas di tingkatkan ke level Paroki
Sedangkan bentuk bantuan adalah sbb:
§ Bantuan pangan diberikan dalam bentuk beras, minyak goreng, telur dan mie instant
§ Bantuan dana pendidikan diberikan dalam bentuk pembayaran sebagian dana pendidikan langsung ke sekolah
Komunitas/Wilayah yang mengelola bantuan/ sumbangan diharapkan untuk menginformasikan ke Seksi Sosial Paroki. (Anwar Y)

PEWARTAAN 3

Wilayah Anna praktek memimpin Ibadat sabdaPELATIHAN PEMIMPIN IBADAT SABDA KOMUNITAS

Pertemuan Bagian Pertama

Tanggal 11 Agustus 2008 bertempat di Pendopo St. Yosef telah dilaksanakan Pelatihan Pemimpin Ibadat Sabda Komunitas yang diikuti sekitar 60 orang utusan komunitas dan alumni Kursus Evangelisasi. Patut disyukuri dan dibanggakan bahwa dalam kegiatan ini seluruh komunitas telah terwakili keikutsertaannya, bahkan ada satu komunitas yang terwakili oleh 8 orang. Sebagian besar peserta mengaku bahwa kegiatan ini merupakan sesuatu yang baru dan sangat baik serta membantu dalam pelaksanaan ibadat Sabda di komunitas.

Kegiatan yang dibidani oleh Seksi Pendalaman Iman ini dipandu secara menarik oleh Romo Aloysius Lioe Fut Khin, MSF dan Frater Anton, CMM selaku Ketua Seksi Pendalaman Iman menggantikan Frater Flor, CMM yang pindah tugas ke Baligee.

Di awal pelatihan tersebut ditekankan oleh Romo Fut bahwa pemimpin ibadat sabda merupakan pewarta Yesus, Sang Sabda sehingga sebagai pemimpin ibadat sabda mereka hendaknya memiliki perikehidupan yang baik, rendah hati, berdedikasi tinggi serta memiliki kemampuan yang memadai. Selanjutnya secara bergantian romo Fut dan Frater Anton memberikan materi Tata Upacara Ibadat sabda, model-model renungan/khotbah serta skema-skema khotbah. Untuk lebih memperjelas materi yang disampaikan, maka direncanakan praktek memimpin ibadat pada pertemuan kedua pada tanggal 18 Agustus 2008. Saat itu diputuskan bahwa wakil dari wilayah Anna akan memulai untuk melaksanakan praktek memimpin ibadat.

Pertemuan Bagian Kedua

Tanggal 18 Agustus, Pelatihan Pemimpin Ibadat dimulai dengan Ibadat Sabda sekaligus praktek dari bahan yang telah diajarkan sebelumnya. Bp. Saibun sebagai pemimpin ibadat, Bp. Isyaias yang membawakan khotbah serta Ibu
Yuli sebagai pemimpin lagu merupakan wakil dari wilayah Anna untuk melakukan praktek pelatihan. Ibadat Sabda tersebut mengambil tema Syukur atas Kemerdekaan Indonesia.

Setelah Ibadat Sabda selesai, acara dilanjutkan dengan evaluasi yang dipimpin oleh Romo Fut. Meskipun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki namun pada umumnya para peserta menyatakan bahwa ibadat Sabda yang dibawakan oleh wakil dari Wilayah Anna tersebut menarik, dapat dimengerti, menolong dalam membina iman dan ada hal baru yang diterima oleh peserta. Waktu 10 menit untuk khotbah juga dianggap merupakan waktu yang pas, tidak terlalu panjang ataupun terlalu singkat. (smr)

PEWARTAAN 2

SOSIALISASI DAN PREPARASI AKHIR PEKAN ME ANGKATAN 25

Seminggu menjelang pelaksanaan Akhir Pekan ME (“Marriage Encounter”), tepatnya tanggal 27 Julis 2008 setelah misa Minggu pagi, bertempat di Aula Syalom telah dilaksanakan sosialisasi dan preparasi Akhir Pekan ME. Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 50 orang ini diagendakan Seksi Keluarga dalam usaha memasyarakatkan ME sebagai sebuah gerakan untuk meningkatkan kualitas relasi pasangan suami istri maupun biarawan/rohaniwan. Preparasi merupakan kegiatan persiapan pemantapan dari para calon peserta ME yang telah mendaftar.

Akhir Pekan ME angkatan 25 telah dilaksanakan pada tanggal 1-3 Agustus 2008 di Wisma Sikhar Banjarbaru dan diikuti oleh 13 pasangan suami istri (pasutri), 1 romo dan 1 Frater. Umat Paroki Kelayan yang ikut dalam akhir pekan tsb adalah pasutri Tari-Nano, Ratna-Anton, Wiwik-Bernad, Yaya-Iyu dan Frater Yos, CMM.

ME Distrik XIV Banjarmasin sampai saat ini telah menyelenggarakan Akhir Pekan ME sebanyak 25 angkatan. Sebagai Koordinator Distrik XIV Banjarmasin adalah Romo Aloysius Lioe Fut Khin MSF dan pasutri Yen Yen – Chang Hwa (Paroki Katedral). Pelaksanaan Akhir Pekan ME yang terdekat telah dijadwalkan pada tanggal 21-23 Nopember 2008. Diharapkan lebih banyak umat Paroki Kelayan dapat mengikuti kegiatan tsb. (zo)

PEWARTAAN

PERAYAAN EKARISTI KELUARGA BULAN AGUSTUS


“Dimulai hari ini, setiap hari Jumat jam 18.00 WITA pada minggu kedua dalam bulan tersebut dilaksanakan perayaan ekaristi keluarga di paroki Kelayan. Diharapkan seluruh umat dapat mengikuti bersama keluarga. Dalam perayaan ekaristi keluarga kita mendoakan pasangan yang merayakan Ulang Tahun perkawinannya di bulan tsb. Pada perayaan ekaristi kali ini yang mendaftar adalah pasangan Iin dan Erwan. Untuk bulan-bulan berikutnya diharapkan lebih banyak lagi pasangan yang mendaftar untuk didoakan.” Demikian disampaikan romo Aloysius Lioe Fut Khin, MSF pada awal misa keluarga yang dimulai bertepatan dengan Pesta Santo Dominikus, Imam pada tanggal 8 Agustus 2008. Perayaan ekaristi keluarga perdana yang dihadiri oleh sekitar 100 orang ini berlangsung seperti misa harian sore, namun setelah homili dilaksanakan pembaharuan janji perkawinan oleh pasangan yang merayakan ulang tahun perkawinannya dalam bulan Agustus, yaitu Iin dan Erwan.

Dalam homilinya romo Fut menyampai-kan bahwa dalam setiap kampanye Pemilu, para calon akan menjanjikan hal-hal baik bila memilih mereka. Namun dalam Injil pada hari itu yang diambil dari Matius 16:24-28, Yesus justru menyatakan bahwa kalau mengikut Dia, maka kita harus siap kehilangan nyawa. Dalam membangun keluarga, bila selama pacaran pasangan kita menjanjikan hal-hal yang muluk serta kemewahan saja, maka jangan mempercayai hal tersebut karena dalam janji perkawinan ada kesediaan untuk setia melalui jalan salib dan menjalani kehidupan bersama dalam suka dan duka. Semakin banyak cobaan dan tantangan yang dihadapi keluarga, maka cinta kasih sebagai suami, istri dan orang tua akan semakin teruji. Membangun keluarga adalah seperti bacaan Injil hari itu, yaitu bagaimana menjalani hidup dengan kesetiaan. Akhirnya romo Fut mengajak umat yang hadir untuk memohon pada Tuhan agar keluarga-keluarga diberkati Tuhan serta tabah menghadapi cobaan dan tantangan.

Perayaan ekaristi keluarga bulan September akan dilaksanakan pada hari Jumat pukul 18.00 WITA, tanggal 12 September 2008. Diharapkan umat yang merayakan ulang tahun perkawinannya di bulan September dapat mendaftar untuk didoakan pada perayaan ekaristi keluarga dengan mengisi formulir di pastoran atau menghungi seksi keluarga, yaitu pasangan Siauw Siauw dan Gunadi. (smr)

LITURGI

Putra-Putri Altar:
“Kami Juga Memeriahkan HUT Kemerdekaan Negeri Tercinta”





Suasana Pendopo St. Yoseph, Senin 18 Agustus 2008, sore itu hingar bingar oleh suara anak-anak putra putri altar. Saat itu tali plastik yang bergantungan kerupuk bergerak-gerak ditarik-tarik mulut peserta lomba. Frater Tommy CMM & Suster Sophia SFD memandu jalannya lomba. Romo Fut, mas Toto, serta beberapa orang tua ikut memberi semangat.




Kurang lebih 30 anak misdinar mengadu ketrampilan dalam berbagai lomba untuk sukacita peringatan kemerdekaan. Ada lomba kelereng sendok, memasukkan paku ke dalam botol, balap karung, dan joged balon berpasangan. Musik ceria dan sorak-sorai mereka untuk memberi semangat rekan-rekannya membuat gereja jadi meriah.



Pukul 5 sore acara ditutup dengan pembagian hadiah para juara lomba. “Aku seneng banget kalau ada kegiatan seperti ini,”begitu kata seorang misdinar walau dia tidak mendapat hadiah. Ibu Lisa dan ibu Elsa segera membagikan sate lontong melengkapi pesta kemerdekaan sore itu. (zo)

PROFIL

TOMMY RIBUAN:
“Kaum Muda adalah Masa Kini Gereja”

Di tengah kesibukannya bekerja dan kuliah di STIE Nasional Banjarmasin, Tommy Ribuan atau yang lebih akrab disapa dengan Tommy bersedia melayani lkaum muda sebagai ketua KOMKA periode 2008-2011. Pemuda berkulit putih yang mengidolakan rasul Paulus ini memandang dengan penuh optimis kehidupan yang dijalani sesuai motto hidupnya, “Hidup ini indah, bila kita tahu jalan mana yang benar”

Tommy dilahirkan di Banjarmasin pada tanggal 21 Pebruari 1988 dari pasangan Harijanto Widodo Ribuan dan Eva Valentina sebagai putra pertama dari 3 bersaudara yang semuanya laki-laki. Adiknya, Hendri adalah wakil ketua Komka Santa Maria periode 2008-2011. Ibunya, ibu Eva saat ini aktif sebagai pengurus Seksi PKP paroki dan komunitas Matias. Olah raga, chatting, browsing dan berorganisasi merupakan kegemarannya.

Pendidikan TK dan SD dijalaninya di TK/SD Santa Maria dan lulus tahun 2000, kemudian ia melanjutkan pendidikan ke SMPN 6 Banjarmasin. Setelah lulus tahun 2003, ia duduk di bangku SMAN 3 hingga lulus tahun 2006. Pemuda yang saat ini tinggal bersama orang tuanya di Jl. Nakula I No. 44 Komplek Bumi Pemurus Permai pernah menjadi anggota Paskibraka Kota Banjarmasin pada tahun 2004.

Menurutnya, kaum muda jangan hanya menjadi masa depan gereja, namun kaum muda hendaknya menjadi masa kini gereja. Oleh karena itu Tommy berharap agar kaum muda, sebagai kaum yang dinamis, kreatif dan inovatif, hendaknya dapat terlibat dalam berbagai kegiatan demi kemajuan gereja dan menjadi bagian dalam perkembangan gereja. (smr)

SEPUTAR PAROKI

PERAYAAN HARI RAYA ST. PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA
(Catatan Homili Romo Lioe Fut Khin, MSF Perayaan Ekaristi Hari Raya St. Perawan Maria Diangkat ke Surga – 10 Agustus 2008)

Peringatan Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke surga memberikan harapan pada kita untuk mengikuti Maria. Ada sebuah cerita di Amerika, seorang bapak keluar dari penjara. Ia tidak mempunyai uang maupun bekal apapun serta tujuan kemana dia akan pergi selepas dari penjara. Setelah beberapa lama berada di pinggir jalan akhirnya sebuah bis yang berisi sekelompok mahasiswa berhenti dan mengangkutnya. Seorang mahasiswa memperhatikan kecemasan bapak tersebut dan mendekatinya untuk mengajaknya berbincang. Bapak tersebut bercerita bahwa ia baru saja keluar dari penjara. Ia sebenarnya memiliki istri dan anak-anak, namun ia tergoda dengan perempuan lain sampai suatu saat terjadi pertengkaran yang hebat dengan perempuan tersebut dan ia dituntut oleh perempuan tersebut karena percobaan pembunuhan sehingga ia dipenjara selama 7 tahun. Sebelum keluar dari penjara bapak itu telah mengirimkan surat kepada istrinya untuk meminta pengampunan atas segala kesalahan yang dia perbuat. Bila istrinya mau mengampuni dan menerima dia kembali, maka ia meminta tanda dari istrinya berupa pita kuning yang diikat pada pohon di depan rumahnya. Mendekati rumahnya, alangkah terharunya bapak itu karena pita kuning terpasang tidak hanya pada 1 pohon saja, namun di sepanjang jalan, di setiap pohon telah diikat pita kuning. Setelah terjadi pertemuan antara bapak yang baru saja keluar dari penjara dengan istrinya, mahasiswa yang di dalam bis tadi bertanya pada istri bapak itu bagaimana ia bisa mengampuni suaminya. Menurut sang istri, dia telah mengampuni suaminya sejak suaminya pergi meninggalkannya. Namun saat menerima surat dari suaminya ia sebenarnya ragu apakah ia mampu menerima suaminya kembali. Akhirnya dia berdoa dengan perantaraan Bunda Maria dan ia yakin bahwa Bunda Maria menghendakinya untuk mengampuni suaminya.

Saat ini Bunda Maria hidup dalam keluarga-keluarga dan gereja. Penampakan Bunda Maria di berbagai tempat dimana gereja mulai meninggalkan Tuhan menunjukkan bahwa dia ada dan menghendaki orang-orang untuk kembali pada Tuhan.

Bunda Maria diangkat ke surga terjadi bukan karena jasanya yang telah mengandung Yesus. Dalam Injil Lukas 11:47-48, Maria mendapatkan tempat istimewa karena ia mendengar Sabda Tuhan dan ia setia melaksanakan perutusannya. Bunda Maria dapat menjadi model bagi kita karena ia bukan orang hebat dan terlalu tinggi. Bunda Maria adalah seorang wanita sederhana namun ia punya hati dan iman pada Yesus. Dalam Kidung Maria terungkap imannya dan ungkapan syukurnya pada Tuhan.

Kita patut berbangga dan bersyukur karena memiliki Bunda Maria. Kita hendaknya makin diteguhkan, tabah menghadapi cobaan dan menjadikan Bunda Maria sebagai pendoa bagi kita. (smr)

REFLEKSI ORANG MUDA

ORANG MUDA DALAM SEJARAH INDONESIA DAN GEREJA

ORANG MUDA DALAM SEJARAH INDONESIA
Apabila kita mensyukuri tanah air, sepantasnya kita bersyukur kepada Tuhan dan kita dapat mengenangkan perjuangan para leluhur yang telah menanamkan hal-hal positif dalam kehidupan bangsa kita. Aneka kekurangan yang terjadi pada masa itu hendaknya dapat kita jadikan pelajaran berharga bagaimana rakyat Indonesia jatuh bangun menyongsong pembangunan.

Di Indonesia, sejak Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, sekitar Proklamasi Kemerdekaan, masa-masa krisis tahun 1965-1966 sampai dengan reformasi, orang muda ternyata memainkan peran yang besar di dalam perjalanan bangsa Indonesia. Pada masa itu kaum muda tidak hanya mempersiapkan diri untuk masa depan, namun mereka menjadi pelaku sejarah yang mampu mengubah kehidupan bangsa Indonesia.

ORANG MUDA DALAM SEJARAH GEREJA
Seringkali Yesus memberi perhatian secara nyata pada orang-orang muda seperti saat Ia membiarkan anak-anak datang padaNya, menyembuhkan anak Yairus, memberi pengarahan pada orang muda yang kaya. Yesus membimbing umatNya yang muda dan sedang tumbuh. Seluruh umat beriman memang dipanggil untuk memberi perhatian yang lebih pada kaum muda, karena mereka merupakan bagian dari Gereja kita.

Paulus, seorang yang sangat bersemangat dalam mewartakan Injil merupakan seorang pemuda yang dapat dijadikan teladan dan inspirasi bagi kaum muda yang terlibat dalam karya kerasulan. Paulus bersedia diubah oleh Tuhan dari kehidupan lamanya sebagai penganiaya pengikut Kristus menjadi seorang pengikut Kristus dan menanggung segala resiko atas keputusannya. Karena karya Paulus ini, pewartaan Injil berkembang secara luas. Vitalitas orang muda memang mampu memberi gairah pada sejarah Gereja. (smr)

HABAR KOMKA

PERAYAAN HUT KEMERDEKAAN RI KE-63
KOMISI KEPEMUDAAN KEUSKUPAN BANJARMASIN
“Seperti apa yang disampaikan Mgr. Soegijapranata,
Jadilah 100% Indonesia dan 100% Katolik !”

Misa OMK 5 Paroki

Tanggal 17 Agustus 2008 kemarin, dilaksanakan serangkaian kegiatan perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-63 oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan Banjarmasin yang melibatkan Komunitas Orang Muda Katolik (KOMKA) dari 5 Paroki yaitu Paroki Katedral “Keluarga Kudus” Banjarmasin, Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda Kelayan, Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Veteran, Paroki Bunda Maria Banjarbaru dan Paroki Santa Theresia Pelaihari.

“Tema homili saya adalah “Merdeka,” sesuai dengan bacaan kita pada hari ini. Kalau kita berbicara tentang kata merdeka, pertama-tama adalah kemerdekaan itu dapat kita raih karena rahmat Allah. Kalau saya utak-atik kata merdeka itu, maka merdeka = ‘mereka dekat karena Allah.’ Sekarang pertanyaannya adalah, ‘Apakah kalian sudah merdeka?’ Bagi saya pribadi, merdeka akan mampu membuat saya bebas dan orang lain pun bebas untuk berkreasi. Namun hal ini ternyata tidaklah gampang kita laksanakan. Karena jika kondisi seperti itu belum dapat kita alami, maka sesungguhnya kita ini belum merdeka!

Jika saya merenung sejenak, saya kembali teringat akan para pendiri bangsa ini, disitu ada Soekarno. Beliau pernah berkata, ‘Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal dan menghargai jasa para pahlawannya. Mgr. Soegijapranata, SJ juga pernah berujar, ‘Jadilah 100% Indonesia dan 100% Katolik !’ Sedangkan John F. Kennedy menyatakan, ‘Jangan tanya apa yang diberikan negara kepadamu, tetapi tanyakanlah pada dirimu sendiri apa yang sudah kamu berikan untuk negara.’ Pertanyaannya sekarang, ‘Apa yang sudah kalian berikan untuk negara?’ demikian secuplik homili yang disampaikan Pastor Petrus Prillion, MSF selaku Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Banjarmasin pada Misa Orang Muda Katolik (OMK) memperingati HUT Kemerdekaan RI yang dilangsungkan di Paroki Katedral “Keluarga Kudus” Banjarmasin. Misa dihadiri oleh OMK dari 5 paroki dan umat. Selaku konselebran utama Pastor Prillion, MSF didampingi oleh Pastor Frensius Suprijadi, CM.

Hampir sebagian besar yang hadir dalam Misa kali ini adalah orang muda, dan petugas Misa pun diisi oleh orang muda. Dalam kesempatan ini pun diserahkan piala bergilir kepada juara umum lomba tujuhbelasan yang digelar siang harinya. Sebagai juara umum adalah KOMKA Paroki Santa Theresia Pelaihari yang menerima piala bergilir dan uang pembinaan, kemudian disusul oleh KOMKA dari Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda Kelayan, KOMKA Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Veteran, KOMKA Katedral “Keluarga Kudus” Banjarmasin dan KOMKA Bunda Maria Banjarbaru, berturut-turut sebagai juara kedua hingga juara harapan kedua.

Di lain kesempatan, beberapa orang rekan muda dari Paroki Kelayan mengungkapkan pendapatnya tentang makna “kemerdekaan”. Tommy Ribuan selaku Ketua KOMKA berujar bahwa “merdeka” berarti bisa berkreasi semaksimal mungkin tanpa ada batasan dan yang pasti tanpa tekanan juga, dengan ketentuan semua itu bersifat positif, dimana sebagai OMK, kita ini sama-sama dalam penziarahan untuk mencari jati diri kita sebagai saksi Kristus, di sini kita harus bisa mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Sedangkan Ina yang juga berprofesi sebagai guru di TK Katolik Santa Maria Banjarmasin berpendapat, karena kita sudah merdeka, maka nikmati aja kemerdekaan ini. Sekarang saatnya kita berjuang untuk diri kita sendiri.

LOMBA TUJUH BELASAN MENINGKATKAN JIWA NASIONALISME

Sejak pagi hari, 17 Agustus 2008, hujan telah mengguyur kota Banjarmasin dan sekitarnya. Rencananya, mulai pukul 08.00 Wita dilangsungkan upacara bendera mengenang detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI. Upacara diadakan di lapangan SDK Santa Maria Banjarmasin bersama murid-murid SDK Santa Maria Banjarmasin, SMPK Santa Maria Banjarmasin beserta guru dan staf.

Karena hujan yang cukup deras, maka tidak semua anggota KOMKA dapat hadir untuk mengikuti upacara yang baru dimulai pukul 09.20 Wita dengan Pembina Upacara Pastor Prillion, MSF. Selama upacara berlangsung, lagu-lagu yang dinyanyikan diiringi oleh Marching Band SDK Santa Maria Banjarmasin yang menjadikan suasana upacara bendera di pagi ini terasa begitu semarak dan bersemangat. Usia anak-anak ini masih kecil, namun mereka begitu sigap dan cekatan menjalankan tugasnya masing-masing, diantaranya sebagai mayoret, maupun sebagai pemain alat musik. Beberapa orang guru tampak mendampingi anak-anak ini.

Menjelang pukul 10.00 Wita upacara bendera berakhir, diakhiri dengan tepuk merdeka oleh anak-anak SDK Santa Maria. Usai mengikuti upacara bendera, rekan-rekan KOMKA dari 5 paroki segera melakukan persiapan untuk beragam lomba yang akan digelar. Tepat pukul 10.30 Wita, pertandingan fulsal dibuka oleh Pastor Prillion. Sebelum masuk ke babak final, perlombaan diisi dengan beberapa perlombaan tradisional diantaranya : lomba lari karung, mencabut koin dari buah pepaya dan diakhiri dengan lomba tarik tambang. Dalam kesempatan ini, Pastor Ignatius Allparis Freeanggono, Pr ikut serta dalam perlombaan tarik tambang demi memompa semangat rekan-rekan KOMKA Kelayan agar menjadi yang terbaik! Selain itu, hadir pula Pastor Aloysius Lioe Fut Khin, MSF dan Pastor Aris Sudarmadi, CP yang berada di antara rekan-rekan orang muda yang sedang bertanding.

Sekitar pukul 13.15 Wita, final pertandingan futsal dimulai dengan menampilkan KOMKA Katedral melawan KOMKA Veteran. Di bawah cuaca mendung yang agak panas, rekan-rekan orang muda kita dari 2 paroki ini berusaha bertanding sebaik-baiknya untuk menjadi yang terbaik. Setelah berjalan sekian menit, pada akhirnya wasit menentukan bahwa KOMKA Veteran berhak menjadi juara dengan skor 2 – 0.

Usai pertandingan, rekan-rekan orang muda dari 5 paroki yang berjumlah 100-an orang lebih ini bersantap siang bersama dengan menu nasi kuning. Suasana keakraban dan penuh persaudaraan tampak di sepanjang perayaan tujuh belasan yang diselenggarakan oleh Komisi Kepemudaan Keuskupan Banjarmasin di tahun 2008 ini.
Foto-foto lebih banyak bisa dilihat dialbum HoPe Komisi Kepemudan Banjarmasin dialamat :
[reported by: Dionisius Agus Puguh Santosa, 19 Agustus 2008, 11:50 WITA;
anggota Divisi LITBANG KOMKEP Keuskupan Banjarmasin FOTO : Dionisius Agus Puguh Santosa]

DARI VATIKAN

“KAUM MUDA DIPANGGIL UNTUK MENJADI RASUL BAGI TEMAN-TEMANNYA”

Castelgandolfo, Jul 27, 2008 /(CNA).-

Paus Benediktus XVI berbicara dari balkom di kediamannya di Castel Gandolfo mengenai perjalanannya ke Australia pada tanggal 12-21 Juli 2008 dalam perayaan Hari Kaum Muda Sedunia ke 23. Menceritakan pengalamannya di Sydney, ia mengajak kaum muda untuk mengikuti teladan Pier Giorgio Frassati yang menjadi rasul bagi teman-temannya. Bapa Suci menggambarkan Hari Kaum Muda Sedunia sebagai suatu pengalaman yang luar biasa. Di Sydney ia bertemu dengan “wajah Gereja yang muda, dan potongan gambar yang berwarna-warni” yang tersusun dari kaum muda laki-laki dan perempuan dari berbagai penjuru dunia, bersatu dalam iman pada Yesus Kristus.

Bapa Suci menambahkan bahwa Hari Kaum Muda Sedunia telah dimulai sejak Yohanes Paulus II, “Iman dalam Kristus membuat kita, anak-anak dari satu Bapa yang ada di surga dipersatukan dalam ikatan cinta.”

Berbicara tentang Roh Kudus, Paus Benediktus menyatakan bahwa pertemuan di Sydney adalah unik, dimana Kristus berjanji akan turun atas para rasul. Hari Kaum Muda Sedunia di Sydney telah beralih menjadi suatu “Pentakosta Baru” dengan kaum muda yang dipanggil menjadi rasul bagi teman-teman sebayanya. Pier Giorgio Frassati merupakan contoh seseorang yang membagikan pengalaman pribadinya bersama Yesus. Dengan kekuatan Roh Kudus, Roh Cinta Tuhan, ada perubahan pada hidup teman-temannya.

Bapa Suci berterima kasih kepada pemerintah Australia untuk kerjasamanya dan penghargaan kepada umat di seluruh dunia yang mendoakan kesuksesan Hari Kaum Muda Sedunia

DARI PASTOR PAROKI

“BERIKANLAH KEPADA KAISAR APA YANG WAJIB KAMU BERIKAN KEPADA KAISAR”
(Catatan Homili Romo Allparis, Pr pada Misa Hari Kemerdekaan RI – 17 Agustus 2008)

Bacaan Injil Matius 22:15-21 merupakan satu-satunya bacaan Injil yang berkaitan dengan negara. Latar belakang dari peristiwa dalam bacaan tersebut adalah suatu niat jahat untuk menjerat Yesus. Orang-orang Farisi memulai dengan sebuah pujian yang kemudian diikuti dengan sebuah pertanyaan yang menjebak, apakah boleh membayar pajak kepada Kaisar atau tidak. Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab karena bila Yesus menjawab tidak maka Dia akan dianggap sebagai pemberontak, namun kalau Yesus menjawab boleh, maka Yesus akan dianggap tidak setia pada ajaranNya. Menanggapi pertanyaan tersebut, Yesus menjawab dengan cerdik, “…… Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”

Pada perayaan kemerdekaan ini kita merenungkan pertanyaan, apa gunanya berjuang untuk kemerdekaan karena kalau masih dijajah bangsa lain, negara kita mungkin bisa lebih makmur. Kebebasan seperti orang yang menginjak dewasa yang dapat memilih apa yang akan dilakukan. Namun kebebasan berarti harus tetap menghargai hak orang lain, negara lain serta agama lain. Kebebasan tidak berarti sewenang-wenang. Kebebasan mengandung tanggung jawab. Dalam perjuangan negara kita sampai saat ini masih terjadi gejolak di sana sini. Tujuan dari perjuangan tersebut adalah masyarakat adil dan makmur. Bila ini menjadi tujuan bersama akan terjadi kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.

Dalam kaitan dalam kehidupan Kristiani kita perlu merenungkan, ada gambar siapa dalam diri kita. Sebagai seorang Kristiani ada wajah Tuhan dalam diri kita. Oleh karena itu kita dipanggil untuk berjuang bagi negara dan dipanggil untuk menjadi warga negara yang baik.

REDAKSI MENYAPA

Memperingati 63 tahun kemerdekaan Indonesia, umat Katolik ikut merasakan kegembiraaan dan harapan bersama-sama seluruh rakyat Indonesia. Kita patut bersyukur atas kemajuan yang dicapai bangsa Indonesia dan bertanggung jawab atas segala kekurangannya. Dalam edisi ini akan ditampilkan renungan dan kegiatan-kegiatan kaum muda serta misdinar dalam peringatan kemerdekaan Indonesia serta berita-berita kegiatan lain di paroki kita.