19 Januari 2009

DARI PASTOR PAROKI


Ilmu pengetahuan dan Kitab Suci

 

        Seringkali orang menolak mentah-mentah Kitab Suci sebagai ilmu pengetahuan, sehingga banyak orang tak percaya dengan Kitab Suci karena isi Kitab Suci berbeda dengan kenyataan yang ada, misalnya :”matahari terbit dari timur kebarat….” Padahal kenyataannya matahari tidak pernah terbit, matahari  hanya diam saja, dll. Kenyataan ini membuat ada orang tidak percaya dengan sabda Tuhan. Mereka lebih mengandalkan ilmu pengetahuan. Ilmu adalah tuhan. Dari ilmu, manusia bisa mendapatkan semua bahkan menciptakan.

         Namun demikian, peristiwa hari raya “EPIFANI” menunjukkan kepada bangsa-bangsa dan memberikan sebuah refleksi tersendiri. Dengan ilmu pengetahuan,  manusia mampu melihat tanda-tanda kehadiran Allah. Alam semesta mampu memberikan sebuah tanda kepada manusia yang tulus dan jujur mencari kebenaran dan yang rendah hati menggabungkan ilmu pengetahuan dengan Kitab Suci. Suatu penafsiran menyatakan bahwa sekiranya orang majus tidak bertanya ke Yerusalem, dan tidak mau mendengarkan bahwa Mesias lahir di betlehem, mereka tak akan pernah berjumpa dengan Yesus, walapun mereka tahu tandanya dan mencarinya.

         Hal yang sama terjadi pada ahli Taurat dan para imam, meskipun mereka tahu tentang nubuat, dan tahu ada orang yang melihat tandanya, mereka takkan pernah melihat karena mereka tidak mencari. Demikian juga bagi Herodes, dia mencari dengan memberi pesan “kalau nanti sudah bertemu, beritahu kepada saya, saya juga mau datang menyembah …..” Herodes tidak akan bertemu karena dia mencari dengan tidak tulus dan jujur.

        Saudara-saudara yang terkasih, hari raya penampakan Tuhan membantu kita untuk merefleksikan hidup kita. Tulisan diatas adalah sebuah refleksi dan penafsiran. Sekiranya kita dengan rendah hati mau menggabungkan ilmu pengetahuan yang telah kita terima, kita akan melihat tanda-tanda keajaiban Tuhan serta mau mendengarkan sabda Tuhan dalam Kitab Suci. Selanjutnya, atas dasar ketululusan dan kejujuran untuk mencari kebenaran yang sejati, kita boleh berharap semoga bersama orang-orang majus, kita menemukan kebenaran sejati dan sujud menyembah kepada Yesus.

 

Lansia (Lanjut Usia)

        Usia lanjut adalah saat yang tidak mudah untuk dilalui. Banyak orang merasa bahwa di usia senja, orang menjadi tidak berguna, merasa ditinggalkan dan tidak ada yang memperhatikan sehingga tidak jarang orang-orang di usia senja merasa kesepian dan merasakan penderitaan, menjadi pribadi yang sensitif. Hal ini sangat lumrah. Bagi yang masih muda, usia senja akan datang juga, sehingga jangan mudah menyia-menyiakan mereka karena kelak kita belum tentu lebih baik dari mereka yang kita anggap sekarang ini menjadi pribadi yang sulit. Namun tidak sedikit orang-orang yang sudah masuk dalam usia lanjut menyadari panggilannya. Suri tauladan yang telah mereka lakukan menjadi pengalaman yang ditularkan dan diceritakan kepada semua orang yang datang. Ada pula yang para lansia yang menyadari panggilannya untuk menjadi yang mereka cintai. Mereka terus menerus melantunkan doa agar orang orang yang mereka cintai mendapatkan berkat melimpah dari Tuhan.

          Dalam Kitab Suci, orang-orang yang sudah lansia tidak jarang imannya mendapatkan ujian dan pengharapannya menjadi nyata. Hal tersebut kita dapatkan dari bacaan-bacaan pada hari minggu setelah Natal, pada pesta keluarga kudus. Kita mendapatkan contoh-contoh para lansia yang luar biasa. Abraham, Sara, Zakaria, Elisabeth, Hana dan Simeon. Mereka tahu apa artinya beriman, mereka tahu apa artinya pengharapan. Semoga tokoh tokoh luar biasa dalam kitab suci itu kita jumpai dalam diri para lansia, sehingga mereka dapat dijadikan teladan dalam beriman dan berpengharapan.     

        Kepada para lansia, terimakasih atas pengorbanan anda untuk kami, semoga kami dapat menggunakan semua yang ada dengan baik sebagai bentuk penghargaan kami. Namun demikian, doa dan berkat anda selalu kami nantikan. Tuhan memberkati. Semoga para lansia selalu gembira, bahagia, sehat dan terhibur menyaksikan kami yang sedang tumbuh dan berkembang.

 

MENGAWALI TAHUN BARU

Misa tahun baru tahun lalu, tahun 2007-2008, diisi dengan ekaristi mulai pkl 23-00.30Wita. Namun tahun 2008-2009, ekaristi dimulai pkl 20.00Wita. Hal ini dilaksanakan atas sebuah masukan. Banyak orang ingin menyaksikan pesta kembang api pada pukul 00.00 Wita. Ada berbagai cara orang mau mengisi saat pergantian tahun, namun tak jarang orang tak peduli. Entah peduli atau tidak, suka atau tidak suka, mau gak mau, umur kita bertambah. Banyak orang ingin memaknai pargatian tahun tersebut. Ada yang bersyukur atas banyak berkat yang melimpah di tahun 2008. Namun ada juga kesedihan dan penderitaan di tahun 2008. Semuanya dibawa ke Tuhan yang mengatur segala sesuatu. Kita mohon petunjuk dan berkatNya di tahun 2009 yang sedang kita jalani ini. Semoga kita tetap bersemangat dan percaya kepada Tuhan.


Imlek

Menjelang tahun baru imlek tanggal 26 Januari 2009. “Ada apa nichhhhhhhhhhhh, bagi-bagi angpaukah?” tanya seseorang. Ya iyalah, masak bagi-bagi barongsai! Untuk memperingati tahun baru imlek, ekaristi akan berlangsung pukul 18.00 Wita. Setelah itu ada pertunjukan barongsai di depan Gua Maria. Siapkan angpau ya, untuk anak-anak Komka yang akan membeli seperangkat alat band. Mudah-mudahan mereka dapat berlatih menyanyi dengan baik. Jangan lupa, ingat waktu kalau bermain dan berlatih. Anak muda juga dipanggil untuk memberi kesaksian kepada masyarakat. O iya, barongsai juga akan berkunjung dari rumah ke rumah. Mohon  umat berkenan dikunjungi baronsai. Anggap aja silahturahmi anak muda.

PERAYAAN EKARISTI KELUARGA BULAN JANUARI 2009


        Di awal tahun 2009 ini, perayaan  ekaristi keluarga diadakan pada Jumat  tanggal 9 Januari 2009 dipimpin oleh romo Allparis didampingi oleh romo Lioe Fut Khin.  Koor dan iringan musik dibawakan beberapa umat yang saat itu hadir dalam perayaan ekaristi tsb.

        Dalam kata pembukaan, romo Allparis menyatakan bahwa dalam perayaan ekaristi tersebut secara khusus akan didoakan pasangan suami istri yang merayakan ulang tahun di bulan Januari, baik yang hadir maupun yang tidak hadir dalam perayaan ekaristi tersebut.

        Bacaan Kitab Suci yang diambil dari 1 Yohanes 4:19-5:4 dibacakan oleh pasutri Sri-Saverius. Bacaan Injil dari Lukas 4:14-22a. Dalam homilinya, romo Fut menguraikan bahwa kusta merupakan penyakit yang mudah menular dan penyakit itu diadu dengan kekuatan Yesus. Hal ini melambangkan 2 kekuatan berlawanan yang berperang, yaitu kekuatan kekudusan Yesus melawan dosa dan kenajisan, dan Yesus berhasil mengalahkan lawannya. Kisah penyaliban Yesus, dimana Yesus wafat dan bangkit juga menunjukkan kemenangan Yesus atas dosa dan dunia.

       Dalam Injil dinyatakan bahwa “tidak ada yang mengalahkan dunia selain yang percaya bahwa Yesus adalah anak Allah. Dalam hidup sehari-hari seringkali kita menghadapi 2 kekuatan, yaitu kekuatan dunia dan kekuatan kekudusan. Untuk dapat mengalahkan kekuatan dunia, kita perlu menempa atau menggembleng hidup kita. Keluarga merupakan tempat yang tepat untuk menempa dan menggembleng hidup karena dalam keluarga kita dapat belajar mengalahkan keegoisan dan memperdalam jurus-jurus kasih. Untuk itu marilah kita secara khusus berdoa bagi keluarga-keluarga agar dapat mengalahkan kekuatan dunia.

         Setelah homili, romo Fut mengundang pasangan suami istri yang merayakan ulang tahun perkawinannya di bulan Januari untuk memperbaharui janji perkawinannya dan didoakan. Mereka adalah: pasutri Lana-Herman, Wina-Erwin, Novita-Narko, Dadar-Rachmat, Florentina-Johni, Ernie-Sardjono serta Meme-Budi.

        Bagi pasangan suami istri yang hari ulang tahun perkawinannya jatuh pada bulan Februari, diharapkan bisa hadir dan didoakan secara khusus dalam perayaan ekaristi keluarga pada hari Jumat, 13 Februari 2009 pukul 18.00 WITA. (smr)

PERAYAAN EKARISTI PESTA PEMBAPTISAN TUHAN


       “Perayaan ekaristi pagi ini merupakan minggu terakhir masa Natal dan kita merayakan pembaptisan Tuhan. Petugas yang melayani perayaan ekaristi kali ini adalah anak-anak Sekami yang merayakan Hari Anak Misioner Sedunia. Sebenarnya Hari Anak Misioner Sedunia tersebut jatuh pada tanggal 4 Januari 2009, namun karena ada sesuatu hal, maka mereka baru siap melayani pada minggu ini”. Demikian kata pembukaan dari romo Lioe Fut Khin, MSF yang memimpin perayaan ekaristi Minggu pagi tanggal 11 Januari 2009.

          Pagi itu suasana perayaan ekaristi memang terasa istimewa dengan kehadiran para petugas “cilik” yang mengenakan pakaian daerah. Lektor oleh Louis dan Dita, pemazmur oleh Lintang. Petugas persembahan oleh Nadia, Kevin, Tri, dkk. Sementara itu komunitas Agustinus bertugas di koor.

         Dalam homilinya romo Fut menguraikan bahwa kata-kata Yohanes dalam Injil Markus 1:7-11 menunjukkan adanya 2 baptisan, yaitu baptisan dengan air dan Roh Kudus. Air melambangkan pertobatan, penyucian atau pembersihan atas dosa. Baptisan Roh Kudus adalah selain disucikan, orang yang dibaptis juga diisi dengan Roh Kudus atau diberikan hidup baru. Dalam baptisan yang kita terima, kita menerimanya dalam 2 wujud yaitu air dan minyak krisma yang melambangkan bahwa selain dibersihkan dari dosa, kita juga menerima Roh Kudus. Dengan Roh Kudus ini, kita diteguhkan terus menerus sampai dengan penerimaan sakramen krisma.

         Roh Kudus juga memberikan pembaharuan sebagai manusia baru. Masing-masing orang mengalami proses yang bermacam-macam. Ada yang berlangsung secara perlahan-lahan tapi ada juga yang dirubah sekaligus melalui suatu peristiwa atau pengurapan Roh Kudus.

         Dalam bacaan kedua yang diambil dari Surat Pertama Yohanes, dinyatakan bahwa ada 3 unsur dalam pembaptisan, yaitu : Air, Darah, Roh Kudus.

         Air saja tidak cukup tapi perlu dilengkapi dengan darah. Yesus telah melengkapi baptisan Yohanes dengan darah-Nya sendiri di kayu salib. Roh Kudus juga melengkapi baptisan yang kita terima.

       Kita dibaptis dengan air dan roh, lalu mana unsur darahnya? Unsur darah ada pada kurban kita dengan menghayati ajaran Yesus, berani berkorban serta mengalahkan diri sendiri. Untuk itu kita perlu terus menerus mencari Tuhan dengan bertobat dan memperbaharui hidup kita.

       Romo Fut menutup homilinya dengan mengajak umat memohon pada Tuhan untuk lebih serius mencari Tuhan dengan tekun menghayati pembaptisan dan hidup sebagai anak-anak Allah.

(smr)

BAPTISAN BARU MENJELANG NATAL 2008

   Menjelang hari raya Natal, pada tanggal 23 Desember 2008 di paroki Santa Maria telah dilaksanakan pembaptisan atas:

1.      Agustina Eunike Natasha

2.      Agustinus Andre Soebroto

3.      M.M. Nathania Sherly Oetama

4.      Adelbertus Ayub Ananta Nata

5.      Elizabeth Minarti Limantara

6.      Theresia Linda Caroline

7.      Angelica Jely Oktavia

8.   Patrisia Hellen Agustine Chandra

9.      Yosef Andi Sunandar

10.  Regina Agustin Suryawangi

11.  Claudia Yenita Marthiono

12.  Hendrikus Gunawan

13.  Yohanes Dharmawan Sindhunata

14.  Tadeus Ricky Limansjah

15. 


 
Ronald Nicolas

16.  Emillianus Indra Yamin Markie

17.  Bernadetha Suvia Santi

18.  Alfonsus Rodriques Jan Christian Wiratmaja

19.  Heribertus Haris Rachman

20.  Nelvina Hennika Dwi Oktavia Chandra.

        Selamat pada para penerima baptisan dan selamat bergabung menjadi anggota tubuh Kristus.

BERSIH-BERSIH LINGKUNGAN GEREJA


        Usai perayaan ekaristi Minggu pagi, 21 Desember 2008, hujan mengguyur cukup lebat. Saat itu beberapa umat yang telah bersiap-siap untuk membersihkan lingkungan gereja menunda sejenak kegiatannya sambil menyerbu kantin dengan menu nasi kuning yang disediakan oleh wilayah Sisilia.

        Setelah hujan agak reda, anak-anak, muda-mudi, kaum dewasa, suster dan romo bahu membahu membersihkan lingkungan gereja untuk menyambut perayaan Natal. Wilayah Anna membersihkan Gua Maria. Wilayah Martha membersihkan pastoran, sementara itu wilayah Bernadeth membersihkan pendopo Santo Yosef dan wilayah Lusia membersihkan Aula Syalom. Sakristi dirapikan wilayah Sisilia. Bagian dalam gereja yang meliputi lampu-lampu bagian atas dan lantai gereja dilap dan dipel oleh wilayah Theresia dan wilayah Elisabeth.  Mengambil kesempatan berkumpulnya umat wilayah, wilayah Theresia yang dikomando oleh Bp. Sucipto selaku koordinator kegiatan Natal wilayah Theresia merangkai dan menghias pohon Natal.

        Pukul 12.00 Wita, lingkungan gereja tampak lebih bersih dan satu persatu umat mulai menghentikan kegiatan membersihkan gereja. Sementara itu umat wilayah Anna membuka bekal makan siang dengan lauk urap, ikan asin dan kerupuk yang dipersiapkan oleh ibu-ibu wilayah Anna. Sambil bercanda tawa, sebagian besar umat ikut menikmati hidangan yang terasa nikmat tersebut sebelum meninggalkan gereja. (smr)

LIPUTAN PERAYAAN NATAL


Perayaan Malam Natal

24 Desember 2008

Natal kali ini diawali dengan penampilan gereja berdinding cat baru dan dekorasi sekitar altar yang indah. Pohon Natal dan Gua setiap tahun hadir menyemarakkan perayaan Natal paroki. Tak heran dua jam sebelum misa malam Natal umat sudah berdatangan.

Jalannya misa terjaga dengan khidmat karena petugas liturgi telah disiapkan dengan baik. Rm. Allparis dan Rm. Lioe Fut Khin bersama mempersembahkan misa.

Pesan Natal

Dalam homilinya, Rm.Fut Khin menggambarkan keagungan kasih Allah yang tak terbatas melalui kehadiran Putra-Nya Yesus Kristus ke dunia. Allah tidak membiarkan ciptaan-Nya jatuh ke dalam dosa. Dari pihak Allah menawarkan keselamatan bagi umat-Nya. Namun untuk mengusahakan itu Allah telah merendahkan diri, serendah-rendahnya menyandang martabat sebagai manusia. Rm. Fut memberikan ilustrasi yang gamblang: kita kesusahan memperingatkan anjing di gereja untuk tidak menggigiti bantalan untuk berlutut di Gua Maria. Berbagai usaha dilakukan tetapi anjing-anjing tetap bandel. Masalahnya kita tidak bisa berbicara dengan bahasa mereka! Kecuali kita berubah menjadi seperti mereka, baru bisa berkomunikasi memberitahukan maksud kita. Maksud Allah itu pun harus diwujudkan dalam bahasa manusia dengan menjadi manusia. Itulah kasih yang diberikan Allah kepada manusia melalui Yesus sang Juru Selamat. Sebagai umatNya sudah selayaknya kita membalas kasih Allah itu.

Menjelang berkat penutup Bp. YB. Sukardi selaku Ketua Panitia rangkaian kegiatan Natal dan Rm. Allparis selaku pastor paroki mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung lancarnya seluruh kegiatan.

 

Perayaan Natal Pagi

25 Desember 2008

Natal pagi sarat dengan peranan anak-anak untuk ambil bagian dalam liturgi Ekaristi. Petugas koor dari anak-anak SD St. Maria, petugas persembahan, lektor dan pemazmur juga anak-anak. Setelah bacaan Injil anak-anak TK St.Maria mempersembahkan drama Natal. Ulah tingkah anak-anak dalam memerankan tokoh-tokoh kisah kelahiran Yesus membikin segar suasana misa. Mereka patut mendapat pujian dan apresiasi untuk kemauan dan kemampuan mereka dalam mengambil peran liturgi gereja.

Rm. Allparis dalam homilinya secara khusus menjelaskan hal ikhwal mengapa Natal jatuh pada tgl 25 Desember dan mengapa selalu hadir pohon Natal sebagai ciri khas perayaan Natal. Di dalam Kitab Suci memang tidak ditulis karena merupakan perkembangan peradaban dan budaya yang kemudian dimaknai dalam kehidupan orang Kristen.

 

Pesta Keluarga Kudus & Perayaan Natal Lansia

28 Desember 2008

Selesai merayakan Ekaristi Pesta Keluarga Kudus, para lansia, yakni umat yang mendapatkan berkah lanjut usia, berkumpul bersama untuk merayakan Natal bersama di Aula Syalom. Sebanyak kurang lebih lima puluh lansia beramah tamah difasilitasi oleh Seksi Sosial Paroki.

Bp. PC Bambang Subiyandono menjadi MC dan mengantar ke dalam suasana nostalgia. Pak Alexander Suharjo, lansia yang enerjik, didaulat panitia untuk menyampaikan kesan dan pesan bagi yang hadir. Pesan utama dari Pak Harjo yang wajib kita dengar adalah ajakan untuk menyapa mereka. ”Kami merasa senang kalau disapa!”, kata pak Harjo berapi-api. “Bagi kami yang paling utama adalah berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Berdoa seperti yang dicontohkan oleh Sara dan Abraham”.

Romo Allparis dan pak Willy, selaku Ketua Dewan, menyampaikan pesan yang sama yakni diminta tetap memiliki semangat hidup menggereja dan melayani.

Ibu dr. Wina Kartika, selaku ketua Seksi Sosial,  merasa gembira bisa terselenggara acara ini dan mohon maaf bila ada kekurangan. Selanjutnya Hiburan utama bagi para opa dan oma dalam memeriahkan Natal kali ini adalah tari dan nyanyi cucu-cucu mereka yang bersekolah di TK Santa Maria. Kesempatan yang indah ini ditutup dengan makan bersama. (zo)

Ayo Baca Buku: PAUS BENEDIKTUS XVI


"Sepuluh Gagasan yang Mengubah Dunia"

 Penulis: John L. Allen,Jr.

Penerbit: Kanisius, Maret 2008

Dimensi (l x p):11 cm x 18 cm

Jumlah Halaman: 48

        Buku saku ini mengajak kita mengenal lebih dekat pemimpin umat Katolik sedunia. Melalui rangkaian kegiatan kepausan, Paus Benediktus XVI mengaktualisasikan gagasan-gagasannya. Bukan untuk membentuk ulang Gereja Katolik menurut seleranya, Paus Benediktus mengupayakan penyegaran kembali pokok-pokok iman dan tuntunan hidup seorang pengikut Kristus dalam dunia modern sekarang ini. Pemaparan yang ringkas dari gagasan Paus mendorong kita untuk menggali lebih dalam kekatolikan kita.

Sepuluh gagasan Paus Benediktus XVI adalah:

1.   Allah adalah Kasih

2.   Yesus adalah Tuhan

3.   Kebenaran dan Kebebasan merupakan Dua Sisi dari Mata Uang

4.   Iman dan Akal Budi Saling Membutuhkan

5.   Ekaristi merupakan Inti Kehidupan Kristen

6.   Kristianitas Merupakan Sebuah Pesan Positif

7.   Gereja membentuk Suara Hati tetapi Berada di Luar Politik

8.   Pentingnya Identitas Katolik

9.   Kristus dan Gereja Tidak Terpisahkan

10. Keutamaan Kesabaran

       Kekuatan isi gagasan Paus memastikan Gereja berjalan dengan benar di tengah dunia dan ketika membaca buku ini serasa mendapat katekese langsung dari Paus melalui tindakan dan perkataannya! (zo)