Oleh: Romo Antonius Bambang Doso Susanto, Pr.
Tanggal 15 Agustus pagi saya menghadap Bapa Uskup. Saya ingat hari itu adalah hari Senin, saat orang membuka minggu yang baru. Hari itu menjadi awal bagi saya untuk beraktivitas kembali di Banjarmasin sesudah dua minggu penuh saya meninggalkan Keuskupan ini untuk mengikuti Munas UNIO, musyawarah nasionalnya para imam Diosesan se-Indonesia di Kalimantan Barat. Tepatnya di kota Pontianak – Sintang – dan Putussibau. Selesai Munas Unio, saya masih harus mengikuti KONAS (Kongres Nasional) KKI mengenai Panggilan Hidup di kota Bandung. Jadi waktu menghadap Bapa Uskup sebetulnya saya sedang ketinggalan berita seputar Keuskupan kita. Setelah berbincang-bincang sejenak, Bapa Uskup mengatakan pada saya, “Romo, saya menugaskan romo untuk menggantikan romo Allparis di Paroki Kelayan tanpa mengurangi tugas-tugas romo yang selama ini romo pegang.”
Mendengar perkataan Bapa Uskup itu, meskipun saya mengatakan bahwa saya siap ditugaskan di mana pun, terngiang di benak saya pikiran, “Mampukah saya menjalankan tugas perutusan ini?!” Apalagi tugas-tugas yang lama, kecuali menjadi pastor rekan di paroki Katedral, tidak ada yang dikurangi. Pemikiran itu pula yang saya sampaikan kepada Bapa Uskup. Saya khawatir tugas di paroki terbengkelai karena saya harus sering meninggalkan tempat, atau justru tugas-tugas di komisi yang akan keteteran. Saya ini kan manusia biasa. Tetapi Bapa Uskup mengatakan, “Jalan saja.” Maka saya pun hanya bisa berkata, “Fiat Voluntas Tua.” (Terjadilah KehendakMu).
Sepulang dari Wisma Immaculata di mana Bapa Uskup tinggal, saya tidak bisa langsung menghubungi romo Allparis karena waktu itu sedang berlangsung perkuliahan Dual Mode System bagi para guru agama Katolik yang mengikuti program penyetaraan tingkat S1. Kebetulan saya diminta untuk mengorganisir kegiatan tersebut. Tanggal 17 Agustus malam baru saya bertemu dengan romo Allparis. Setelah itu romo Allparis berangkat cuti. Sementara saya sendiri sibuk dengan kegiatan retret para pelajar Katolik se-Keuskupan, lalu kegiatan sosialisasi bahan pendalaman Kitab Suci ke paroki-paroki luar kota Banjarmasin, dan juga kegiatan pelatihan para pembina iman Anak se-Keuskupan Banjarmasin.
Saudara-saudara terkasih,
Tanggal 12 September 2011 sore hari, dalam Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh Bapa Uskup Mgr. Dr. Boddeng Timang, diadakanlah acara serah terima tugas Pastor Paroki Santa Perawan Maria YTTN. Meski sudah sadar dan tahu bahwa SK-nya berlaku sejak tanggal 1 September tapi barulah hari itulah saya sadar dan ‘ngeh’ dengan tugas baru yang diberikan kepada saya. Rasanya masih tidak percaya dan sangsi dengan kemampuan saya, “Apa saya mampu?” Hari Kamis, 15 September saya mulai tidur di Pastoran Kelayan. Seseorang menelepon saya sambil berseloroh, “Wah romo mulai masuk pastoran dan tidur di Kelayan di malam Jumat Kliwon ya?” Saya ketawa mendengarnya. Saya jawab, “Romo-romo yang lain memang sedang tugas luar, tapi Yesus kan ndak tugas luar to. Jadi tenang saja, saya tidak takut. Apalagi banyak nyamuk di Pastoran, jadi ndak kesepian deh malam-malam sambil tepuk sana tepuk sini ... he .. he ...he ... he....”
Saudari-saudara terkasih,
Saya sadar bahwa tugas yang baru ini bukanlah tugas yang ringan dan bukan tugas yang sepele. Pastor Paroki bukan hanya sebagai suatu status melainkan suatu panggilan perutusan untuk melayani dan menggembalakan umat. Tugas ini tentunya tidak bisa disambi (kata orang jawa) dan tidak bisa dikesampingkan. Apalagi yang digantikan adalah dua orang romo yang sangat berbobot: romo Allparis dan romo Fut Khin yang dengan gayanya masing-masing selama ini sudah menjadi pasangan ideal dalam berpastoral di paroki ini. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada para pendahulu yang lain, pantaslah saya mengatakan bahwa banyak hal baik yang sudah romo Allparis dan romo Fut Kin kembangkan dan hidupkan di paroki ini. Semua itu tentu saja harus dipertahankan dan ditingkatkan. Partisipasi umat juga sudah baik. Romo Allparis dalam berbagai kesempatan juga sudah sering mengatakan bahwa umat paroki Kelayan sudah sampai pada tingkatan “Siapapun romonya mereka tetap jalan baik.” Tentu saja ini merupakan suatu situasi yang sangat menggembirakan dan membanggakan. Terima kasih pada para gembala yang telah berkarya di paroki ini dan profisiat pada seluruh umat yang selalu mau belajar, mau menerima gembala-gembalanya apa adanya, mau memberikan diri serta terlibat di Gereja.
Saya percaya bahwa Yesus takkan pernah meninggalkan saya. Saya juga yakin bahwa umat pun tidak akan membiarkan saya bekerja sendirian. Untuk itu, saya mengundang seluruh umat untuk turut berpartisipasi dalam menghidupkan, mengembangkan, dan membangun Paroki kita tercinta ini. Entah saudari-saudara yang masuk sebagai pengurus Dewan Pastoral Paroki, pengurus wilayah, pengurus komunitas ataupun saudari-saudara yang tidak termasuk dalam kepengurusan apapun saya undang untuk terlibat dalam gerak dan kehidupan paroki kita. Anda semua adalah anggota umat Allah, anggota Gereja Kristus dan yang dicintai oleh Yesus Kristus. Oleh karena itu marilah kita saling bahu membahu dan bekerjasama dalam kehidupan menggereja kita dan dalam usaha untuk menjadikan Paroki kita sebagai Tanda dan harapan bagi semua orang.
Saudari-saudara yang terkasih
Saya juga mohon kesabaran anda semua supaya saya bisa belajar melayani Tuhan dalam diri anda dengan baik. Saya bukanlah manusia super yang serba bisa, untuk itu: Bantulah saya dalam menjalankan tugas perutusan ini; Beritahu saya, saat saya tidak tahu; Tegurlah saya, saat saya salah; Ingatkanlah saya, saat saya lalai; Maafkanlah saya, saat saya salah. Semoga kasih Yesus selalu menjadi dasar persaudaraan kita, dan semoga Bunda Maria selalu mendoakan kita.