08 Juli 2010

BUPAR JUNI 2010: PEMBINAAN ANAK PASCA KOMUNI PERTAMA

Teladan Keluarga Bagi Anak-Anak

oleh: Romo Allparis Freeanggono, Pr.

Proficiat!!!!!

56 anak telah kita antar me-nyambut Tubuh dan Darah Kristus untuk pertama kalinya. Bidang pewartaan, tim pengajar, dan orang tua, telah bahu membahu mengantar anak-anak kita. Anak-anak telah mendapatkan cinta yang luar biasa dari orang tua. Komuni pertama merupakan hal yang berkesan bagi anak-anak. Sebelum anak-anak menerima komuni pertama, mereka juga telah menerima sakramen tobat untuk pertama kalinya dan telah mengikuti pengajaran seputar iman, liturgi dan gereja Katolik. Apa yang telah mereka terima dan mereka lakukan tidak berhenti setelah mereka menerima komuni pertama. Ingat, “komuni pertama”, berarti ada yang kedua dan seterusnya.

Anak-anak yang telah menerima komuni masih tetap perlu bimbingan dari berbagai pihak terlebih dari orang tua. Mereka harus diingatkan terus menerus, agar setiap hari Minggu ke gereja, setiap ada kegiatan di komunitas diajak, dikenalkan dengan komunitas, dan pada saat tertentu diajak untuk menerima sakramen tobat. Tentulah sebuah kegembiraan bagi anak-anak, jikalau mereka didampingi terus menerus, lebih lagi kalau mereka mendapat teladan dari orang tua yang dengan tekun dan penuh iman menghayati hari Minggu sebagai Hari Tuhan dan bukan sebagai hari libur semata sehingga keluarga keluarga Katolik memprioritaskan hari Minggu untuk ke gereja.

Sebagai keluarga Kristiani, kita berharap untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Bukan saja kesehatan, pendidikan, pergaulan, tetapi juga iman yang benar. Iman yang benar itu diberikan paling efektif dan efisen melalui teladan. Biarkanlah anak anak mendapatkan teladan dari keluarga yang baik, komunitas yang baik, paroki yang baik, pastor yang baik, pengurus Dewan Paroki yang baik. Semoga dengan memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita, atas berkat dan bim-bingan Tuhan pada waktunya nanti kita akan mendapatkan buah yang melimpah. Sekali lagi proficiat untuk anak-anak, untuk panitia, proficiat untuk orang tua, proficiat untuk penyelengara.

Tuhan memberkati.

KEMANA SETELAH KOMUNI PERTAMA?

Pada saat pendaftaran komuni pertama telah dipersyaratkan usia minimal bagi calon penerima komuni untuk mengikuti pelajaran. Persyaratan ini bukan tanpa alasan. Paroki Kelayan mensyaratkan usia minimal 9 tahun untuk menerima pelajaran karena pada usia ini, anak-anak dianggap telah memiliki daya tangkap yang cukup untuk memahami misteri Tubuh dan Darah Kristus dalam ekaristi. Dengan pemahaman yang cukup, diharapkan anak-anak dapat menghayati, memelihara dan menumbuhkan kehidupan iman mereka. Dukungan orang tua serta gereja sangat diperlukan untuk mewujudkan harapan ini.

Peran Orang Tua dan Gereja

Sebagai orang tua, kita dititipi Tuhan dengan otoritas penuh untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Selain melengkapi kehidupan jasmani untuk anak-anaknya, orang tua dipercaya Tuhan untuk melengkapi kehidupan rohani anak-anaknya sehingga mereka mengenal, memuji dan mencintai Tuhan. Orang tua memiliki misi yang mulia untuk menunjukkan jalan menuju Kerajaan Allah. Namun pada kenyataannya tidak semua anak “cukup beruntung” tinggal di tengah-tengah keluarga yang memberikan dukungan terhadap perkembangan imannya. Bila ini terjadi, maka komunitas dan gereja perlu mengambil alih peran ini sehingga gereja nantinya tidak akan “kehilangan” anak-anak yang telah dibina sejak baptis bayi sampai menerima komuni pertama.

Dari tahun ke tahun kita telah mengalami kehilangan ini. Pasca komuni pertama, beberapa anak masih terlihat dalam beberapa kegiatan seperti misdinar, remaka dan kelompok-kelompok kategorial. Beberapa anak memang masih terlihat mengikuti perayaan ekaristi setiap minggu. Sisanya kemana?

…Para pengikut Kristus dipanggil oleh Allah bukan berdasarkan perbuatan mereka, melainkan berdasarkan rencana dan rahmat-Nya. Mereka dibenarkan dalam tuhan Yesus, dan dalam baptis iman sungguh-sungguh dijadikan anak-anak Allah dan ikut serta dalam kodrat ilahi, maka sungguh menjadi suci. Maka dengan bantuan Allah mereka wajib mempertahankan dan mengembangkan dalam hidup mereka kesucian yang telah mereka terima. …” (Dokumen Konsili Vatikan II - LG, 40)

Proses menuju tujuan akhir

Pembinaan iman tidak berhenti sampai anak-anak menerima komuni pertama. Jalan masih panjang dan tantangan semakin berat untuk ditaklukan anak dalam mencapai tujuan akhir, yaitu memperoleh kebahagiaan abadi. Untuk itu yang harus kita lakukan adalah mengambil peran agar anak terus bertumbuh dalam iman akan pengenalan terhadap Yesus. Kemunduran kehidupan iman akan membahayakan keselamatan. Berhenti bertumbuh, akan membuat anak terseret dalam arus dunia ini, yang berlawanan dengan nilai-nilai kekristenan

Anak-anak perlu bertahan dalam komunitasnya dan mengambil peran dalam kegiatan-kegiatan yang ditawarkan oleh gereja sehingga mereka tidak merasa asing dalam hidup menggereja dan iman mereka dapat terjaga. Diperlukan dukungan orang tua untuk mengarahkan dan memotivasi anak untuk upaya ini. Dukungan dapat diberikan berupa pemberian ijin, mengantar anak mengikuti kegiatan maupun keteladanan dari orang tua.

Ada beberapa kegiatan di paroki Kelayan yang dapat diikuti anak pasca komuni pertama, yaitu:

1. Putra-Putri Altar / Misdinar

Anak-anak akan dibina untuk melayani Tuhan di seputar altar. Pada saat penerimaan komuni pertama tahun ini, anak-anak langsung dilantik menjadi anggota misdinar. Latihan misdinar dilaksanakan setiap Minggu setelah perayaan ekaristi pagi.

2. Remaka (Remaja Katolik) dan Sekami (Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner)

Kegiatan ini bertujuan untuk menye-mangati dan menumbuhkembangkan iman anak dan remaja dengan menghimpun mereka dalam keterlibatan di berbagai kegiatan-kegiatan, baik yang bersifat me-nyegarkan jiwa (rohani) maupun menyegarkan raga (fisik).

3. Kelompok Kategorial seperti Persekutuan Doa, KTM, Legio Maria Junior

Masing-masing kelompok memiliki ciri khas yang unik, namun semuanya bertujuan untuk memelihara dan menumbuhkan iman anak. (smr)

07 Juli 2010

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus & Penerimaan Komuni I


Bertepatan dengan Hari Raya Tubuh dan Kristus pada perayaan ekaristi hari Minggu, 6 Juni 2010 pukul 08.00 Wita di paroki Kelayan dilaksanakan penerimaan Komuni Pertama bagi 56 anak. Perayaan ekaristi dipimpin oleh romo Allparis, koor oleh PSP Serafim dan petugas liturgi dari lector, mazmur, persembahan dilayani oleh anak-anak yang menerima komuni pertama pada hari itu.

Perayaan ekaristi diawali dengan perarakan 56 anak calon penerima komuni pertama yang memakai baju misdinar didampingi orang tua masing-masing, diikuti oleh misdinar dan romo. Bacaan Injil pada hari itu yang diambil dari Lukas 9:11b-17 berbicara mengenai Yesus memberi makan 5000 orang.

Mengawali homilinya, romo Allparis menyatakan harapannya bahwa komuni pertama yang akan diterima anak-anak menjadi suatu kenangan yang indah dan jangan sampai menjadi komuni yang terakhir. Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus kita diingatkan kembali dan diajak untuk mempercayai bahwa hosti dan anggur yang kita terima menjadi Tubuh dan Darah Yesus. Yesus benar-benar hadir dalam hosti dan anggur. Bagaimana kita menyatakan kepercayaan itu? Dengan menghormati dan mengambil sikap lahiriah yang baik. Sikap lahiriah itu merupakan cerminan sikap batin kita. Tidak ngobrol, menggosip serta mepersiapkan dekorasi, koor, misdinar dengan baik merupakan ungkapan lahiriah kita yang mencerminkan sikap batin dan kesungguhan kita dalam menghormati Tubuh dan Darah Kristus.

Peristiwa mujizat 5 roti dan 2 ikan dalam bacaan Injil menyatakan bahwa orang banyak berbondong-bondong mengikuti Yesus untuk mendengarkan pengajaran tentang Kerajaan Allah dan penyembuhan orang sakit. Orang-orang yang mengikuti Yesus itu perlu makan, maka Yesus mengajak murid-muridNya untuk mencari makanan dan minuman. Namun mereka hanya memiliki 5 roti dan 2 ikan. Maka Yesus pun mengucap berkat. Di sinilah terjadinya mujizat penggandaan 5 roti dan 2 ikan itu sehingga murid-murid Yesus dapat membagi berkat itu pada orang-orang yang telah dibagi dalam kelompok-kelompok, bahkan masih sisa 12 bakul.

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus merupakan peristiwa Allah membagi rahmat. Dari keterbatasan umat, Allah memberikan rahmat sehingga gereja dapat menjadi berkat yang luar biasa. Sebagai contoh, seorang ayah dapat menggandakan 5 roti dan 2 ikan dengan keterbatasan waktu yang ada. Ia bekerja keras sepanjang hari untuk mencari nafkah, namun ia masih memberikan waktunya sebagai pengurus Dewan Paroki yang aktif dan sekaligus tetap menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya. Dengan keterbatasan yang ada, ayah tersebut telah mengadakan mujizat dengan menjadi berkat bagi banyak orang.

Menutup homilinya, romo Allparis mengajak anak-anak untuk mengucap syukur pada Tuhan karena orang tua dan guru-guru yang telah mendampingi anak-anak dalam mempersiapkan penerimaan komuni pertama serta mengucap syukur karena Kristus telah memberikan Tubuh dan DarahNya bagi kita.

Sebelum berkat penutup dilaksanakan pelantikan misdinar bagi ke-56 anak yang menerima komuni pertama. Setelah perayaan ekaristi selesai mereka berfoto bersama di dalam gereja.

Sebagai ungkapan syukur atas penerimaan komuni pertama pada 56 anak, maka setelah perayaan ekaristi, acara dilanjutkan dengan ramah tamah di Aula Syalom. Acara yang dihadiri oleh anak-anak penerima komuni pertama beserta keluarganya, tim pengajar serta pengurus Dewan Paroki ini dimulai dengan sambutan ketua panitia, ibu Inge, dan pastor paroki, romo Allparis. Setelah itu acara dilanjutkan dengan pembagian sertifikat dan kenangan-kenangan bagi anak-anak penerima komuni pertama dan ditutup dengan santap siang. (smr)

BAPTIS BAYI DAN ANAK


Pada hari Minggu, 31 Mei 2010 pukul 09.00 Wita dilaksanakan penerimaan sakramen baptis bagi 15 bayi dan anak oleh romo Allparis.

Sebelum melaksanakan pembaptisan romo Allparis dalam homilinya memberikan pesan singkat pada orang tua serta wali yang akan membaptiskan anaknya: Dengan pembaptisan yang akan diberikan pada anak-anak berarti orang tua dan wali baptis bersedia mendidik anak-naknya secara Katolik. Anak-anak hendaknya diperkenalkan mengikuti doa atau misa di komunitas dan gereja sedini mungkin. Meskipun sedikit mengganggu, hal itu harus dibiasakan sejak masih anak-anak agar mereka mengerti kehidupan berkomunitas dan menggereja. Jika kebiasaan itu tidak dimulai sejak masih anak-anak jangan berharap setelah besar nanti mereka mau aktif mengikuti kegiatan di komunitas maupun di gereja. (smr)

Selamat kepada 15 anak yang menerima sakramen permandian.


SABTU IMAM

Tindak lanjut dari Hari Minggu Panggilan, 25 April 2010, Romo dan Bidang Pewartaan menyelenggarakan pertemuan setiap Sabtu, minggu pertama dalam bulan, jam 17.00 – 17.30 di ruang kerja Romo Paroki. Kegiatan ini dinamakan SABTU IMAM dan telah dimulai tgl 5 Juni 2010.

Publisitas SABTU IMAM memang tidak serta merta ditulis di teks misa, namun dijaring dari mulut ke mulut bagi anak-anak atau remaja yang dengan tulus hati tertarik mendalami panggilan ataupun menapaki hidup panggilan khusus sebagai romo, bruder, frater, suster dan biarawan-biarawati.

Dalam pertemuan pertama ada 7 anak dan remaja yang mengikuti kegiatan ini. Beberapa orang tua juga ikut mendampingi anak-anak mereka. Mereka dibimbing langsung oleh Rm. Allparis. Pada kegiatan awal ini mereka diajak berdoa, tanya jawab dan mengenal teladan hidup santo atau santa pelindungnya. Kegiatan selanjutnya akan melibatkan para pastor, suster, bruder, dan frater yang ada di paroki sebagai wujud tema panggilan yakni kesaksian hidup mereka membangkitkan panggilan. Kegiatan tidak hanya berdoa dan membaca kitab suci tetapi juga banyak aktivitas lain yang dapat memberikan wawasan luas kehidupan mereka yang telah terpanggil dan usaha-usaha meneruskan kebaikan kasih Allah bagi semua orang.

Belum berkembangnya panggilan secara umum di Keuskupan Banjarmasin ataupun di paroki-paroki kemungkinan karena kurangnya pemeliharaan tunas-tunas panggilan yang bersemi. Pertanyaan refleksi :

1. Apakah mereka yang terpanggil sudah memberikan teladan kesaksian hidup, bukan menjalankan profesi yang sedang digelutinya?

2. Apakah orang tua mendukung putra-putrinya ketika mereka mengutarakan maksud pilihan panggilan hidupnya?

Pemeliharaan tunas panggilan sudah dimulai, merupakan sebuah usaha yang patut di dukung bersama di dalam situasi kehidupan dunia modern saat ini. Diharapkan semakin banyak anak dan remaja yang terpanggil dan dapat menggunakan sarana SABTU IMAM untuk menguatkan panggilannya. Biarlah Roh Kudus memelihara karya ini dan kita berpengharapan untuk melimpahnya para penuai di waktu yang akan datang, khususnya dari Paroki kita! (zo)

PERAYAAN EKARISTI KELUARGA JUNI 2010

Jumat, 11 Juni 2010, di paroki Kelayan diadakan perayaan ekaristi memperingati Hari Raya Hati Yesus Yang Maha Kudus. Romo Allparis yang memimpin perayaan ekaristi saat itu mengajak umat untuk mendoakan pasangan suami istri yang merayakan ulang tahun perkawinannya pada bulan Juni.

Dari bacaan Injil dengan perikop Domba yang Hilang, dalam homilinya beliau menyatakan permenungannya bahwa seringkali kita tidak memiliki hati untuk domba-domba yang hilang. Kita terlena dengan banyaknya umat yang ada dan ‘membiarkan’ bila ada umat yang keluar dari gereja Katolik. Intensi perayaan ekaristi Minggu kedua ini adalah untuk mendoakan keluarga-keluarga di paroki Kelayan. Hari ini kita disadarkan untuk memberikan hati pada orang-orang di sekitar kita, pada suami, istri dan anak-anak kita. Jangan sampai anak-anak kehilangan hati karena kurangnya perhatian dari orang tua yang sibuk bekerja. Kita diingatkan untuk meneladan hati Yesus yang Maha Kudus.

Setelah homili, romo Allparis mengundang pasutri-pasutri yang merayakan ulang tahun perkawinan di bulan Juni untuk memperbaharui janji perkawinannya. Yang maju ke depan untuk memperbaharui janji perkawinan saat itu adalah pas. Like-Junaedi yang merayakan ulang tahun perkawinan ke-11 dan bpk/ibu Parseno yang merayakan pesta perak perkawinannya. (smr)

RAPAT DEWAN PAROKI PLENO JUNI 2010

Rapat Dewan Paroki Pleno bulan Juni 2010 dilaksanakan 2 kali dengan bahasan utama Persiapan Tahbisan Imam di Paroki Kelayan.

1. Rapat Pleno: Selasa, 1 Juni 2010

Sehubungan dengan rencana Tahbisan Diakon Yohanes Susilo Hadi yang akan dilaksanakan di Paroki Kelayan pada hari Rabu, 13 Oktober 2010, rapat Dewan Paroki Pleno kali ini dihadiri oleh Bapak Uskup Petrus Timang dan vikjen, romo Yuliono, MSC.

Romo Yuliono dalam arahannya menjelaskan latar belakang dipilihnya paroki Kelayan sebagai tempat tahbisan yaitu sebagai pengganti karena rencana tahbisan uskup terdahulu tidak jadi dilaksanakan di paroki Kelayan. Pada kesempatan tsb, Bapak Uskup me-nyarankan agar pelaksanaan tahbisan tidak perlu mewah, yang utama berjalan dengan baik dan lancar serta bisa memberikan makna panggilan. Oleh karena itu perlu melibatkan anak-anak sekolah.

Dalam rapat tersebut telah tersusun Panitia Tahbisan sbb:

Ketua I : B. Murbaningsih

Ketua II : AP. Anwar Yusran

Sekretaris : Fl. Sudarmo & Joko Purnomo

Bendahara : A. Gaby Siantory & Trisia

Seksi-seksi:

Liturgi : Charles Iwan Sutanto

Perlengkapan : Y. Tjie Keng Beng & YB Sukardi

Konsumsi : Novita / PKP

Keamanan : Benediktus

Parkir : Tommy / KOMKA

Acara : Anna Trombine

Dokumentasi : Riyanto, Horian & Irwan

Sound System : Singindra Tanto

Usaha Dana : A. Willy Sebastian & Alfonsus Wahab

Kesehatan : dr. Wina, Yanti, ibu Parseno

Tata Tertib : Venansius & Isyaias Sawing

Dekorasi : A. Pramono & Antonina Ida Harino

Publikasi & Buku Kenangan : Anton DN & Nining

Akomodasi & Transportasi : Andreas Sunarko

Penerima Tamu : WKRI Cab. Santa Maria

Kebersihan: Anton Irpandi

Selama diakonat, Frater Yohanes akan ditempatkan di Paroki Kelayan.

Selain pembentukan Panitia Tahbisan, dalam rapat tersebut disampaikan beberapa hal:

Katekumen: Mulai bulan Juli 2010 akan dimulai pelajaran untuk calon baptis. Diminta ketua komunitas menyampaikan nama-nama katekumen pada Sekretariat Paroki. Akan dibentuk Tim Pengajar (melibatkan para suster, frater, romo dan para katekis) yang dikoordinir oleh Bp. Anton Kuwat. Pelaksanaan pelajaran tiap hari Minggu pukul 16.30 Wita.

Penerimaan Sakramen Krisma: Dilaksanakan pada hari Minggu, 21 November 2010. Formulir pendaftaran diambil di sekretariat paroki atau ketua komunitas. Pelajaran dimulai bulan Agustus.

Santo Yosef: Diusahakan setiap komunitas dan wilayah mempunyai pelayan yang mau dan bisa mendoakan arwah di pemakaman.

Penggantian Pengurus Dewan Paroki: Mulai Januari 2011 akan dilakukan evaluasi kinerja DP sebagai pertanggungjawaban selama 1 periode. Perlu dibentuk Panitia Evaluasi.

2. Rapat Pleno: Minggu, 13 Juni 2010

Rapat Dewan Paroki Pleno ini khusus membicarakan pembagian tugas, teknis acara sekaligus sosialisasi pelaksanaan tahbisan sbb:

· Diperkirakan umat yang hadir 2000 orang.

· Misa dilaksanakan di dalam gereja dengan durasi maksimal 2 jam. Acara ramah tamah dan agape dilaksanakan di halaman parkir gereja dengan waktu maksimal 1 jam.

· Koor, petugas liturgi, tari-tarian pada perayaan ekaristi dipercayakan pada sekolah-sekolah Katolik di Banjarmasin.

· Hiburan akan diisi oleh sekolah Katolik di Banjarmasin & Banjarbaru serta kaum muda.

· Misdinar dari Paroki Kelayan. Menghias altar oleh suster-suster SFD. Umat yang ingin berpartisipasi dalam pengadaan bunga altar dimohon menghubungi suster Anna, SFD.

· Doa Tahbisan akan didoakan satu bulan berturut-turut sebelum pelaksanaan acara.

· Diberikan kesempatan pada umat untuk memberikan ucapan selamat atas tahbisan imam dan akan diterbitkan dalam buku kenangan.

· Parkir di halaman SD & TK Santa Maria. Untuk mengantisipasi keterbatasan tempat parkir, dihimbau pada umat agar membawa kendaraan seminimal mungkin. Bila memungkinkan bergabung dengan kendaraan umat lain.

Rapat berikutnya akan digabung dengan rapat Dewan Paroki Pleno bulan Juli 2010. Diminta tiap seksi menyampaikan rencana anggaran. (Fl. Sudarmo & Nining)