26 April 2009

Dari Pastor Paroki: "SELAMAT PASKAH"


 Saudara saudara sekalian,

       Kita sudah memasuki masa Paskah yang telah kita siapkan selama 40 hari dalam masa Prapaska. Pekan Suci yang meliputi Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sepi dan Minggu Paskah merupakan serangkaian doa. Saya mengerti betapa doa dalam pekan suci sangat melelahkan secara fisik. Namun demikian,  banyak umat yang tetap sungguh-sungguh menghayati doa-doa selama pekan suci. Mereka menyiapkan dengan sungguh-sungguh mulai dari Rabu Abu, Jalan Salib, Pendalaman Iman, Pantang, Puasa, Doa dan Derma, kemudian mengaku dosa, menyadari kebaikan Allah yang selalu merindukan anak-anak-Nya datang kepadaNya. Umat telah melewati Pekan Suci dengan sukacita dan merayakan pesta liturgi tsb dengan penuh iman dan penuh semangat, mau meluangkan waktu untuk kerja keras tanpa mengeluh meskipun lelah secara fisik. Semuanya telah terjadi. Pesta liturgi ditutup dengan makan bersama “Agape.” Selayaknya kita mensyukuri atas nikmat ini. Meskipun makanan yang kita makan dalam acara Agape tak sebanding dengan makanan di rumah makan langganan kita ataupun tak selezat masakan ibu kita, namun dapat duduk dan makan bersama merupakan sebuah karunia karena kita menyadari betapa langkanya kesempat-an untuk makan bersama berhubung masing-masing mempunyai kepenting-an dan urusannya sendiri-sendiri.

    

        Saudara-saudara yang terkasih,

        Pesta Pekan Suci sudah purna, tapi kita masih dalam masa Paskah. Apa artinya? Semangat Paskah harus menjadi semangat kita. Kebangkitan Kristus diawali dengan sengsara dan wafatnya. Artinya, Gereja bisa bangkit dan menjadi tanda harapan jika Gereja mau juga ikut sengsara dan wafat Tuhan. Hal ini tak mudah,namun itulah jalannya, jalan salibnya, seperti yang telah kita doakan dalam setiap hari jumat selama masa prapaskah.

        Sekali lagi, Selamat Paskah. Terima kasih untuk segenap umat yang telah telibat dalam  rangkaian  perayaan Paskah. Saudara telah membantu sekian banyak umat untuk merayakan Paskah sehingga Paskah menjadi lebih berarti. Tuhan memberkati.

MINGGU PALMA: "Memasuki Kemuliaan Bapa dengan Mengambil Bagian dalam Penderitaan Yesus"


      Minggu, 5 April 2009 pukul 07.30 Wita, umat telah berkumpul di depan Gua Maria dengan daun palma di tangan. Iringan misdinar, romo Allparis dan romo Atmo (romo tamu) memasuki tempat perayaan ekaristi dengan diiringi lagu “Hormat Syukur Bagi-Mu” yang dinyanyikan oleh umat Wilayah Anna dan Wilayah Martha.

      Perayaan ekaristi diawali dengan pemberkatan daun-daun palma yang ada di tangan umat. Romo Allparis berkeliling di antara umat dengan memerciki daun-daun tersebut dengan air suci. Setelah membacakan Injil, romo Allparis mengajak umat untuk merenungkan peristiwa Yesus yang disambut sebagai Raja tersebut. Orang-orang yang mengelu-elukan Yesus sewaktu Yesus memasuki Yerusalem adalah orang-orang yang sama yang berteriak, “Salibkanlah Dia!”.

       Usai homili, perarakan misdinar, petugas liturgi, petugas koor, umat dan romo memasuki gereja seraya melambungkan pujian “Yerusalem lihatlah Raja-Mu.”

      Di dalam gereja, setelah Doa Pembukaan, dibacakan Bacaan Kitab Suci dan dilanjutkan dengan pembacaan Kisah Sengsara Tuhan Yesus menurut Injil Markus 15:1-39 oleh petugas. Dalam homilinya, romo Atmo menyatakan bahwa kita diharapkan untuk terlibat dalam bacaan Kisah Sengsara dan bukan hanya sebagai pendengar saja. Kita ikut merasakan penderitaan Yesus yang tergantung di kayu salib. Penderitaan Yesus itu diakibatkan oleh:

-    Konspirasi politik para imam yang takut dengan kepopuleran Yesus dan meminta agar Yesus diadili oleh Pilatus dan Kaisar.

-    Orang-orang yang tadinya mengelu-elukan Yesus berbalik berteriak salibkanlah Dia.

-    Murid-murid meninggalkan Yesus.

-   Yesus merasa kesepian sehingga Dia merintih, “Eloi, eloi, lama sabakhtani.” Yang artinya: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?


 
      Menanggapi kisah sengsara ini, kita diajak untuk selalu mengi-ngat Allah dalam hidup & melalui pende-ritaan kita. Kita berbela rasa dengan pende-ritaan Yesus.

      Dalam Pemilu, banyak pemimpin yang menebarkan janji-janji. Sebagai warga negara yang baik kita dituntut untuk dapat memilih yang terbaik di antara yang baik. Sebagai Raja, Yesus juga menawarkan sesuatu pada manusia, yaitu: menaklukkan dunia dan musuh serta masuk dalam kemuliaan Bapa. Namun untuk mendapatkan hal itu, Yesus mengajak kita untuk juga ikut dalam salib, kesepian, penderitaan dan bukan kedudukan, kekayaan, sembako, dsb.

Pembacaan Kisah Sengsara

 
Terhadap tawaran Yesus tersebut, sikap kita ada beberapa kemungkinan, yaitu:

-          ketakutan

-          optimis karena kisah sengsara Yesus ini mengajarkan ketabahan hati.

       Banyak orang yang ingin menikmati kemuliaan Yesus tapi sedikit yang bersedia untuk ikut menderita. Banyak yang ingin mendapatkan suka cita Yesus tapi sedikit untuk mengambil bagian dalam sengsara-Nya. Banyak yang ingin makan-minum bersama Yesus tapi sedikit yang mau minum piala kesengsaraan. Banyak yang menyatakan cinta dan memuji pada Yesus, tapi bila mengalami kesulitan mereka berkeluh kesah dan jatuh dalam kesedihan.

       Hal yang menjadi pertanyaan dan renungan bagi kita adalah kita masuk golongan yang mana:

-          Bersorak-sorak seperti orang yang menyambut Yesus di Yerusalem dan berhenti sampai di situ saja atau

-          Kita mengikuti Yesus sampai pada penderitaan-Nya.

Dalam menyambut Paskah ini, persiapan apa saja yang kita lakukan, apakah kita setia dalam doa, ibadat dan Pendalaman Iman? Marilah kita bergabung dengan Yesus dan dengan penuh syukur mengambil bagian dalam penderitaan-Nya di salib.

      Perayaan ekaristi Minggu Palma pagi tersebut berakhir pada pukul 09.30 Wita. (smr)

KAMIS PUTIH: "Teladan Cinta Kasih Yesus"




   Perarakan misdinar, petugas liturgi, “para rasul” yang diambil dari perwakilan umat dan romo Allparis serta romo Lioe Fut Khin melangkah perlahan dari pintu depan gua menuju altar dengan diiringi lagu “Kamulah Sahabatku” yang dinyanyikan oleh koor wilayah Theresia mengawali Perayaan Ekaristi Kamis Putih, 9 April 2009 pukul 18.00 Wita. Umat yang sebagian besar berpakaian putih tampak memenuhi gereja, bahkan sampai ke Pendopo Santo Yosef dan Aula Syalom.       

       Dalam kata pengantarnya, romo Allparis menyatakan bahwa perayaan ekaristi Kamis Putih adalah perayaan untuk mengenang perjamuan makan Yesus yang terakhir bersama-sama murid-murid-Nya.


 
Pada saat Injil dinyanyikan oleh romo Fut, “para rasul” yang merupakan ketua dewan, ketua bidang, ketua wilayah, ketua komunitas  serta wakil dari KOMKA maju ke depan untuk pelaksanaan acara pembasuhan kaki. Satu  persatu romo Allparis mencium kaki, membasuh dan membersihkan kaki “para rasul” tersebut.

         Dalam homilinya, romo Fut menguraikan bahwa setelah membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus menjelaskan bahwa para murid juga wajib saling membasuh kaki. Apa sebenarnya arti membasuh kaki ini?

-   Dalam arti harafiah membasuh kaki adalah seperti orang tua membasuh kaki anak-anaknya sebelum tidur atau:

-    Dalam arti kiasan adalah saling melayani yang seorang dengan yang lain.

  Sebelum melakukan pembasuhan kaki, Yesus pernah menekankan hukum kasih pada murid-murid-Nya.

       Perayaan Kamis Putih sebenarnya mengandung dua hal yang menjadi penekanan, yaitu:

-    Pembasuhan / pelayanan.

-    Perjamuan / ungkapan kasih Tuhan.

 

Tuguran di Gua Maria

 
        Pada saat bangsa Israel keluar dari perbudakan di tanah Mesir, darah domba dioles di muka pintu. Namun pada saat ini darah itu membawa keselamatan. Yesus menjadi imam, kurban dan altar. Hal ini dinyatakan keesokan harinya dengan mati disalib sebagai wujud cinta kasih-Nya pada manusia. Oleh karena itu kasih harus menjadi ciri khas dan menjadi hukum yang utama bagi orang Kristen.

      Tri hari suci baru dimulai. Pada malam Kamis Putih kita bersyukur karena diberikan ekaristi dan diperkenankan menyambut Tuhan. Semoga kasih Tuhan meneguhkan kita.

       Setelah pembagian komuni, dilakukan perarakan Sakramen Maha Kudus dari gereja menuju Gua Maria  untuk ditahtakan. Selama perarakan umat menyanyikan “Mari Sembah Sujud.”

 

       Mulai pukul 20.00 Wita, secara bergiliran umat melaksanakan tuguran berdasarkan jadwal wilayah dan berakhir pukul 24.00 Wita. (smr)

 

TABLO JALAN SALIB





     Jumat, 10 April 2009 pukul 08.00 Wita umat telah berkumpul di halaman SD Santa Maria dan dalam sebelum doa pembukaan, romo Allparis menyampaikan bahwa jalan salib saat itu akan divisualisasikan berupa tablo. Diharapkan umat tidak sekedar menonton sebuah pertunjukan.

     Dengan diiringi cambukan, pukulan dan tendangan para serdadu serta caci maki rakyat, Yesus dihadapkan pada pengadilan Pilatus. Para imam, pemuka agama dan saksi dusta menghasut Pilatus agar menjatuhkan hukuman pada Yesus. Pilatus tidak mendapatkan kesalahan pada Yesus dan menawarkan pembebasan bagi Yesus. Namun rakyat tetap meminta agar Yesus disalibkan. Karena Pilatus takut terhadap tudingan bahwa dia bukan sahabat Kaisar, maka Pilatus menyerahkan Yesus pada orang banyak.

       Salib sudah ditimpakan ke pundak Yesus, dengan terseok-seok, diringi cambukan, pukulan dan caci maki Yesus berjalan menuju ke altar penyaliban. Di bukit Golgota, dengan wafat-Nya, Yesus membuktikan cinta kasih-Nya pada manusia. Setelah diturunkan dari salib, Yesus diletakkan di pangkuan Bunda Maria. Dari kerumunan umat, Puput menyanyikan lagu “Hanya Debulah Aku” dengan penuh penghayatan dan dilanjutkan lagu “O Sri Yesus” yang dilantunkan dengan merdu oleh ibu Christi.

       Demikian garis besar visualisasi jalan salib yang dimainkan oleh Komka dan Remaka Santa Maria dengan sutradara Bp. Budi Prayitno dan Sdr. Toto. Beberapa umat yang hadir terlihat menyeka air mata karena tak kuasa menahan kesedihan dan keharuan akan penderitaan dan pengorbanan Yesus sebagai ujud cinta kasih-Nya pada manusia. (smr)

JUMAT AGUNG: "Mengenang Sengsara dan Wafat Yesus"


  Pakaian warna hitam atau gelap sebagai ungkapan bela sungkawa mendominasi peringatan sengsara dan wafat Yesus di kayu salib pada hari Jumat, 10 April 2009 pukul 15.00 Wita. Tanpa iringan lagu dan musik, perarakan misdinar, lektor, pemazmur dan romo Allparis dan romo Lioe Fut Khin berjalan menuju altar. Sebagai penghormatan terhadap pengorbanan Yesus yang disalib, romo Allparis dan romo Fut bertiarap di depan altar sementara umat berlutut.       

      Pasio atau kisah sengsara Kristus dari Injil Yohanes dibawakan oleh Sdr. Luci, Sdr. Vira, Bp. Anton, Bp. Erwan, Bp. Suris dan Bp. Venan. Koor dibawakan oleh Wilayah Lucia dan Bernadeth tanpa iringan musik.

      Penghormatan terhadap salib dilakukan dengan penciuman salib. Pada akhir perayaan Jumat Agung seluruh bunga tabur dan benda-benda rohani yang telah diletakkan oleh umat di depan altar diberkati oleh romo Allparis. (smr)

 

BAPTISAN DEWASA



PROFICIAT : Telah menerimakan Sakramen Baptis di Gereja Santa Perawan Maria YTTN Banjarmasin pada Sabtu, 11 April 2009 pukul 08.00 – 08.45 wita . Mereka adalah:

1. Sebastianus Jos Matheus Wiratmaja

2. Bernardinus Swandi Cuaca

3. Yakobus Ari Irawan

4. Beatrix Da Silva de Maneses Schanaz

    Purmana

5. Karmen Kho Sek In

6. Katarina Labore Novita Purnama

7. Elisabeth Nilawati Johansyah

MALAM PASKAH: "Peristiwa Paskah Menjiwai Hubungan Antar Umat Beriman"



  Upacara cahaya dengan pemberkatan lilin Paskah mengawali perayaan ekaristi Malam Paskah. Lampu gereja dipadamkan. Perarakan misdinar dan romo Lioe Fut Khin serta romo Allparis memasuki gereja. Sesekali romo Fut mengangkat lilin Paskah yang ada tangannya dan mengumandangkan “Cahaya Dunia.”  Setelah cahaya lilin Paskah yang dipegang romo Fut menjalar ke lilin-lilin kecil di tangan umat dan rombongan perarakan telah berada di altar, romo Allparis melagukan Exsultet.

       Liturgi Sabda untuk Malam Paskah kali ini mengambil 3 bacaan Kitab Suci dan bacaan epistola. Setelah membacakan Injil, romo Allparis dalam homilinya menyatakan bahwa peristiwa pekan suci adalah pesta iman. Namun sayang sekali kalau banyak orang tidak tahu makna pekan suci dari Minggu Palma sampai hari raya Paskah. Dalam bacaan Injil ditampilkan wanita-wanita yang akan memberikan rempah-rempah di kubur Yesus. Mereka tidak berpikir siapa yang akan membuka batu kubur Yesus. Setelah sampai di kubur, mereka mendapatkan kubur yang kosong dan ada malaikat duduk di atas batu kubur. Malaikat itu bertanya, “Apa kamu mencari Yesus yang tersalib itu?”

       Apa makna peristiwa itu bagi kita? Peristiwa Yesus yang tersalib menjiwai setiap orang untuk memberdayakan hubungan antar umat beriman di Indonesia. Kita, umat Katolik, meskipun jumlahnya hanya 3% dari seluruh rakyat Indonesia hendaknya dapat menjadi jembatan untuk membina hubungan antar umat beriman. Untuk itu kita perlu memiliki kekuatan lebih, mungkin itu berupa kekayaan, kepandaian, kejujuran, dsb untuk melakukan pendekatan terhadap kelompok yang 97% sehingga kehadiran Kristus dapat dirasakan di perayaan malam ini adalah bahwa Tuhan telah mengorbankan diri-Nya menjadi terang bagi banyak orang.

        Semoga hal ini dapat menjiwai kita agar kita dapat menjadi terang bagi orang lain tanpa meninggalkan iman kita.

       Sebelum perayaan ekaristi ditutup, Bp. Willy Sebastian selaku Ketua Dewan Paroki diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya Bp. Willy mengucapkan Selamat Paskah kepada seluruh umat dan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan Paskah. (smr)

 

PASKAH PAGI: "Kebangkitan Kristus Menjadikan Hidup

Minggu, 12 April 2009 perayaan ekaristi Minggu Paskah dimulai pukul 08.00 Wita. Sebagian besar bangku gereja diisi oleh anak-anak meskipun sebenarnya perayaan ekaristi Minggu Paskah pagi tidak dapat disamakan dengan Paskah anak-anak dan tidak dapat saling menggantikan dengan perayaan Malam Paskah.

        Perayaan ekaristi dipimpin oleh romo Allparis dan romo Lioe Fut Khin. Koor dari wilayah Sisilia. Romo Fut mengawali homilinya dengan menguraikan sebuah cerita. Ada 2 anak kembar yang memiliki sifat yang berbeda bernama Han dan Sen. Han memiliki sifat yang pesimis dan memandang segala sesuatu dari segi negatifnya saja. Sen adalah seorang yang optimis serta memandang segala sesuatu dengan pandangan positif. Pada hari ulang tahunnya, ayah mereka memberikan hadiah pada Han dan Sen. Han memperoleh mainan yang bagus dan mahal, namun ia justru merasa bingung, sedih, dan kuatir karena takut mainannya akan rusak. Sementara itu Sen memperoleh tali kuda. Sen sangat gembira mendapatkan tali kuda karena menganggap ia akan diberi kuda sehingga ia sangat berterima kasih kepada ayahnya.

        Seperti Han dan Sen, murid-murid Yesus mempunyai pandangan yang berbeda tentang kebangkitan:

1.     Maria Magdalena

      Cintanya pada Yesus menggerakkannya untuk datang ke kubur Yesus pagi-pagi benar dan tidak mendapatkan Yesus di sana. Maria Magdalena adalah gambaran seorang yang dikuasai kesedihan dan air mata sehingga tidak dapat melihat Yesus. Kesedihan menutup realita sehingga seseorang tidak dapat melihat keadaan sekitar. Ia menganggap seakan-akan dirinya adalah orang yang paling malang dan memiliki pandangan kelabu dalam hidup.

2.     Petrus

Pembagian telur Paskah

 
Petrus adalah gambaran orang berubah-ubah sehingga dalam Injil Yohanes nama Simon Petrus dan Petrus digunakan secara bergantian. Bila sedang ragu-ragu, seperti saat Ia menyangkal Yesus dan saat ia mendapati kubur yang kosong, ia dipanggil Simon Petrus. Sedangkan saat imannya mantap, Injil menyebut dia sebagai Petrus.

3.     Yohanes

Telur Paskah untuk anak

 
Yohanes datang ke kubur dengan kasih. Ia dapat melihat kenyataan yang lebih dalam. Dalam Injil dinyatakan “…ia melihatnya dan percaya…” saat melihat kubur kosong dan kain peluh dalam keadaan tergulung rapi. Yohanes adalah gambaran seorang yang memiliki kacamata kasih.

Apakah kita sudah mengalami kebangkitan Tuhan?

        Setelah melihat kebangkitan, Petrus mengalami buah-buah kebangkitan. Ia menjadi kokoh dan tidak ragu-ragu pada Yesus sampai akhir hidupnya.    

Seperti Petrus, melalui kebangkitan cara pandang kita perlu dirubah. Kacamata abu-abu dan pesimis perlu ditinggalkan karena Yesus sudah menang dan jaya. Kita perlu melihat diri kita, pasangan kita dan orang lain secara positif.

         Menutup homilinya, romo Fut mengajak umat membuka hati terhadap kebangkitan dan rahmat penebusan sehingga Tuhan hidup dalam diri kita dan hidup kita menjadi semakin indah.

         Setelah diberkati oleh romo Allparis, anak-anak diarahkan menuju Aula Syallom. Di sana anak-anak diajak berdoa dan menyanyi oleh ibu Lisa dan ibu Elsa. Kemudian anak-anak diminta berbaris untuk mendapat telur paskah. (smr)


AGAPE: Santap Bersama Sebagai Sarana Mempererat Persaudaraan




    Sementara perayaan ekaristi Minggu pagi berlangsung beberapa ibu-ibu meracik nasi campur yang telah dimasak dari rumah. Sebelum perayaan ekaristi selesai piring-piring yang berisi nasi, tumis kacang panjang, mie goreng, sambal goreng hati, gulai telur dan kerupuk telah tersaji di meja.

 

      Sesaat setelah perayaan ekaristi selesai, umat langsung menyerbu meja-meja dan mengambil hidangan yang telah tersedia. Sambil makan umat mendengarkan musik yang dibawakan oleh band Melodius dan sebagian lagi ada yang mengobrol atau saling mengucapkan selamat Paskah. Suasana penuh keakraban ini berlangsung hingga pukul 10.30 Wita

BAKTI SOSIAL



     Dalam rangkaian perayaan Paskah dan sebagai ungkapan syukur atas kurban dan cinta Tuhan, maka seusai misa Minggu pagi, 19 April 2009 digelar Bakti Sosial pengobatan gratis dan donor darah. Acara yang dikoordinir oleh Seksi Sosial Paroki, ibu dr. Wina Kartika ini ditujukan bagi umat dan warga di sekitar gereja.

        Di depan pastoran, ibu Susi, ibu Lusi dan Lince menerima pendaftaran umat dan warga yang akan berobat. Di depan sekretariat, ibu Iin, Bp. Untoro, sdr. Tina dan Edo melakukan pemeriksaan awal dengan mengukur tekanan darah dan menimbang berat badan. Di kamar pemeriksaan, dr. Wina, dr. Anton, dr. Joko dan dr. Lili melakukan pemeriksaan dan memberikan resep pada pasien. Sementara itu di ruang Legio Maria, Ibu Anik Darmo melakukan perekaman jantung bagi umat yang memerlukan. Tercatat 43 umat memanfaatkan pelayanan ini. Di garasi pastoran, ibu Merlin, ibu Emil, ibu Yanti dan ibu Lisa tampak sibuk menyiapkan obat yang tertulis dalam resep.

      Dari data yang ada , tak kurang dari 300 umat dan warga sekitar gereja melakukan pemeriksaan pada kegiatan Bakti Sosial tersebut.

       Suasana donor darah yang dikoordinir oleh Bp/Ibu Parseno di Aula Syalom tak kalah menarik. Umat dengan antusias merelakan darahnya untuk didonorkan, maka tak heran dalam sekejap 60 kantong darah yang dibawa petugas PMI sudah penuh darah. Bahkan beberapa umat terpaksa mengurungkan niatnya menjadi pendonor karena kantong darah telah habis. Bubur kacang hijau, telur dan vitamin penambah darah diberikan pada para pendonor.

       Di ruang PKP, ibu-ibu PKP dibantu sdr. Toto sibuk memasakkan mie instant yang diberikan secara cuma-cuma bagi umat dan warga yang ingin makan & ngobrol. Ibu Novita dkk tampak mondar-mandir membereskan dan mencuci piring.

       Pukul 14.00 Wita seluruh rangkaian kegiatan Bakti Sosial telah selesai. (smr)


BERSIH-BERSIH LINGKUNGAN GEREJA



Menyambut Pekan Suci, pada hari libur Nyepi, hari Kamis, 26 Maret 2009 mulai pukul 08.00 Wita umat berdatangan ke gereja dengan membawa sapu, kain pel, kain lap, dsb untuk membersihkan lingkungan gereja. Masing-masing umat menuju lokasi wilayahnya masing-masing. Wilayah Sisilia dan Bernadeth menyapu dan mengepel lantai gereja, membersihkan bangku, pintu dan kaca-kaca jendela. Altar dan sakristi dibersihkan dan dirapikan oleh umat Wilayah Lucia, sementara itu anak-anak misdinar membersihkan ruangan misdinar. Gua Maria dan halaman gereja dibersihkan oleh umat wilayah Martha. Umat wilayah Anna menyapu dan mengepel lantai pastoran, merapikan barang-barang dan membersihkan jendela dan pintu pastoran. Umat wilayah Theresia menyapu dan mengepel lantai Aula Syalom, membersihkan langit-langit, jendela, pintu aula dan saluran air di depan aula. Di Pendopo Santo Yosef tampak umat wilayah Elisabeth menyapu dan mengepel lantai, sementara itu di teras pendopo ibu-ibu PKP terlihat sibuk mempersiapkan makan siang dengan materi yang dibawa oleh wilayah.
 Pukul 11.30 Wita seluruh kegiatan bersih-bersih lingkungan gereja telah selesai. Lingkungan gereja terlihat bersih, rapi dan asri. Dengan komando romo Allparis, seluruh umat menyerbu nasi, sayur dan lauk yang terhidang di meja makan di teras pendopo Santo Yosef. (smr)

KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

     Sebagai kegiatan yang telah direncanakan bersama dalam program kerja bidang Koinonia, JMP adalah salah satu bagian bidang Koinonia tersebut. Melalui media ini kami mencoba mensosialisaikan salah satu program JMP mengenai “Kesetaraan Gender dan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)”

 

I.        Ada apa dengan Gender?

      Rupanya dalam kehidupan masyarakat terjadi diskriminasi baik yang dialami oleh perempuan maupun laki-laki. Untuk membongkar masalah ini tentunya diperlukan pemahaman yang mendasar mengenai penyebabnya.

       Dalam perkembangannya, manusia membagi perempuan dan laki-laki bukan hanya dari sudut biologis saja, tetapi dari perilaku, jenis pekerjaan, sifat-sifat yang umumnya dilakukan perempuan dan laki-laki serta selera/model dan berbagai kebiasaan.

 

Apa itu sex dan kodrat?

-          Sex adalah pembagian jenis kelamin yang telah ditentukan Tuhan.

-          Kodrat adalah keadaan yang ditentukan oleh Sang Pencipta seperti: warna kulit, suku bangsa, dsb.

Apa itu gender?

-          Gender adalah pembagian peran dan tanggung jawab baik perempuan/laki-laki yang ditetapkan masyarakat dan budayanya.

-          Pembagian peran, sifat ataupun watak perempuan/laki-laki yang dapat dipertukarkan.

-          Gender bukan kodrat melainkan konstruksi budaya masyarakat.

-          Gender terbentuk dari pola pikir manusia dalam kebudayaannya.

Sekarang marilah kita merubah pola pikir/pandangan kita bahwa gender bisa berubah (bukan ciptaan Tuhan), jadi bisa dimiliki perempuan maupun laki-laki.

 

II.      Ketidakadilan Gender

       Persoalan ketidakadilan gender dapat menimpa laki-laki maupun perempuan yang meliputi:

-          Beban ganda (double burden) di bidang kerumahtanggaan dan publik.

-          Kekerasan terhadap perempuan (violence against woman).

-          Marginalisasi/kepeminggiran perempuan.

-          Stereotype (pemberian label negatif terhadap jenis kelamin tertentu, misal: perempuan).

-          Diskriminasi (pembedaan perlakuan terhadap suatu kelompok karena jenis kelamin, ras, agama, suku, status sosial).

 

III.    Perempuan dalam Pelayanan Gereja

Dewasa ini banyak perempuan dapat mengambil peran dalam pelayanan gereja. Peran tersebut antara lain:

-          Menjalankan program katekese di paroki.

-          Mengajar teologi di universitas, sekolah tinggi, seminari.

-          Memberi bimbingan rohani.

-          Perempuan banyak yang menjadi lektor, pemazmur, putri altar.

-          Perempuan dapat menjalankan tugas administrasi di paroki.

Namun demikian tidak mungkin perempuan ditahbiskan menjadi imam karena alasan sbb:

-          Yesus tidak memanggil wanita sebagai pelayan gereja.

-          Yesus tidak pernah mentahbiskan perempuan sebagai rasul  (tidak ada wanita di antara 12 rasul-Nya).

-          Laki-laki secara sakramental “In Persona Christi” (menggantikan Kristus), sebab Kristus sendiri adalah seorang laki-laki.

 

(bersambung edisi Mei: Kekerasan Dalam Rumah Tangga)