19 Januari 2009

LIPUTAN PERAYAAN NATAL


Perayaan Malam Natal

24 Desember 2008

Natal kali ini diawali dengan penampilan gereja berdinding cat baru dan dekorasi sekitar altar yang indah. Pohon Natal dan Gua setiap tahun hadir menyemarakkan perayaan Natal paroki. Tak heran dua jam sebelum misa malam Natal umat sudah berdatangan.

Jalannya misa terjaga dengan khidmat karena petugas liturgi telah disiapkan dengan baik. Rm. Allparis dan Rm. Lioe Fut Khin bersama mempersembahkan misa.

Pesan Natal

Dalam homilinya, Rm.Fut Khin menggambarkan keagungan kasih Allah yang tak terbatas melalui kehadiran Putra-Nya Yesus Kristus ke dunia. Allah tidak membiarkan ciptaan-Nya jatuh ke dalam dosa. Dari pihak Allah menawarkan keselamatan bagi umat-Nya. Namun untuk mengusahakan itu Allah telah merendahkan diri, serendah-rendahnya menyandang martabat sebagai manusia. Rm. Fut memberikan ilustrasi yang gamblang: kita kesusahan memperingatkan anjing di gereja untuk tidak menggigiti bantalan untuk berlutut di Gua Maria. Berbagai usaha dilakukan tetapi anjing-anjing tetap bandel. Masalahnya kita tidak bisa berbicara dengan bahasa mereka! Kecuali kita berubah menjadi seperti mereka, baru bisa berkomunikasi memberitahukan maksud kita. Maksud Allah itu pun harus diwujudkan dalam bahasa manusia dengan menjadi manusia. Itulah kasih yang diberikan Allah kepada manusia melalui Yesus sang Juru Selamat. Sebagai umatNya sudah selayaknya kita membalas kasih Allah itu.

Menjelang berkat penutup Bp. YB. Sukardi selaku Ketua Panitia rangkaian kegiatan Natal dan Rm. Allparis selaku pastor paroki mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung lancarnya seluruh kegiatan.

 

Perayaan Natal Pagi

25 Desember 2008

Natal pagi sarat dengan peranan anak-anak untuk ambil bagian dalam liturgi Ekaristi. Petugas koor dari anak-anak SD St. Maria, petugas persembahan, lektor dan pemazmur juga anak-anak. Setelah bacaan Injil anak-anak TK St.Maria mempersembahkan drama Natal. Ulah tingkah anak-anak dalam memerankan tokoh-tokoh kisah kelahiran Yesus membikin segar suasana misa. Mereka patut mendapat pujian dan apresiasi untuk kemauan dan kemampuan mereka dalam mengambil peran liturgi gereja.

Rm. Allparis dalam homilinya secara khusus menjelaskan hal ikhwal mengapa Natal jatuh pada tgl 25 Desember dan mengapa selalu hadir pohon Natal sebagai ciri khas perayaan Natal. Di dalam Kitab Suci memang tidak ditulis karena merupakan perkembangan peradaban dan budaya yang kemudian dimaknai dalam kehidupan orang Kristen.

 

Pesta Keluarga Kudus & Perayaan Natal Lansia

28 Desember 2008

Selesai merayakan Ekaristi Pesta Keluarga Kudus, para lansia, yakni umat yang mendapatkan berkah lanjut usia, berkumpul bersama untuk merayakan Natal bersama di Aula Syalom. Sebanyak kurang lebih lima puluh lansia beramah tamah difasilitasi oleh Seksi Sosial Paroki.

Bp. PC Bambang Subiyandono menjadi MC dan mengantar ke dalam suasana nostalgia. Pak Alexander Suharjo, lansia yang enerjik, didaulat panitia untuk menyampaikan kesan dan pesan bagi yang hadir. Pesan utama dari Pak Harjo yang wajib kita dengar adalah ajakan untuk menyapa mereka. ”Kami merasa senang kalau disapa!”, kata pak Harjo berapi-api. “Bagi kami yang paling utama adalah berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Berdoa seperti yang dicontohkan oleh Sara dan Abraham”.

Romo Allparis dan pak Willy, selaku Ketua Dewan, menyampaikan pesan yang sama yakni diminta tetap memiliki semangat hidup menggereja dan melayani.

Ibu dr. Wina Kartika, selaku ketua Seksi Sosial,  merasa gembira bisa terselenggara acara ini dan mohon maaf bila ada kekurangan. Selanjutnya Hiburan utama bagi para opa dan oma dalam memeriahkan Natal kali ini adalah tari dan nyanyi cucu-cucu mereka yang bersekolah di TK Santa Maria. Kesempatan yang indah ini ditutup dengan makan bersama. (zo)

Tidak ada komentar: