Bertepatan dengan Hari Raya Tubuh dan Kristus pada perayaan ekaristi hari Minggu, 6 Juni 2010 pukul 08.00 Wita di paroki Kelayan dilaksanakan penerimaan Komuni Pertama bagi 56 anak. Perayaan ekaristi dipimpin oleh romo Allparis, koor oleh PSP Serafim dan petugas liturgi dari lector, mazmur, persembahan dilayani oleh anak-anak yang menerima komuni pertama pada hari itu.
Perayaan ekaristi diawali dengan perarakan 56 anak calon penerima komuni pertama yang memakai baju misdinar didampingi orang tua masing-masing, diikuti oleh misdinar dan romo. Bacaan Injil pada hari itu yang diambil dari Lukas 9:11b-17 berbicara mengenai Yesus memberi makan 5000 orang.
Mengawali homilinya, romo Allparis menyatakan harapannya bahwa komuni pertama yang akan diterima anak-anak menjadi suatu kenangan yang indah dan jangan sampai menjadi komuni yang terakhir. Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus kita diingatkan kembali dan diajak untuk mempercayai bahwa hosti dan anggur yang kita terima menjadi Tubuh dan Darah Yesus. Yesus benar-benar hadir dalam hosti dan anggur. Bagaimana kita menyatakan kepercayaan itu? Dengan menghormati dan mengambil sikap lahiriah yang baik. Sikap lahiriah itu merupakan cerminan sikap batin kita. Tidak ngobrol, menggosip serta mepersiapkan dekorasi, koor, misdinar dengan baik merupakan ungkapan lahiriah kita yang mencerminkan sikap batin dan kesungguhan kita dalam menghormati Tubuh dan Darah Kristus.
Peristiwa mujizat 5 roti dan 2 ikan dalam bacaan Injil menyatakan bahwa orang banyak berbondong-bondong mengikuti Yesus untuk mendengarkan pengajaran tentang Kerajaan Allah dan penyembuhan orang sakit. Orang-orang yang mengikuti Yesus itu perlu makan, maka Yesus mengajak murid-muridNya untuk mencari makanan dan minuman. Namun mereka hanya memiliki 5 roti dan 2 ikan. Maka Yesus pun mengucap berkat. Di sinilah terjadinya mujizat penggandaan 5 roti dan 2 ikan itu sehingga murid-murid Yesus dapat membagi berkat itu pada orang-orang yang telah dibagi dalam kelompok-kelompok, bahkan masih sisa 12 bakul.
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus merupakan peristiwa Allah membagi rahmat. Dari keterbatasan umat, Allah memberikan rahmat sehingga gereja dapat menjadi berkat yang luar biasa. Sebagai contoh, seorang ayah dapat menggandakan 5 roti dan 2 ikan dengan keterbatasan waktu yang ada. Ia bekerja keras sepanjang hari untuk mencari nafkah, namun ia masih memberikan waktunya sebagai pengurus Dewan Paroki yang aktif dan sekaligus tetap menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya. Dengan keterbatasan yang ada, ayah tersebut telah mengadakan mujizat dengan menjadi berkat bagi banyak orang.
Menutup homilinya, romo Allparis mengajak anak-anak untuk mengucap syukur pada Tuhan karena orang tua dan guru-guru yang telah mendampingi anak-anak dalam mempersiapkan penerimaan komuni pertama serta mengucap syukur karena Kristus telah memberikan Tubuh dan DarahNya bagi kita.
Sebelum berkat penutup dilaksanakan pelantikan misdinar bagi ke-56 anak yang menerima komuni pertama. Setelah perayaan ekaristi selesai mereka berfoto bersama di dalam gereja.
Sebagai ungkapan syukur atas penerimaan komuni pertama pada 56 anak, maka setelah perayaan ekaristi, acara dilanjutkan dengan ramah tamah di Aula Syalom. Acara yang dihadiri oleh anak-anak penerima komuni pertama beserta keluarganya, tim pengajar serta pengurus Dewan Paroki ini dimulai dengan sambutan ketua panitia, ibu Inge, dan pastor paroki, romo Allparis. Setelah itu acara dilanjutkan dengan pembagian sertifikat dan kenangan-kenangan bagi anak-anak penerima komuni pertama dan ditutup dengan santap siang. (smr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar