21 Juni 2009

MEWARTAKAN KASIH TUHAN


Oleh: Romo A. Lioe Fut Khin, MSF

Umat beriman Paroki Kelayan yang terkasih,

Masa Paskah sudah berlalu, bulan Maria juga sudah lewat, sekarang kita masuk dalam bulan Juni yang secara liturgis merupakan masa biasa sampai menjelang masa adven nanti. Dalam bulan ini juga sekolah-sekolah libur dan banyak orang bepergian dan sudah diperkirakan gereja akan menjadi agak sepi.

Apakah dua hal ini: suasana yang biasa-biasa dan agak sepi ini akan membuat kita juga yang tinggal menjadi kurang bersemangat? Apakah kita juga akan tergoda untuk libur ke gereja, libur dalam kegiatan komunitas? Mumpung ... romonya juga sering pergi. Dalam situasi seperti inilah kesetiaan dan keseriusan kita dalam hidup iman dan hidup menggereja diuji. Apakah iman kita iman ikutan-ikutan, hura-hura atau iman supaya dilihat orang atau iman yang hanya untuk Bapa di sorga yang mengetahuinya.

Kita ingat ketika Yesus memuji hamba yang setia: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat 25:21). Menurut pengalaman saya, setia dalam perkara kecil lebih sulit daripada setia dalam perkara besar. Jika kita diberi kepercayaan untuk menjadi penanggungjawab dalam suatu perayaan atau tugas besar, biasanya kita akan melaksanakannya dengan sepenuh hati dan penuh dedikasi. Tetapi jika harus melaksanakan tugas rutin sehari-hari, kita sering merasa bosan atau malas atau menunda-nunda. Ketika saya diminta pergi sebagai misionaris ke Madagascar, dengan penuh semangat saya berangkat. Tetapi sesudah beberapa waktu di sana, ketika saya harus melaksanakan tugas sehari-hari, mengajar, bekerja di kebun, mengumpulkan kotoran sapi untuk pupuk, membersihkan kamar dan sebagainya, sering muncul rasa jenuh dan tidak bersemangat. Membuat suatu langkah yang besar itu mudah. Tetapi untuk maju terus dengan langkah yang kecil-kecil setiap hari memang diperlukan ketekunan dan kesetiaan. Dan buah dari semuanya itu adalah “masuk dan turut dalam kebahagiaan tuanmu”, suatu kedamaian jiwa, kepuasan batin.

Memang iman kita hanya untuk Bapa yang di sorga saja yang mengetahuinya. Namun sebagai perwujudannya, orang lain juga harus dapat merasakannya, bagaimana hidup dan keberadaan kita membawa damai dan sukacita Tuhan. Pernahkan ada suatu ketika seorang sahabat atau tetangga bertanya: bapa atau ibu koq selalu bahagia, selalu tersenyum, seperti orang yang tidak punya masalah? Padahal masalah kita tidak kalah serunya, tapi kita menghadapinya bersama Yesus … Berbahagialah kita jika kita pernah mengalami itu. Pada kesempatan seperti itu kita bisa bersaksi, bahwa kita memiliki Dia yang selalu siap sedia membantu hidup kita, menemukan jalan keluar dalam setiap persoalan kita. Kesempatan seperti ini menjadi kesempatan emas untuk membawa orang kepada Yesus.

Saya belum pernah mendengar hal seperti ini terjadi di Kelayan. Mungkin belum ada yang bercerita. Tetapi hidup beriman memang bukan untuk diri sendiri. Iman yang hidup selalu menarik yang lain dan memancar keluar untuk dibagikan. Mudah-mudahan kita semakin dipenuhi oleh semangat kasih Tuhan Yesus, entah masa nya baik atau tidak, entah sepi-sepi saja atau ramai di Gereja, kita harus mewartakan kasih Tuhan. Saranghamnida ! yang berarti I love you all.

HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS DAN PENERIMAAN KOMUNI PERTAMA


“Relasi Cinta Kasih sebagai Ujud Persatuan dengan Tuhan”


Minggu, 14 Juni 2009 pukul 08.00 Wita, perarakan 57 anak calon penerima komuni pertama didampingi orang tuanya, misdinar dan romo Allparis serta romo Fut memasuki gereja. Lagu “Tuhan Kau Satukan Kami” yang dimadahkan oleh paduan suara Remaka dan Komka mengawali perayaan ekaristi Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.

Kepada anak-anak calon penerima komuni pertama dan seluruh umat, romo Fut dalam homilinya menyampaikan bahwa pada hari itu merupakan hari istimewa bagi 57 anak yang akan menerima komuni pertama. Bukan anak-anak yang ingin menerima komuni tapi Yesus sendiri yang ingin bersatu dengan anak-anak. Yesus hadir dalam komuni itu. Persatuan terjadi dalam komuni yang kita terima karena kita menerima Tubuh Tuhan. Jadi waktu pembagian komuni saat romo mengatakan, “Tubuh Kristus,” umat harus menjawab, “Amin.”

Persatuan dengan Tuhan itu juga harus diwujudkan dalam kesatuan dengan sesama dan dalam relasi antara yang satu dengan yang lain. Kesatuan ini diungkapkan dengan relasi cinta kasih, berani memberi dan berkorban bagi sesama. Sebagai murid Yesus, mental pengemis yang hanya mau menerima dari orang lain harus kita hindarkan. Dalam perjamuan terkhir-Nya, Yesus berpesan, “lakukanlah ini sebagai peringatan akan Daku,” Yang dimaksud ini dalam konteks pesan Yesus tsb adalah memberikan diri-Nya dan hidup-Nya bagi orang lain.

Dengan menerima komuni, Yesus ingin kita melakukan apa yang Dia lakukan. Yesus telah menjadi terang bagi banyak orang sehingga kita pun hendaknya menjadi contoh bagi orang lain. Saat melihat orang sakit, Yesus tergerak oleh belas kasihan, maka kita pun harus bersikap demikian. Saat tergantung di kayu salib, Yesus berkata, “Tuhan ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” Kalau kita bisa mengampuni orang lain yang bersalah dan menyakiti kita, berarti kita melakukan sesuatu sebagai kenangan akan Yesus dan Dia hidup dalam diri kita.

Saat menerima komuni, peristiwa itu tidak hanya di dalam gereja saja tapi kita bawa ke dalam kehidupan sehari-hari. Kita membawa Tuhan bagi orang lain dengan memberi kasih dan diri sendiri bagi orang lain.

Pada hari ini, 57 anak-anak dipersembahkan bagi Tuhan dan menjadi satu dengan Tuhan. Selanjutnya romo Fut menutup homilinya dengan ajakan untuk memohon pada Tuhan agar Tuhan membimbing anak-anak, sehingga komuni pertama menjadi awal pertumbuhan iman anak-anak.

Pada saat komuni, secara khusus anak-anak calon penerima komuni pertama mendapatkan kesempatan menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam wujud hosti dan anggur.

Setelah perayaan ekaristi selesai, acara dilanjutkan dengan pembagian sertifikat, kitab suci serta rosario di Aula Syalom dan ditutup dengan santap siang bersama. (smr)

AKTIVITAS TAMBAHAN DALAM MISA DI GEREJA

Perayaan Ekaristi (Misa) di gereja, khususnya Hari Minggu, merupakan puncak perayaan tertinggi dalam peribadatan Gereja Katolik. Jauh lebih tinggi dari pada doa harian pribadi, devosi-devosi dan novena. Karena dalam perayaan ekaristi kudus, Tuhan sendiri yang hadir dalam rupa roti dan anggur yang merupakan Tubuh dan Darah-Nya. Perayaan penebusan ini yang menjadikan kita sebagai anak-anak Allah. Dalam perayaan ekaristi kudus ini, kita mohon ampun atas semua dosa kita, mohon rahmat untuk seluruh aktivitas kita lewat intensi misa. Kita juga diajak untuk mendengarkan Sabda-Nya dan memahaminya lewat homili pemimpin ibadat. Kita juga diajak untuk berbagi kasih dengan semua yang hadir dalam perayaan itu dan kita boleh menerima Yesus sendiri dalam komuni kudus. Akhirnya semua perayaan yang agung itu ditutup dengan berkat untuk kita semua, supaya mereka yang hadir dan yang kita doakan dalam misa selalu berada dalam lindungan kasih-Nya.

Namun sayang, perayaan yang sungguh agung itu kerap mendapat penghormatan yang kurang maksimal dari diri kita sendiri. Sadar atau tidak kita telah berbuat tidak semestinya pada saat perayaan agung itu berlangsung. Ada beberapa “aktivitas” di luar ritus liturgi resmi Gereja Katolik yang sadar atau tidak sering kita lakukukan sebelum misa dan pada saat misa berlangsung, diantaranya adalah:

1. Ngobrol, ini adalah aktivitas yang paling sering dilakukan, apalagi sambil nunggu misa dimulai, santai dulu ahhhh …. ngobrol. Entah itu hal yang penting atau nggak penting. Yang saya heran pasti ada aja yang diomongin rasanya kalau nggak ngobrol barang sebentar aja, lidah udah gatel.

2. Comment, ini merupakan aktivitas tinggi yang kerap dilakukan sadar atau tidak oleh kita yang seharusnya khusuk berdoa. Entah mengomentari pakaian orang yang nggak matching, petugas liturgi yang kurang berkenan (padahal sudah tampil maksimal) atau bahkan pemimpin ibadat (alias Romo-nya) yang kok lama banget sih…

3. Bermain, aktivitas ini sering dilakukan oleh anak-anak balita. Namun tak jarang juga anak-anak yang sudah ikut komuni pertama masih ikut bermain, entah di dalam atau di halaman/ serambi gereja. Memang bermain adalah hak anak yang tidak bisa diganggu gugat. Namun tetap ada tempat dan waktu yang tepat. Tak jarang alasan klasik muncul, “daripada di dalam ganggu orang yang sedang doa, lebih baik di luar toh masih di lingkungan gereja”. Menurut saya, tinggal bagaimana orang tua memberikan pendidikan yang tegas dan tepat untuk anak. Saya rasa baik juga kalau memberikan pengertian dan penjelasan bahwa gereja itu tempat untuk apa? Ataukah memang perayaan misa sudah tidak menarik lagi? Sampai-sampai para orang tua seolah-olah kehabisan akal untuk memberikan pengertian pada anak-anaknya bahwa gereja tempat orang berdoa. Bandingkan saat si anak asyik menonton film kartun favoritnya sehingga marah bila diganggu,. … ah no comment!

4. Main HP, merupakan aktivitas usil yang dapat mengisi kekosongan (tapi kalau di dalam gereja pasti bukan pada tempatnya). Biasanya yang sering adalah main game dan SMS-an. Jelas hal ini sangat tidak dibenarkan, bahkan sebelum misa pun menurut saya sangat tidak bijak ber-SMS-an atau sekedar nge-games di HP.

5. Tidur, ini adalah aktivitas yang kerap dilakukan oleh mereka yang memiliki aktivitas tinggi dan pasti orangnya super sibuk. Kalau pekerja, pasti seorang yang workaholics (gila kerja). Kalau sedang bekerja pasti serius luar biasa, sampai kalau ada bawahannya yang tidur saat dia memimpin rapat pasti langsung di pecat. Atau kalau dia seorang pelajar/mahasiswa, pasti seorang yang teladan, yang nggak pernah tidur kalau sedang ada pelajaran di sekolah/kampus karena takut ketinggalan pelajaran. Nah gereja adalah tempat peristirahatan yang paling enak. Apalagi kalau di gerejanya ada AC, wah tambah suejuuuuk (mmhh… zzz… zzz … zzz …). Jelas ini tidak bisa dibenarkan. Siapkan hati dan budi saat mau misa. Mantapkan jiwa dan raga semantap kalau kita mau menghadapi ujian akhir semester.

6. Bengong alias ngelamun, aktivitas yang biasanya dilakukan oleh beberapa orang yang sedang mengalami masalah. Memang gereja menjadi tempat yang cocok dan ideal untuk hal ini. Sambil berharap mukjizat datang menghampiri dan semua beban hidup atau persoalan hilang dengan tiba-tiba. Perlu diingat bahwa Tuhan tidak serta merta memberi dalam sekejab bak sulap. Tapi Tuhan pasti memberi, hanya waktunya …. cuma Dia yang tahu. Tapi pasti tepat pada waktunya.

Mungkin masih ada aktivitas lain yang kerap terjadi dalam gereja. Saya hanya berharap kita dapat mengurangi semua aktivitas yang dirasa kurang atau bahkan tidak perlu dilakukan dalam gereja.

Akhirnya saya jadi ingat lagu “Saat Terakhir” dari ST 12 pada bagian reff-nya (syair suka-suka);

satu jam saja engkau tak bisa

khusuk ber-doa doa doa di gereja

namun bagimu ber face book ria

kok bisa tahan sampai laamaaa

oh sayangnya ……… (ib)


PENGALAMAN PERTAMA MENERIMA SAKRAMEN TOBAT

Sabtu 13 Juni 2009 jam 16.00 Rm. Allparis memulai ibadat Sakramen Tobat di gereja untuk 57 anak calon Komuni Pertama. Kegiatan ini melandasi kesiapan dan kepantasan dari anak-anak untuk menerimakan Tubuh dan Darah Kristus yang pertama kali pada perayaan ekaristi keesokan harinya.

Setelah ibadat singkat Rm. Allparis masuk ke dalam kamar pengakuan dan anak-anak duduk berbaris menunggu giliran pengakuan pribadi. Mereka rata-rata mengaku gugup dan deg-degan. Bahkan meski sudah diberi kertas panduan, masih ada beberapa anak yang kesulitan berbicara di dalam kamar pengakuan sehingga Rm.Paris memanggil para pembina untuk mengajarinya lagi. Kelegaan tampak di wajah anak-anak setelah mendapatkan nasihat dan penitensi. Mereka berdoa sesuai penitensinya di depan patung Bunda Maria di sisi kanan gereja. Bagaimana komentar mereka setelah keluar kamar pengakuan? Singkat saja,“Seneng dan lega,” kata mereka. Hubungan dengan Allah kembali menjadi dekat dan mendapatkan pendamaian. Saluran rahmat kasih Allah terpancar memenuhi hati membikin kesenangan, kelegaan dan berusaha hidup sesuai perintah-Nya. (zo)

MISA KAUM MUDA PADA PENUTUPAN BULAN ROSARIO



Minggu, 31 Mei 2009 pukul 18.00 Wita perayaan ekaristi di paroki Kelayan terasa istimewa dari biasanya dengan hadirnya kaum muda dari paroki Kelayan, Katedral, Veteran, Banjarbaru, Plaihari dan Palangkaraya. Secara khusus, perayaan ekaristi yang bertepatan pada hari raya Pentakosta tsb diintesikan bagi kaum muda dalam rangka penutupan bulan rosario. Romo Prillion, MSF memimpin perayaan ekaristi. Lektor, petugas kolekte dan persembahan dilayani oleh anak-anak Asrama Satya Andika dan koor oleh KOMKA dan REMAKA paroki Kelayan dengan derigen Astrid dan sebagai organis adalah Paula.

Dalam homilinya, romo Ion menyatakan bahwa semua orang tentu akan memilih yang terbaik dalam hidup. Semua menginginkan kesuksesan dan kebahagian. Cara untuk mendapatkan kesuksesan dan kebahagian adalah sbb:

1. Bersyukur atas apa yang dialami hari ini. Orang yang selalu bersyukur akan terhindar dari stress dan sedih.

2. Belajar sebaik-baiknya seakan-akan hidup selama-lamanya dan belajar sekarang seakan-akan besok sudah mati. Maksimalkan apa yang ada dalam diri kita.

3. Buka jalan sendiri, tidak latah meniru orang lain, kreatif dan jadi diri sendiri.

4. Belajar mencintai apa adanya dari diri kita sendiri.

5. Bisa menikmati hidup.

6. Semakin banyak memberi.

7. Harus memiliki visi dan misi.

8. Menjadi guru bagi diri sendiri serta mengukur diri sendiri dan tidak memaksakan kemampuan.

Apa hubungan hidup sukses dan bahagia dengan Pentakosta?

Murid-murid Yesus seperasaan dengan Yesus karena mereka mendapat Roh Kudus. Bila kita seperasaan dengan Yesus maka ajaran Yesus dalam Kitab Suci dapat kita laksanakan. Inilah cara orang meraih sukses sebagai orang beriman. Ia memiliki sukacita, kebahagiaan serta tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Menutup homilinya romo Ion mengajak kaum muda dan seluruh umat untuk memohon rahmat Tuhan agar seluruh umat mampu seperasaan dengan Yesus. (smr)

Wajah Kaum Muda Paroki Santa Perawan Maria yang Terkandung Tanpa Noda dan Eksistensinya


Kaum muda yaitu masa kini gereja dan bukan saja masa depan gereja ataupun masa lalu gereja.Begitu indahnya kaum muda dalam sebuah gereja. Anak-anak muda yang bersemangat, penuh ide segar dan kreatifitas tinggi akan melengkapi kehidupan harmonis dalam sebuah gereja.

Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. ( I Timotius 4 : 12 ).

Ayat di atas ini jelas ditujukan kepada orang muda. Kata-kata pada kalimat pertama menunjukkan pada saat itu kaum muda dianggap belum berarti oleh orang dewasa. Juga pada masa sekarang seringkali kaum muda dianggap belum berarti oleh orang dewasa

Apakah keberadaan kaum muda hanya sebagai pelengkap dalam kehidupan menggereja?

Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan diatas, dimulai dari diri kaum muda sendiri serta lingkungan sekitarnya. Dalam semua itu, begitu tersirat sesuatu yang harus diperhatikan supaya kaum muda dapat mencari dan membuktikan eksistensinya, yaitu: Dukungan dan Kepercayaan Penuh.

Sewaktu mendengar cerita-cerita miring tentang kaum muda paroki ini yang cenderung nampak dan mungkin selalu adalah hura-hura, berbuat sesuatu yang salah dan menyusahkan orang tua. Kenyataannya tidak selalu begitu.

Sering terjadi ketidak nyambungan kaum muda dengan orang tua serta pengurus gereja disebabkan oleh perbedaan cara dan konsep berpikir yang dimiliki. Kaum muda mempunyai ciri khas kreatif, kritis, spontan dan anti kemapanan, serta kadang liar atau asal seruduk yang memang terkadang membuat masalah.

Walaupun tujuan yang ingin dicapai kaum muda dan pengurus gereja, orang tua dan para senior itu sama, yang pasti semuanya mempunyai cara berbeda ataupun jalan sendiri-sendiri.

Kaum muda sangat membutuhkan dukungan, kepercayaan, perhatian dari para seniornya. Kaum Muda membutuhkan mereka untuk mendampingi gerak langkahnya supaya tidak salah jalan dan tetap mempunyai rasa aman karena bagaimanapun juga kaum muda ini masih kurang cukup pengalaman dalam hal hidup menggereja. Selain itu butuh dukungan dan kepedulian agar tahu kaum muda tidak sendirian.

Semua akan menjadi percuma apabila kaum muda yang sudah memiliki ruang berkumpul dan berekspresi juga memiliki komitmen dengan semangat enerjiknya untuk bergerak tetapi kemudian diabaikan begitu saja karena dianggap ide-ide mereka tidak pas menurut pandangan para senior dan orang tua.

Kaum muda paroki(KOMKA Santa Maria) selalu mengharapkan dukungan dari orang tua yang anak-anaknya yang belum ikut terlibat dalam kegiatan kaum muda paroki agar bisa memberikan izin kepada anak-anaknya. Hendaknya dijauhkan anggapan bahwa kaum muda di paroki ini, dibentuk hanya untuk menjadi tukang parkir. Memang benar kaum muda diberi tugas untuk jaga parkir, tetapi masih banyak kegiatan-kegiatan lainnya.

Komunikasi yang terjalin baik antara kum muda dengan para orang tua dan pengurus gereja, diharapkan ditingkatkan agar transfer nilai dan pengayoman dapat secara langsung dirasakan oleh kaum muda. Bisa dibayangkan apabila hubungan antara orangtua, senior dan kaum muda tidak berjalan baik, kaum muda selalu merasa ditolak maka suatu ketika kaum muda akan kehilangan semangatnya.

Satu hal yang perlu juga diperhatikan adalah sebuah kaderisasi berlapis, pastinya wajah-wajah yang menghiasi kaum muda paroki ini pasti akan berganti secara terus menerus. Sebagai contoh kaderisasi berlapis yang sudah kelihatan prosesnya terlihat pada kegiatan pembinaan REMAKA, dimana anak-anak remaja yang saat ini terlibat di REMAKA akan diharapkan menjadi penerus kaum muda paroki ini sehingga sudah dipersiapkan dari awal.

Mudah-mudahan harapan ini tidak hanya sampai di tulisan ini saja. Semoga (kami)kaum muda paroki ini mampu bertahan, tidak melempem dan pantas menjadi harapan gereja dalam mengembangkan keimanan.Bagi kaum muda yang belum ikut terlibat, ayo gabung dengan kami, ditunggu lo..ada kegiatan koor KOMKA n REMAKA, kegiatan olahraga badminton (tiap malam minggu) n futsal (1 bulan sekali), latihan musik (band), kegiatan Komisi Kepemudaan Keuskupan Banjarmasin, dan untuk rencana ke depan sedang dipikirkan untuk mengadakan kegiatan pelatihan keterampilan seperti sablon dll

Maju terus teman-teman kaum muda, tetap semangat....!!! (TOMMY)

BAND KOMKA PAROKI KELAYAN


Pernah dengar kita punya band? Mungkin belum ngetop yach…Sejarahnya Komka punya keinginan memiliki peralatan band lengkap plus sound systemnya. Usaha dirintis melalui momentum Aksi Keliling Barongsai di masa Imlek tahun ini. Alhasil terkumpul juga dananya. Mereka adalah: Tommy sebagai ketua, para pemain Melisa, Marcella, Steven, Edo, Ivan, Hendri, Rendy, Binsar, Tika, Ronal. Band Komka berlatih setiap malam minggu setelah misa dan setiap minggu jam 1 siang. Komka berlatih rutin di ruangan kedap suara lantai 2 Aula Syalom. Talenta yang mereka miliki terus diasah. Melihat rutinitas latihan perlu pembimbing band dan jadwal manggung yang bikin mereka tertantang. Ruang kedap suara tempat berlatih tampaknya perlu sarana pendingin ruangan supaya tidak kepanasan.

Harapan Komka: jadikan Band Komka sebagai salah satu daya tarik kaum muda ikut kegiatan Komka. Jadikan pilihan unggulan kaum muda bergabung dengan Komka sebagai pengembangan kepribadian Orang Muda Katolik. (zo)

BAPTISAN ANAK

PROFICIAT : Telah menerimakan Sakramen Baptis di Gereja Santa Perawan Maria YTTN Banjarmasin pada Minggu, 31 Mei 2009 pukul 10.00 wita . Mereka adalah:

1. Angelica Calistha Christy Thio

2. Petrus Duncan Buntoso

3. Benedictus Jayden Tanzil Susanto

4. Valerie Gracia Rimbuan

5. Paulina Agustina Siman

6. Leonardus Adhi Renaldy Arivianto

7. Antonius Marcello Jevon Edbert Kang

8. Cheryl Audrey Kho

9. Angela Charisha Sabrina Kho

10. Carolyn Kho

11. Roswita Widia Wati Dia Dagor Putri

12. Vanessa Fitria Yurianata

JAMBORE MISDINAR DAN SEKAMI 2009

Penutupan Tahun Paulus di Keuskupan Banjarmasin akan dimahkotai dengan 3 kegiatan utama yakni :

§ Misa penutupan Tahun Paulus di masing-masing paroki tanggal 28 Juni 2009

§ Jambore Misdinar dan Sekami se Keuskupan Banjarmasin di SMPK Sanjaya Banjarbaru tgl 27-29 Juni 2009

§ Ekspo Panggilan dari semua tarekat/konggregasi yang berkarya di Keuskupan Banjarmasin di lokasi Jambore Misdinar dan Sekami.

Ajakan kepada kaum muda dan tunas gereja untuk memiliki semangat misioner menjadi perhatian utama. Oleh karena itu semangat Rasul Paulus menjadi tema dari jambore yakni “Misdinar dan Sekami Misioner”. Setiap paroki diharapkan mengirim 30 anak misdinar dan sekami sehingga akan berinteraksi 270 anak. Mereka akan disatukan dalam 18 kelompok dengan anggota dari berbagai paroki. Selama tiga hari peserta akan diajak beraktivitas membangun kekompakan, bermain game, melakukan out bond, pemberian materi, diskusi kelompok, api unggun dan pentas seni, melihat ekspo panggilan dan merayakan ekaristi bersama Bapak Uskup. Mengingat padatnya acara dan melibatkan banyak peserta, maka Rm. Frensius Suprijadi CM selaku Ketua Penutupan Tahun Paulus bekerja ekstra ketat dengan melibatkan aktivis 3 paroki kota dan Banjarbaru. (zo)

PERAYAAN EKARISTI KELUARGA BULAN JUNI 2009


“Hidup Perkawinan Sebagai Tanda Kehadiran Tuhan”

Tercatat di Data Umat ada 32 pasangan yang merayakan ulang tahun perkawinan di bulan Juni. Namun pada perayaan ekaristi keluarga yang diadakan pada hari Jumat, 12 Juni 2009 dan dipimpin oleh romo Allparis dan romo Fut, pasangan yang memperbaharui janji perkawinan ada 6 pasang. Mereka adalah: pasutri Tari-Nano, Siche-Martin, Ana-Ronny, Like-Junaidi, Bp/Ibu Parseno, Linda-Sargi.

Bacaan Injil pada hari itu merefleksikan hidup perkawinan keluarga. Demikian dinyatakan romo Fut di awal homilinya. Yesus tidak mau kehidupan kita biasa-biasa saja. Dia mau kita bertindak radikal. Yesus mengartikan perzinahan tidak hanya secara fisik tapi juga batiniah. Dia mau hidup perkawinan kita menjadi sebuah sakramen dan berbuah serta menjadi tanda kehadiran Tuhan. Hal-hal yang mengganggu hendaknya dipenggal dan dibuang jauh-jauh. Yang tidak maupun yang belum kawin pun juga demikian. Hal-hal yang menggganggu panggilan hidup orang Kristen hendaknya dibuang atau disingkirkan.

Dalam bacaan pertama, iman kita diumpakan sebagai bejana tanah liat yang mudah hancur. Untuk itu kita memerlukan Tuhan. Ia akan menyertai, mendampingi dan menguatkan hidup dan perkawinan kita. Panggilan sebagai imam, biarawan dan biarawati pun demikian. Mereka dipanggil sebagai orang yang terbuka dan mengalami kasih Tuhan.

Romo Fut menutup homili dengan sebuah ajakan agar Tuhan menyertai dan mohon pada Tuhan agar kita menyadari bahwa Tuhan mencintai kita. (smr)

DIMANAKAH POSISI KITA?

Oleh: Sugiarta Halim

Apabila, Sebab, Walaupun kata ini adalah sebuah realita kehidupan yang sering dialami dalam perjalanan kehidupan kita.. Di posisi manakah kita saat ini dikaitkan dengan kehidupan rohani?

Tipe pertama = "APABILA"
- Apabila Tuhan menjawab doaku, maka aku akan mengasihi Tuhan dengan hatiku...
- Apabila Tuhan menolongku, maka aku akan melakukan apa yang Kau inginkan dalam hidupku..
Tipe pertama ini, cenderung untuk mengatur Tuhan melakukan apa yang ia inginkan. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana jika Tuhan tidak memberikan apa yang ia inginkan?
Terkadang jika kehidupan rohani berada di posisi ini maka kasih yang kita milikipun menjadi kasih yang bersyarat, "Nak, apabila kamu berhasil rangking 1, maka papa akan memberikanmu Handphone..."

Tipe Kedua = "SEBAB"
- Aku akan memuji Tuhan sebab perbuatanNya yang ajaib dalam hidupku
- Aku akan menyembah Allahku sebab pertolonganNya hebat atasku.
Tipe ini jauh lebih baik dari tipe pertama,
TETAPI... Tuhan tidak pernah menjanjikan kalau mengikut Yesus akan bebas dari masalah, bebas dari beban hidup serta bebas dari badai kehidupan.
Apakah saat kita mengalami ujian kehidupan, di saat Tuhan seolah membiarkan kita sendirian (untuk menguji seberapa besarnya cinta dan iman kita kepada-NYA), apakah kita dapat berkata "Sekalipun aku dalam lembah kekelaman, aku akan tetap bersuka, sebab aku yakin bahwa Tuhan besertaku, aku mencintaiNYA lebih dari apapun..."

Tipe yang ketiga = "WALAUPUN"
- Walaupun badai menghadang, ku tetap yakin Kau bersamaku.
- Walaupun semua orang meninggalkanku, ku tidak peduli karena Kau tetap disampingku.
Tipe inilah yang dicari BAPA di sorga, bahwa kita mencintaiNYA bukan karena apa-apa, tapi karena kita mencintaiNYA,,,
seperti para pujangga mengatakan "Tidak ada alasan untuk kita mencintai seseorang..."

Sahabat ada di posisi manakah kita sekarang?

Masalah-masalah yang kita hadapi bisa membuat kita jatuh atau bertumbuh, pilihan ada ditangan kita tergantung dari bagaimana cara kita menanggapinya.
Sangat disayangkan banyak orang gagal untuk melihat bagaimana Tuhan menggunakan masalah untuk kebaikan mereka dan Tuhan menunjukan KasihNya kepada kita.
Saat mengalami tantangan dan beban kehidupan yang sangat dahsyat jangan pernah menyerah, sekalipun semua orang meninggalkanmu, percayalah bahwa Tuhan selalu setia berada di depanMu, memimpin setiap langkahmu, hanya jangan pernah salahkan Tuhan atas segala yang terjadi dalam hidupmu.... Tetap pertahankan imanmu... karena ada rencana indah Tuhan dibalik setiap masalah yang menghadang kita. Satu hal yang pasti adalah masalah membuat kita lebih dewasa dalam karakter serta rohani dan masalah adalah salah satu sarana / pintu dimana kita bisa mengenal Tuhan lebih dekat. Dalam beberapa kasus, masalah adalah cara Tuhan agar kita berbalik kepadaNya.
Hendaknya kita sadar dan berpikiran jernih dan sadar bahwa TUHAN kita lebih besar dari pada setiap masalah yang kita hadapi..1 korintus 10:13
Jadi hendaknya kita selalu mengucapkan syukur atas segala hal yang terjadi pada diri kita. Baik Keberuntungan maupun Kemalangan, Baik Kegembiraan maupun kesedihan, Kesehatan dan Kesakitan. Karena Allah memiliki rencana indah dari semua perkara tersebut.
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya dan ia akan bertindak; ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. ( Mazmur 37;5-6 ).