Saudara saudara sekalian,
Kita sudah memasuki masa Paskah yang telah kita siapkan selama 40 hari dalam masa Prapaska. Pekan Suci yang meliputi Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Sepi dan Minggu Paskah merupakan serangkaian doa. Saya mengerti betapa doa dalam pekan suci sangat melelahkan secara fisik. Namun demikian, banyak umat yang tetap sungguh-sungguh menghayati doa-doa selama pekan suci. Mereka menyiapkan dengan sungguh-sungguh mulai dari Rabu Abu, Jalan Salib, Pendalaman Iman, Pantang, Puasa, Doa dan Derma, kemudian mengaku dosa, menyadari kebaikan Allah yang selalu merindukan anak-anak-Nya datang kepadaNya. Umat telah melewati Pekan Suci dengan sukacita dan merayakan pesta liturgi tsb dengan penuh iman dan penuh semangat, mau meluangkan waktu untuk kerja keras tanpa mengeluh meskipun lelah secara fisik. Semuanya telah terjadi. Pesta liturgi ditutup dengan makan bersama “Agape.” Selayaknya kita mensyukuri atas nikmat ini. Meskipun makanan yang kita makan dalam acara Agape tak sebanding dengan makanan di rumah makan langganan kita ataupun tak selezat masakan ibu kita, namun dapat duduk dan makan bersama merupakan sebuah karunia karena kita menyadari betapa langkanya kesempat-an untuk makan bersama berhubung masing-masing mempunyai kepenting-an dan urusannya sendiri-sendiri.
Saudara-saudara yang terkasih,
Pesta Pekan Suci sudah purna, tapi kita masih dalam masa Paskah. Apa artinya? Semangat Paskah harus menjadi semangat kita. Kebangkitan Kristus diawali dengan sengsara dan wafatnya. Artinya, Gereja bisa bangkit dan menjadi tanda harapan jika Gereja mau juga ikut sengsara dan wafat Tuhan. Hal ini tak mudah,namun itulah jalannya, jalan salibnya, seperti yang telah kita doakan dalam setiap hari jumat selama masa prapaskah.
Sekali lagi, Selamat Paskah. Terima kasih untuk segenap umat yang telah telibat dalam rangkaian perayaan Paskah. Saudara telah membantu sekian banyak umat untuk merayakan Paskah sehingga Paskah menjadi lebih berarti. Tuhan memberkati.