25 Mei 2009

BULAN MARIA, NOVENA ROH KUDUS DAN KOMUNIKASI SOSIAL


Oleh: Romo Ign. Allparis Freeanggono, Pr.

Saudara saudara yang terkasih,

Pada bulan Mei ini, selain bulan Maria, dimana umat secara khusus menghormati Maria dengan Doa Rosario setiap hari, bulan ini juga bulan dimana ada Novena datangnya Roh Maha Kudus, dimana umat menantikan hari Pentakosta, hari turunnya Roh Kudus. Secara bersamaan, tgl 31 Mei 2009 selain hari penutupan bulan Maria, pada misa sore pukul 18.00 Wita di gereja Santa Perawan Maria, akan dilayani oleh kaum muda sekeuskupan Banjarmasin untuk menutup bulan Maria. Diharapkan kehadiran umat pada acara tersebut.

Selain hal- hal diatas, bulan ini juga ada peringatan hari Minggu Komunikasi Sosial (KOMSOS) dengan tema Teknologi Baru, Relasi Baru: Memajukan Budaya Menghormati, Dialog dan Persahabatan. Novena kali ini bisa membantu kita untuk memohan rahmat kebijaksaan agar kita tidak ragu-ragu menggunakan teknologi modern untuk menjalin persahabatan dan mempererat kasih. Kita memohon rahmat kebijaksaan agar kita sunggguh-sunguh menyikapi dengan bijak teknologi komunikasi modern ini. Selain harapan dan kecemasan, ada manfaat dan harapan yang banyak atas hal ini. Namun seiring dengan itu, ada virus yang mengiringi teknologi ini, yang datang mungkin seiring dengan harapan yang ada.

Kehadiran teknologi modern tak boleh melupakan kehadiran orang-orang yang ada disekitar kita, kita tak boleh terjebak dalam dunia maya. Persahabatan dengan media elektronik, bukan tidak boleh, tetapi hendaknya bijaksana. Kita ada bersama oranmg-orang yang ada disekitar kita, misalnya kita sedang dalam kelompok yang bersama-sama berbicara tetapi sementara ada diantara kita asyik sms-an dengan orang lain yang jauh, sementara yang dekat dianggap tak ada. Lebih parah lagi, sementara mengikuti ekaristi, doa komunitas, ada juga yang asyik sms-an dengan orang lain.

Saudara-saudara, tentu hal ini tidaklah benar. Mari bersama-sama kita menyikapi dengan bijak teknologi komunikasi modern ini. Dengan niat dan kehendak yang baik, kita mohon kepada Tuhan, mohon kekuatan agar kita tidak ragu-ragu menggunakan alat komunikasi modern, juga sebagai sarana pewartaan tentang Kerajaan Allah. Relasi baik kita satu sama lain dan dengan sarana teknologi juga bisa merupakan media untuk mewujudkan relasi kita sebagai putra-putri Bapa, dan akan menghasilkan buah yang melimpah. Tuhan memberkati.

TEKNOLOGI BARU, RELASI BARU:


“Memajukan Budaya Menghormati Dialog dan Persahabatan” *)

Hasrat mendasar manusia adalah berkomunikasi dan berelasi dengan orang lain. Tatkala kita membuka diri terhadap orang lain, kita memenuhi hasrat kita untuk menjadi lebih sungguh manusia. Pada saat ini kita sedang menjawab panggilan yang terpatri dalam kodrat kita sebagai makhluk yang diciptakan seturut gambar dan rupa Allah.

Sesungguhnya teknologi digital baru sedang membawa pergeseran yang hakiki terhadap perilaku-perilaku komunikasi serta terhadap ragam hubungan manusia.

- Teknologi membangun jejaring sosial
Akses terhadap telepon seluler dan komputer dengan jangkauan penyebaran internet yang kian mudah dan meluas ke wilayah jauh dan terpencil telah menjadikan internet sebagai sarana penyampaian berbagai jenis pesan. Orang-orang menggenggam media ini untuk mengembangkan jalinan, komunikasi dan pengertian di antara individu secara bersama, berjumpa dengan teman-teman baru, membangun paguyuban, jejaring, mencari informasi dan berita serta sarana berbagi perasaan, gagasan dan pendapat. Budaya baru ini membawa banyak manfaat, antara lain keluarga-keluarga tetap dapat berkomunikasi meski terpisah oleh jarak yang jauh, para pelajar dan peneliti memperoleh peluang lebih cepat dan mudah pada suatu referensi.

- Teknologi membuka jalan untuk dialog di antara orang dari berbagai negara, budaya dan agama.
Gelanggang digital baru yang disebut jagat maya, memungkinkan mereka untuk saling bertemu dan mengenal kebiasaan serta nilai-nilai mereka masing-masing.
Sayangnya, media komunikasi digital yang bertujuan mempersatukan masih terbatas dimiliki dan dikuasai oleh sekelompok orang. Aspirasi manusia tidak dapat dijadikan rujukan media. Akibatnya kesenjangan informasi mengakibatkan umat manusia amat mudah dimanipulasi dan direkayasa.

- Teknologi mempererat persahabatan
Persahabatan adalah kekayaan terbesar manusia. Sungguh membanggakan bila jejaring digital mengupayakan kesetiakawanan, damai dan keadilan, hak asasi dan penghargaan terhadap hidup manusia dan kebaikan ciptaan. Jejaring ini mempermudah kerjasama antar umat manusia tanpa dibatasi konteks budaya dan geografis yang berbeda.
Namun demikian, kita mesti hati-hati karena obsesi pada jejaring pertemanan digital seringkali membuat kita meninggalkan keluarga, saudara, rekan kerja dan hanya asyik dengan telepon genggam, chatting dan internet. Kita perlu meluangkan waktu untuk merenung, berdoa dan beristirahat.

- Teknologi memberikan sarana bagi evangelisasi
Pada awal kehidupan gereja, para rasul mewartakan kabar gembira tentang Yesus kepada dunia. Sejak masa itu, keberhasilan karya evangelisasi menuntut perhatian yang seksama dalam memahami kebudayaan dan kebiasaan bangsa-bangsa lain sehingga kebenaran Injil dapat menjamah hati dan pikiran mereka. Demikian juga pada masa kini, teknologi dapat dipergunakan untuk melayani perutusan secara berdaya guna.

*) Ringkasan dari Pesan Bapa Suci untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-43, tgl 24 Mei 2009

HAND PHONE IKUT MISA ...?


Saya yakin Anda semua yang sedang membaca artikel ini pernah mendengar, melihat dan mungkin sebagian besar dari anda telah memiliki hand phone atau telepon seluler. Fungsi dasarnya adalah untuk berkomunikasi. Kita bisa berbicara dengan orang yang ada jauh di seberang sana sejauh ada signal. Namun, karena kecanggihan teknologi sekarang hand phone memiliki fungsi yang amat beraneka ragam. Mulai dari fungsi menyimpan data, mendengar music dan radio, menonton televisi, fungsi 3G, browsing menjelajah dunia maya, dan yang sekarang lagi trend untuk friendster dan facebook. Wah pokoknya hebat deh, tinggal kita mau pilih yang mana asal sesuai dengan budget dan kebutuhan.

Pernah ada teman saya yang tegang luar biasa ketika hand phone-nya hilang. “Bukan soal hand phone-nya; tapi ada beberapa nomor yang amat penting dan data-data yang menyangkut bisnis dan masa depan saya”, katanya dengan muka kesal dan wajah garang. Pikir saya, pasti hand phone-nya yang super canggih. Sampai keluar kata-kata “bisnis dan masa depan”. Memang tak bisa dipungkiri bahwa hand phone kerap menjadi “istri kedua” bagi beberapa orang, sekali lagi hanya beberapa orang.

Hand phone mendapat tempat yang sangat istimewa di sebagian orang yang memilikinya. Dia (baca: hand phone) diberi sarung supaya tetap awet dan tampak kinclong.Selalu menempel pada bagian tubuh pemilik atau paling tidak di suatu tempat yang khusus, yang intinya si pemilik selalu bisa melihat, mendengar, meraba dan merasa keberadaannya. Sungguh luar biasa. Bahkan beberapa pemilik akan selalu menyekanya segera setelah dipakai. Dan hebatnya lagi; kemanapun si pemilik pergi, dia pasti dibawa serta. Apalagi yang berhubungan dengan bisnis, dia adalah pendamping setia.
Hand phone memang memiliki fungsi yang benar-benar canggih sehingga mampu mengisi kejenuhan setiap manusia yang memilikinya. Lihat saja, di saat kita memiliki waktu luang biasanya kita akan bermain game, atau sms-an atau FS/FB-an atau menggunakan fitur-fitur lain yang semuanya ada di fasilitas HP yang dimilikinya.

Ironisnya saat “luang” di gereja (seperti bacaan I dan II, homili, dan saat sesudah komuni) kembali si hand phone mampu mengisi kekosongan itu. Memang sekarang hampir setiap umat yang datang ke gereja selalu membawa serta si hand phone. Ada yang diletakkan di kantong, menempel pada ikat pinggang, di tas yang cantik, atau sekedar di tenteng di tangan (karena saking besarnya). Dan saking sayangnya (ke gereja aja dibawa), selalu diintip setiap ada kesempatan apalagi waktu khotbah pastor.

Pantaskah hand phone dibawa masuk ke gereja? Wah saya tidak berani menjawab. Karena ini sangat sensitive dan menyangkut banyak hal. “Saya lagi menunggu berita dari kampung karena Opa saya sekarat jadi saya harus bawa hand phone supaya tahu perkembangan yang paling up to date tentangnya karena dia Opa saya satu-satunya”, begitu kata seorang teman yang saya tanya kenapa HP nya dibawa masuk juga. “Toh, saya silent juga, jadi nggak berisik” begitu kilahnya. Saya nggak comment apa-apa, karena menurut saya di gereja itu cuma perlu waktu 75 menit atau paling lama 90 menit atau 120 menit kalau ada acara khusus.

Bayangkan hanya waktu kurang dari 90 menit saja, kita tidak mau meninggalkan si hand phone sendirian. Kita membiarkannya aktif, toh sudah di-silent jadi pasti tidak berisik. Apakah konsentrasi kita tidak terganggu dengan membawa si hand phone masuk ke gereja dan berdoa? Apakah 90 menit merupakan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan acara-acara hiburan di televisi yang berdurasi lebih dari waktu misa?

Hand phone yang merupakan salah satu sarana komunikasi, memang sangat berguna di era globalisasi ini. Namun kita juga dituntut untuk lebih bijaksana menggunakannya dan lebih bijaksana juga menempatkannya. Kapan dia harus dibawa kapan dia dibiarkan berada di tempatnya yang paling aman; jauh dari jangkauan sang tuan; sehingga sang tuan bisa lebih mendekatkan pada Dia Sang Penuntun Jalan; agar si tuan selalu berjalan dalam terang iman; menuju akhir jaman; yang amat dicita-citakan; oleh setiap ciptaan.

Marilah kita menggunakan 90 menit dari 10.080 menit waktu dalam satu minggu untuk konsentrasi penuh pada Bapa, dimana kita bisa curhat kepada Bapa. Mendengar SabdaNya lewat bacaan pertama, kedua dan Injil, memahami firmanNya lewat khotbah Pastor dan bersatu denganNya lewat komuni kudus, dan akhir meminta berkat-Nya melalui pemimpin ibadat sebagai bekal untuk melanjutkan hari esok. Mampukah Anda meninggalkan benda kesayangan Anda sebentar saja (hanya 0.893% waktu dari tujuh hari waktu yang Anda punya) untuk beribadah bersama dalam gereja yang merupakan rumah Tuhan. Rumah untuk memuji, memohon, berkeluh kesah, bersyukur dan mohon hikmat dan Sang Empunya segala sesuatu di jagat raya ini? Terserah!! (ib)

KRONIKA PAROKI BULAN MEI



1 MEI 2009 :
- Misa Jumat I dilanjutkan adorasi dipimpin oleh romo Aloysius Lioe Fut Khin.
- Bpk Paulus Sukardi mengundurkan diri sebagai koster karena faktor usia digantikan oleh Petrus Harry Santoso.

4 MEI 2009:
- Rapat Dewan Paroki Pleno di pastoran dengan agenda evaluasi perayaan Paskah dan penyampaian rencana kerja. Dihadiri oleh Pengurus Dewan Paroki, Ketua Wilayah dan Ketua Komunitas.

8 MEI 2009:
- Misa keluarga dan pembaharuan janji perkawinan dipimpin oleh romo Ign. Allparis Freeanggono. Pasangan yang merayakan Ulang Tahun Perkawinan di bulan Mei dan memperbaharui janji perkawinan adalah Yuni-Asun, Maselina- Alun, Christi-Mawan.

12 MEI 2009:
PSP Serafim melakukan rekaman suara di TVRI untuk siaran Mimbar Agama Katolik pada 14 Juni 2009.

13 MEI 2009:
Rekaman gambar di dalam gereja dan Gua Maria.

17 MEI 2009:
Pertemuan orang tua calon komuni I dengan pembina di Pendopo Santo Yosef. Dihadiri 44 orang tua calon komuni pertama dan Ibu Regina Sri Lestari, F. Kurniasih, MM Tumini, Bp. Anton DN.
Agenda:
- Pembentukan Panitia Syukuran Komuni I, terpilih ketua panitia: Siauw Siauw – Gunadi.
- Pelaksanaan komuni I: 14 Juni 2009 pukul 08.00 Wita dilanjutkan syukuran di Aula Syalom.

21 MEI 2009:
Rekoleksi orang tua calon Komuni I dengan pembimbing romo Lioe Fut Khin pada pukul 09.00-12.00 Wita di Aula Syalomm, diikuti 51 orang tua calon komuni I.

22 MEI 2009
Hari pertama Novena Roh Kudus dan perayaan ekaristi harian dimulai pukul 18.00 Wita. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 22-30 Mei 2009.

PEMBAHARUAN DATA UMAT

Sehubungan dengan dimulainya pengelolaan data umat menggunakan program komputer, melalui Ketua Komunitas, akan dibagikan kepada seluruh umat data keluarga hasil Sensus 2008. Dimohon umat untuk melakukan pembaharuan (update), perbaikan dan melengkapi data yang belum diisi. Umat yang belum mengisi data pada Sensus 2008 yang lalu dapat mengambil blanko kosong di Sekretariat Paroki dan menyerahkan ke Ketua Komunitas.

REKOLEKSI ORANG TUA KOMUNI PERTAMA


Rekoleksi bagi orang tua calon anak Komuni I, di Aula Syalom tgl 21/5, sebulan menjelang penerimaannya, memberikan pengalaman baru sekaligus peneguhan bagi orang tua dalam menyiapkan saat penting dalam hidup anak. Anak akan berhubungan lebih dekat dengan Yesus lewat tubuh dan darah Kristus yang akan mereka terima. Oleh karena itu Rm. A. Lioe Fut Khin,MSF , selaku pembimbing rekoleksi, memberikan gambaran umum perkembangan kedewasaan manusia, kebutuhan dan pemenuhannya. Lebih jauh dikupas dari Segi jasmani, intelektual, emosional, sosial dan rohani.

Pada paruh kedua, sebanyak 51 orang tua calon anak Komuni I, diajak mendalami cara berkomunikasi dengan anak dengan dasar bahwa cinta berawal atau harus berawal di rumah. Mereka dikenalkan dengan bentuk komunikasi “5 Bahasa Cinta”. Orang tua diminta berdialog dan diajak menemukan bahasa yang pas untuk anak mereka berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki anak. Peserta diperkaya dengan sharing mereka.

Sessi ketiga Rm.Fut menjelaskan artinya seseorang beriman dan mengapa Ekaristi merupakan sakramen yang sangat penting (bdk Yoh 6: 48-51).

Jam 12 siang rekoleksi ditutup dengan acara makan nasi kotak bersama, beberapa orang tua mengaku gembira bisa mengikuti rekoleksi ini. (zo)

Lima Bahasa Kasih

Memenuhi permintaan anak rupanya tak cukup, alih-alih bisa menjerumuskan. Oleh karena itu orang tua perlu mengetahui “Bahasa Kasih” yang pas bagi putra-putrinya. Dengan mengetahui Bahasa Kasih Anak maka anak lebih mudah menyadari bahwa mereka diperhatikan dan disayangi. Manusia memiliki kunci bahasa kasihnya dan Gary Chapman telah merumuskan dalam buku “Lima Bahasa Kasih”. Kenali mana yang cocok?

1. Kata-kata Peneguhan: kata-kata mendukung, ramah, mendengarkan, menganggap dia penting. Misal, ungkapkan pujian,”Terima kasih nak telah membantu Ibu.”

2. Saat-Saat Mengesankan: kebersamaan, percakapan, aktivitas mengesankan,dll

3. Menerima Hadiah: sesuatu yang dibeli/dibuat sebagai ungkapan kasih, pemberian diri

4. Pelayanan: melayani yang ia suka/perlukan dan dengan tulus

5. Sentuhan Fisik: pegangan, belaian, dekapan. Mencium kening anak sebelum tidur,dll
(zo)

KELUARGA AMBIL BAGIAN DALAM PANGGILAN

Catatan Homili pada Minggu Panggilan, 3 Mei 2009
Homili oleh: Romo Aloysius Lioe Fut Khin, MSF
Bacaan: Kis 4:8-12a, 1 Yoh 3:1-2, Yoh 10:11-18

Salah satu acara dalam suatu tahbisan adalah penumpangan tangan oleh uskup dan imam. Imam baru diurapi dengan minyak suci dan setelah itu dilap dengan kasula. Ada suatu keyakinan di beberapa tempat bahwa bila orang tua meninggal, kasula tsb dimasukkan ke peti mati orang tuanya, sehingga ada bukti bahwa yang meninggal tsb adalah orang tua seorang imam. Hal ini diyakini akan mengantar yang meninggal tsb masuk surga karena kita tahu bahwa seseorang menjadi imam itu adalah karena jasa orang tuanya.
Panggilan menjadi imam/biarawan-I merupakan:

1. Tindakan iman
Panggilan tumbuh karena peranan keluarga. Imam/biarawan dan biarawati adalah pengorbanan hidup. Ini bukan berarti kesedihan atau sesuatu yang menyakitkan karena mereka menyerahkan diri secara bebas. Keputusan menjadi imam adalah suatu persembahan yang hidup.
Kurban imam, biarawan dan biarawati:
- Meninggalkan keluarga
- Meninggalkan kesenangan pribadi
- Perhatian yang lebih untuk umat/domba-dombanya.
Orang tua yang merelakan anak-anaknya menjadi imam pun harus berkorban berupa:
- Materi
- Tidak dapat bersama dengan anaknya.
- Tidak memiliki cucu

2. Panggilan sebagai untuk hidup anak-anak Allah
Unsur dunia mempengaruhi hidup seseorang untuk mengejar kesejahteraan hidup. Panggilan menjadi imam serta biarawan dan biarawati menunjukkan hidup ideal seorang anak-anak Allah tanpa dipengaruhi tuntutan untuk memenuhi kesejahteraan hidup. Dalam Kitab Suci dinyatakan bahwa ada orang yang tidak kawin demi Kerajaan Allah.
Keuskupan memerlukan imam serta biarawan dan biarawati. Di Banjarmasin, imam projo hanya 4 orang. Marilah kita mohon agar anak-anak tertarik dipanggil menjadi imam serta biarawan/i. (smr)

“PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA”

Seputar Undang-Undang No.23 Tahun 2004
Sejenak Bersama Jaringan Mitra Perempuan (JMP) Paroki
(Oleh: Herybertus Sridoyo)

Kekerasan Dalam Rumah Tangga, biasa disingkat KDRT, dapat terjadi pada istri, suami, anak dan semua orang yang berada dalam lingkup rumah tangga.
Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang yang berakibat timbulnya kesengsaraan/ penderitaan secara fisik, psikologi, seksual, penelantaran rumah tangga maupun perampasan kemerdekaan melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

Hak Korban KDRT:
1. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, lembaga sosial, dsb.
2. Pelayanan kesehatan.
3. Penanganan khusus kerahasiaan korban.
4. Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum.
5. Pelayanan bimbingan rohani.

Kewajiban masyarakat jika mengetahui adanya tindak KDRT:
- Memberikan perlindungan kepada korban.
- Mencegah berlangsungnya tindak pidana.
- Memberikan pertolongan darurat.
- Membantu proses pengajuan perlindungan.

Sanksi pidana bagi pelaku KDRT:
- Kekerasan fisik, dipidana penjara 5-15 tahun atau denda Rp. 15-45juta.
- Kekerasan psikis, dipidana penjara paling lama 3 tahun atau denda max Rp. 9 juta.
- Kekerasan seksual, dipidana penjara paling lama 20 tahun atau denda max Rp.500juta.
- Penelantaran Rumah Tangga dipidana penjara paling lama 3 tahun atau denda max Rp.15juta.

Pembuktian yang sah tindak KDRT:
seorang saksi sudah cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah apabila disertai dengan satu alat bukti yang sah lainnya berupa keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa.

Tujuan UU 23 Tahun 2004: Dengan adanya Undang-Undang Penghapusan KDRT, diharapkan terwujudnya hal-hal sbb:
- Masyarakat memahami penghormatan hak asasi manusia.
- Ada toleransi yang didasarkan atas perilaku kesetaraan dan keadilan gender dalam rumah tangga.
- Mencegah KDRT.
- Penegakan hukum dan aparat terkait penanganan korban dan kasus-kasus KDRT. (hs)

SEMINAR HIDUP BARU DALAM ROH KUDUS



8-10 Mei 2009, kurang lebih 400 umat Katolik dari berbagai Paroki di Keuskupan Banjarmasin dan Keuskupan Palangkaraya mengikuti Seminar Hidup Baru Dalam Roh Kudus yang dilangsungkan di Aula Sasana Bhakti Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus. Pembimbing seminar adalah Pastor Maxi,CSE dari Pertapaan Lembah Karmel-Cikanyere serta Sr. Skolastika, Sr. Serafine & Sr. Martina dari Pertapaan Putri Karmel-Tumpang Malang.

Tujuan seminar agar peserta mengalami kehadiran dan cinta Tuhan yang berkarya dalam diri melalui kuasa Roh Kudus, mengalami kehadiran Roh Kudus secara baru, membuat hidup rohani berkembang.

Seminar dimulai dengan misa pembukaan dipimpin Pastor Maxi,CSE. Selanjutnya seminar berjalan secara gradual dengan berlandaskan doa-doa meditatif, Lectio Divina, pengakuan dosa dan adorasi.  

Seminar dikelompokkan menjadi 6 pertemuan utama yakni:

Pertemuan I: pengantar seminar oleh Pastor Maxi,CSE ditutup dengan adorasi Sakramen Maha Kudus

Pertemuan II: Inti kebahagiaan berasal dari Allah oleh Sr.Serafine, peserta ditunjukkan berbagai contoh pembuktian kasih ALLAH pada manusia dan alasan mengapa banyak orang meninggalkan Tuhan.

Pertemuan III: Sr. Martina memberikan pengajaran tentang hidup baru dalam Roh Kudus, Allah Bapa mengehendaki melalui Roh Kudus agar kehidupan menggereja menjadi hidup, dinamis, semua orang dapat hidup baru dalam Roh Kudus dan  menjadikan Yesus sebagai pusat hidup.

Pertemuan IV: Sr. Skolastika membahas Bahasa Roh, mulai dari pengertian bahasa roh dan berbagai manfaatnya serta asal usul bahasa roh.

Pertemuan V: Sr. Martina membawakan tema Pertumbuhan Hidup Kristiani. Kehidupan kristiani seperti roda dengan 4 jari-jari dan  1 pusat roda. Empat jari-jari itu adalah 1. doa dan kitab suci, 2. sakramen, 3.komunitas, 4. pelayanan serta kesaksian. Pusat roda adalah Yesus .

Pertemuan VI: Sr Skolastika mengenalkan komunitas mereka yaitu komunitas Tri Tunggal Mahakudus.

Pencurahan Roh Kudus menjadi saat yang istimewa bagi peserta dengan pengalaman rohani dan respon yang berbeda.

Seminar ditutup dengan Misa Kudus dengan selebran utama Vikjen Keuskupan Banjarmasin. Mgr. Petrus Timang menyempatkan hadir di penghujung seminar dengan pesan perutusan agar buah-buah Roh dibagikan. (Tom)