25 Mei 2009

HAND PHONE IKUT MISA ...?


Saya yakin Anda semua yang sedang membaca artikel ini pernah mendengar, melihat dan mungkin sebagian besar dari anda telah memiliki hand phone atau telepon seluler. Fungsi dasarnya adalah untuk berkomunikasi. Kita bisa berbicara dengan orang yang ada jauh di seberang sana sejauh ada signal. Namun, karena kecanggihan teknologi sekarang hand phone memiliki fungsi yang amat beraneka ragam. Mulai dari fungsi menyimpan data, mendengar music dan radio, menonton televisi, fungsi 3G, browsing menjelajah dunia maya, dan yang sekarang lagi trend untuk friendster dan facebook. Wah pokoknya hebat deh, tinggal kita mau pilih yang mana asal sesuai dengan budget dan kebutuhan.

Pernah ada teman saya yang tegang luar biasa ketika hand phone-nya hilang. “Bukan soal hand phone-nya; tapi ada beberapa nomor yang amat penting dan data-data yang menyangkut bisnis dan masa depan saya”, katanya dengan muka kesal dan wajah garang. Pikir saya, pasti hand phone-nya yang super canggih. Sampai keluar kata-kata “bisnis dan masa depan”. Memang tak bisa dipungkiri bahwa hand phone kerap menjadi “istri kedua” bagi beberapa orang, sekali lagi hanya beberapa orang.

Hand phone mendapat tempat yang sangat istimewa di sebagian orang yang memilikinya. Dia (baca: hand phone) diberi sarung supaya tetap awet dan tampak kinclong.Selalu menempel pada bagian tubuh pemilik atau paling tidak di suatu tempat yang khusus, yang intinya si pemilik selalu bisa melihat, mendengar, meraba dan merasa keberadaannya. Sungguh luar biasa. Bahkan beberapa pemilik akan selalu menyekanya segera setelah dipakai. Dan hebatnya lagi; kemanapun si pemilik pergi, dia pasti dibawa serta. Apalagi yang berhubungan dengan bisnis, dia adalah pendamping setia.
Hand phone memang memiliki fungsi yang benar-benar canggih sehingga mampu mengisi kejenuhan setiap manusia yang memilikinya. Lihat saja, di saat kita memiliki waktu luang biasanya kita akan bermain game, atau sms-an atau FS/FB-an atau menggunakan fitur-fitur lain yang semuanya ada di fasilitas HP yang dimilikinya.

Ironisnya saat “luang” di gereja (seperti bacaan I dan II, homili, dan saat sesudah komuni) kembali si hand phone mampu mengisi kekosongan itu. Memang sekarang hampir setiap umat yang datang ke gereja selalu membawa serta si hand phone. Ada yang diletakkan di kantong, menempel pada ikat pinggang, di tas yang cantik, atau sekedar di tenteng di tangan (karena saking besarnya). Dan saking sayangnya (ke gereja aja dibawa), selalu diintip setiap ada kesempatan apalagi waktu khotbah pastor.

Pantaskah hand phone dibawa masuk ke gereja? Wah saya tidak berani menjawab. Karena ini sangat sensitive dan menyangkut banyak hal. “Saya lagi menunggu berita dari kampung karena Opa saya sekarat jadi saya harus bawa hand phone supaya tahu perkembangan yang paling up to date tentangnya karena dia Opa saya satu-satunya”, begitu kata seorang teman yang saya tanya kenapa HP nya dibawa masuk juga. “Toh, saya silent juga, jadi nggak berisik” begitu kilahnya. Saya nggak comment apa-apa, karena menurut saya di gereja itu cuma perlu waktu 75 menit atau paling lama 90 menit atau 120 menit kalau ada acara khusus.

Bayangkan hanya waktu kurang dari 90 menit saja, kita tidak mau meninggalkan si hand phone sendirian. Kita membiarkannya aktif, toh sudah di-silent jadi pasti tidak berisik. Apakah konsentrasi kita tidak terganggu dengan membawa si hand phone masuk ke gereja dan berdoa? Apakah 90 menit merupakan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan acara-acara hiburan di televisi yang berdurasi lebih dari waktu misa?

Hand phone yang merupakan salah satu sarana komunikasi, memang sangat berguna di era globalisasi ini. Namun kita juga dituntut untuk lebih bijaksana menggunakannya dan lebih bijaksana juga menempatkannya. Kapan dia harus dibawa kapan dia dibiarkan berada di tempatnya yang paling aman; jauh dari jangkauan sang tuan; sehingga sang tuan bisa lebih mendekatkan pada Dia Sang Penuntun Jalan; agar si tuan selalu berjalan dalam terang iman; menuju akhir jaman; yang amat dicita-citakan; oleh setiap ciptaan.

Marilah kita menggunakan 90 menit dari 10.080 menit waktu dalam satu minggu untuk konsentrasi penuh pada Bapa, dimana kita bisa curhat kepada Bapa. Mendengar SabdaNya lewat bacaan pertama, kedua dan Injil, memahami firmanNya lewat khotbah Pastor dan bersatu denganNya lewat komuni kudus, dan akhir meminta berkat-Nya melalui pemimpin ibadat sebagai bekal untuk melanjutkan hari esok. Mampukah Anda meninggalkan benda kesayangan Anda sebentar saja (hanya 0.893% waktu dari tujuh hari waktu yang Anda punya) untuk beribadah bersama dalam gereja yang merupakan rumah Tuhan. Rumah untuk memuji, memohon, berkeluh kesah, bersyukur dan mohon hikmat dan Sang Empunya segala sesuatu di jagat raya ini? Terserah!! (ib)

Tidak ada komentar: