Minggu,
Perayaan ekaristi diawali dengan pemberkatan daun-daun
Usai homili, perarakan misdinar, petugas liturgi, petugas koor, umat dan romo memasuki gereja seraya melambungkan pujian “Yerusalem lihatlah Raja-Mu.”
Di dalam gereja, setelah Doa Pembukaan, dibacakan Bacaan Kitab Suci dan dilanjutkan dengan pembacaan Kisah Sengsara Tuhan Yesus menurut Injil Markus 15:1-39 oleh petugas. Dalam homilinya, romo Atmo menyatakan bahwa kita diharapkan untuk terlibat dalam bacaan Kisah Sengsara dan bukan hanya sebagai pendengar saja. Kita ikut merasakan penderitaan Yesus yang tergantung di kayu salib. Penderitaan Yesus itu diakibatkan oleh:
- Konspirasi politik para imam yang takut dengan kepopuleran Yesus dan meminta agar Yesus diadili oleh
- Orang-orang yang tadinya mengelu-elukan Yesus berbalik berteriak salibkanlah Dia.
- Murid-murid meninggalkan Yesus.
- Yesus merasa kesepian sehingga Dia merintih, “Eloi, eloi, lama sabakhtani.” Yang artinya: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Menanggapi kisah sengsara ini, kita diajak untuk selalu mengi-ngat Allah dalam hidup & melalui pende-ritaan kita. Kita berbela rasa dengan pende-ritaan Yesus.
Dalam Pemilu, banyak pemimpin yang menebarkan janji-janji. Sebagai warga negara yang baik kita dituntut untuk dapat memilih yang terbaik di antara yang baik. Sebagai Raja, Yesus juga menawarkan sesuatu pada manusia, yaitu: menaklukkan dunia dan musuh serta masuk dalam kemuliaan Bapa. Namun untuk mendapatkan hal itu, Yesus mengajak kita untuk juga ikut dalam salib, kesepian, penderitaan dan bukan kedudukan, kekayaan, sembako, dsb.
Pembacaan Kisah Sengsara
Terhadap tawaran Yesus tersebut, sikap kita ada beberapa kemungkinan, yaitu:
- ketakutan
- optimis karena kisah sengsara Yesus ini mengajarkan ketabahan hati.
Banyak orang yang ingin menikmati kemuliaan Yesus tapi sedikit yang bersedia untuk ikut menderita. Banyak yang ingin mendapatkan suka cita Yesus tapi sedikit untuk mengambil bagian dalam sengsara-Nya. Banyak yang ingin makan-minum bersama Yesus tapi sedikit yang mau minum piala kesengsaraan. Banyak yang menyatakan cinta dan memuji pada Yesus, tapi bila mengalami kesulitan mereka berkeluh kesah dan jatuh dalam kesedihan.
Hal yang menjadi pertanyaan dan renungan bagi kita adalah kita masuk golongan yang mana:
- Bersorak-sorak seperti orang yang menyambut Yesus di Yerusalem dan berhenti sampai di situ saja atau
- Kita mengikuti Yesus sampai pada penderitaan-Nya.
Dalam menyambut Paskah ini, persiapan apa saja yang kita lakukan, apakah kita setia dalam doa, ibadat dan Pendalaman Iman? Marilah kita bergabung dengan Yesus dan dengan penuh syukur mengambil bagian dalam penderitaan-Nya di salib.
Perayaan ekaristi Minggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar