“Perayaan ekaristi pagi ini merupakan minggu terakhir masa
Pagi itu suasana perayaan ekaristi memang terasa istimewa dengan kehadiran para petugas “cilik” yang mengenakan pakaian daerah. Lektor oleh Louis dan Dita, pemazmur oleh Lintang. Petugas persembahan oleh Nadia, Kevin, Tri, dkk. Sementara itu komunitas Agustinus bertugas di koor.
Dalam homilinya romo Fut menguraikan bahwa kata-kata Yohanes dalam Injil Markus 1:7-11 menunjukkan adanya 2 baptisan, yaitu baptisan dengan air dan Roh Kudus. Air melambangkan pertobatan, penyucian atau pembersihan atas dosa. Baptisan Roh Kudus adalah selain disucikan, orang yang dibaptis juga diisi dengan Roh Kudus atau diberikan hidup baru. Dalam baptisan yang kita terima, kita menerimanya dalam 2 wujud yaitu air dan minyak krisma yang melambangkan bahwa selain dibersihkan dari dosa, kita juga menerima Roh Kudus. Dengan Roh Kudus ini, kita diteguhkan terus menerus sampai dengan penerimaan sakramen krisma.
Roh Kudus juga memberikan pembaharuan sebagai manusia baru. Masing-masing orang mengalami proses yang bermacam-macam.
Dalam bacaan kedua yang diambil dari Surat Pertama Yohanes, dinyatakan bahwa ada 3 unsur dalam pembaptisan, yaitu : Air, Darah, Roh Kudus.
Air saja tidak cukup tapi perlu dilengkapi dengan darah. Yesus telah melengkapi baptisan Yohanes dengan darah-Nya sendiri di kayu salib. Roh Kudus juga melengkapi baptisan yang kita terima.
Kita dibaptis dengan air dan roh, lalu mana unsur darahnya? Unsur darah ada pada kurban kita dengan menghayati ajaran Yesus, berani berkorban serta mengalahkan diri sendiri. Untuk itu kita perlu terus menerus mencari Tuhan dengan bertobat dan memperbaharui hidup kita.
Romo Fut menutup homilinya dengan mengajak umat memohon pada Tuhan untuk lebih serius mencari Tuhan dengan tekun menghayati pembaptisan dan hidup sebagai anak-anak Allah.
(smr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar