Perayaan Malam Natal
24 Desember 2008
Natal kali ini diawali dengan penampilan gereja berdinding cat baru dan dekorasi sekitar altar yang indah. Pohon Natal dan Gua setiap tahun hadir menyemarakkan perayaan
Jalannya misa terjaga dengan khidmat karena petugas liturgi telah disiapkan dengan baik. Rm. Allparis dan Rm. Lioe Fut Khin bersama mempersembahkan misa.
Dalam homilinya, Rm.Fut Khin menggambarkan keagungan kasih Allah yang tak terbatas melalui kehadiran Putra-Nya Yesus Kristus ke dunia. Allah tidak membiarkan ciptaan-Nya jatuh ke dalam dosa. Dari pihak Allah menawarkan keselamatan bagi umat-Nya. Namun untuk mengusahakan itu Allah telah merendahkan diri, serendah-rendahnya menyandang martabat sebagai manusia. Rm. Fut memberikan ilustrasi yang gamblang: kita kesusahan memperingatkan anjing di gereja untuk tidak menggigiti bantalan untuk berlutut di Gua Maria. Berbagai usaha dilakukan tetapi anjing-anjing tetap bandel. Masalahnya kita tidak bisa berbicara dengan bahasa mereka! Kecuali kita berubah menjadi seperti mereka, baru bisa berkomunikasi memberitahukan maksud kita. Maksud Allah itu pun harus diwujudkan dalam bahasa manusia dengan menjadi manusia. Itulah kasih yang diberikan Allah kepada manusia melalui Yesus sang Juru Selamat. Sebagai umatNya sudah selayaknya kita membalas kasih Allah itu.
Menjelang berkat penutup Bp. YB. Sukardi selaku Ketua Panitia rangkaian kegiatan Natal dan Rm. Allparis selaku pastor paroki mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung lancarnya seluruh kegiatan.
Perayaan Natal Pagi
25 Desember 2008
Natal pagi sarat dengan peranan anak-anak untuk ambil bagian dalam liturgi Ekaristi. Petugas koor dari anak-anak
Rm. Allparis dalam homilinya secara khusus menjelaskan hal ikhwal mengapa
Pesta Keluarga Kudus & Perayaan Natal Lansia
28 Desember 2008
Bp. PC Bambang Subiyandono menjadi MC dan mengantar ke dalam suasana nostalgia. Pak Alexander Suharjo, lansia yang enerjik, didaulat panitia untuk menyampaikan kesan dan pesan bagi yang hadir. Pesan utama dari Pak Harjo yang wajib kita dengar adalah ajakan untuk menyapa mereka. ”Kami merasa senang kalau disapa!”, kata pak Harjo berapi-api. “Bagi kami yang paling utama adalah berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Berdoa seperti yang dicontohkan oleh Sara dan Abraham”.
Romo Allparis dan pak Willy, selaku Ketua Dewan, menyampaikan pesan yang sama yakni diminta tetap memiliki semangat hidup menggereja dan melayani.
Ibu dr. Wina Kartika, selaku ketua Seksi Sosial, merasa gembira bisa terselenggara acara ini dan mohon maaf bila ada kekurangan. Selanjutnya Hiburan utama bagi para opa dan oma dalam memeriahkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar