Puasa orang katolik dalam arti yuridis berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang dalam arti yuridis, berarti memilih tidak makan daging atau ikan atau garam, atau tidak jajan atau merokok.
Menarik sekali jika seseorang mengemukakan cara mereka menjalankan puasa & pantang. Rasa ingin tahu mendorong kita menanyakan apa yang telah orang lain lakukan yang sepertinya berbeda dengan pilihan kita. Selanjutnya banyak hal positif dapat menguatkan perkembangan iman kita.
Apa yang mereka katakan ? :
PUASA
a. Penentuan Waktu Puasa: Rabu Abu & Jumat Agung adalah wajib puasa. Bagi sebagian umat waktu tersebut masih belum cukup maka digandakannyalah waktu puasa ditambah setiap Rabu atau jumat dalam masa Prapaskah. Ada yang menambahkan hari Senin & Kamis, kemudian pilihan ditambah lagi selama pekan suci, bahkan ada yang menjalankan puasa penuh 40 hari!
b. Bentuk puasa: Puasa banyak dihubungkan dengan makan, yakni makan kenyang 1 x. Oleh karena itu ada yang memilih kenyang saat makan siang atau saat makan malam. Ada yang mengambil pilihan mati raga seperti aturan jaman orang-orang tua dulu yakni mulai jam 12 malam sd jam 5 sore tanpa makan namun boleh minum air putih. Pilihan berpuasa seperti yang dilakukan saudara muslim juga ada dengan variasi yakni tidak makan sd buka puasa jam 1 siang dan ada yang mengambil cara lebih keras yakni tidak makan & minum selama matahari nampak. Caranya sebelum matahari muncul sarapan pagi, baru kemudian di atas jam 7 malam menyantap makan malam,..interesting bukan?
PANTANG
a. Penentuan Waktu Pantang : Umumnya mulai Rabu Abu, setiap Jumat dalam masa Prapaskah & selama Pekan Suci menjadi pilihan melaksanakan pantang, walaupun ada yang memilih sepanjang masa Prapaskah.
b. Bentuk pantang : Keunikan Puasa & Pantang umat Katolik adalah pribadi atau bersama-sama (kolektif) dapat menetapkan ketentuan yg lebih berat tanpa mengikat dengan sanksi dosa. Yang penting penetapan tersebut sesuai dengan semangat tobat & mati raga yang ingin dinyatakan. Karena ukurannya relatif menjadi tantangan seseorang untuk tidak permisif atau mudah mengabaikannya begitu saja tanpa alasan yang kuat. Mengekang keinginan daging atau hawa nafsu yang biasanya dipilih bisa digolongkan yakni “keinginan perut” adalah pantang tidak makan daging, tidak merokok, tidak jajan atau ngemil, makan tanpa lauk. Kemudian “keinginan mata” seperti membatasi nonton TV & film (apalagi yang penuh gossip), keinginan shopping, browsing & chatting di internet. Menolak “Keinginan emosional” seperti cepat marah, tidak sabaran, mau menang sendiri & nafsu seksual.
Pilihan pantang tersebut dengan segera dibuat aksi kebalikannya. Begini kata rekan-rekan kita, “Jadi lebih sabar nih…., tidak ingin berbohong, no infotainment, tak mengumbar hawa nafsu, memberikan makanan kepada anak jalanan…dst.” Asyik juga rupanya Pantang & Puasa dijadikan juga aksi hidup sehat, bisa melangsingkan badan, hidup lebih hemat dengan menabung. Bagi orang-orang tua yang sudah banyak laku pantang & puasa berhubungan dengan kesehatan serta keterbatasannya maka peningkatan hidup doa dan olah rohani menjadi pilihan.
MOTIVASI
Ketika seseorang menjalankan Puasa & pantangnya merasakan lebih dapat mengingatkan diri sedang dalam masa Prapaskah dan akan menyambut Paskah. Berbela rasa dengan Yesus dan menghayati kesengsaraan-Nya menjadikan puasa & pantang kita bukan menjadi beban bahkan tidak ada apa-apanya kata yang lain. Banyak bersyukur dan mawas diri ataupun meningkatkan perbuatan baik kepada sesama merupakan motivasi tindakan untuk mengisi masa Prapaskah. Sharing salah satu umat yakni tergerak meneladan semangat Zakeus si pemungut cukai yang berusaha untuk lebih mengamalkan kasih Tuhan yang sudah diterima & meneruskan kepada orang lain.
Bapak Uskup dalam tulisan di Media edisi Pebruari memberikan pedoman agar umat, baik pribadi maupun kolektif mengusahakan pembaharuan hidup rohan yakni dengan cara mengikuti ibadat jalan salib, latihan rohani, rekoleksi, retret dsb. Ungkapan tobat pun diwujudnyatakan dalam Aksi Puasa Pembangunan (APP). Melalui Pendalaman Iman APP dan amplop APP diharapkan Puasa & Pantang mempunyai nilai dan dampak pembaharuan pribadi maupun peningkatan solidaritas pada tingkat paroki, keuskupan dan nasional.(zo)