08 Juli 2010

KEMANA SETELAH KOMUNI PERTAMA?

Pada saat pendaftaran komuni pertama telah dipersyaratkan usia minimal bagi calon penerima komuni untuk mengikuti pelajaran. Persyaratan ini bukan tanpa alasan. Paroki Kelayan mensyaratkan usia minimal 9 tahun untuk menerima pelajaran karena pada usia ini, anak-anak dianggap telah memiliki daya tangkap yang cukup untuk memahami misteri Tubuh dan Darah Kristus dalam ekaristi. Dengan pemahaman yang cukup, diharapkan anak-anak dapat menghayati, memelihara dan menumbuhkan kehidupan iman mereka. Dukungan orang tua serta gereja sangat diperlukan untuk mewujudkan harapan ini.

Peran Orang Tua dan Gereja

Sebagai orang tua, kita dititipi Tuhan dengan otoritas penuh untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Selain melengkapi kehidupan jasmani untuk anak-anaknya, orang tua dipercaya Tuhan untuk melengkapi kehidupan rohani anak-anaknya sehingga mereka mengenal, memuji dan mencintai Tuhan. Orang tua memiliki misi yang mulia untuk menunjukkan jalan menuju Kerajaan Allah. Namun pada kenyataannya tidak semua anak “cukup beruntung” tinggal di tengah-tengah keluarga yang memberikan dukungan terhadap perkembangan imannya. Bila ini terjadi, maka komunitas dan gereja perlu mengambil alih peran ini sehingga gereja nantinya tidak akan “kehilangan” anak-anak yang telah dibina sejak baptis bayi sampai menerima komuni pertama.

Dari tahun ke tahun kita telah mengalami kehilangan ini. Pasca komuni pertama, beberapa anak masih terlihat dalam beberapa kegiatan seperti misdinar, remaka dan kelompok-kelompok kategorial. Beberapa anak memang masih terlihat mengikuti perayaan ekaristi setiap minggu. Sisanya kemana?

…Para pengikut Kristus dipanggil oleh Allah bukan berdasarkan perbuatan mereka, melainkan berdasarkan rencana dan rahmat-Nya. Mereka dibenarkan dalam tuhan Yesus, dan dalam baptis iman sungguh-sungguh dijadikan anak-anak Allah dan ikut serta dalam kodrat ilahi, maka sungguh menjadi suci. Maka dengan bantuan Allah mereka wajib mempertahankan dan mengembangkan dalam hidup mereka kesucian yang telah mereka terima. …” (Dokumen Konsili Vatikan II - LG, 40)

Proses menuju tujuan akhir

Pembinaan iman tidak berhenti sampai anak-anak menerima komuni pertama. Jalan masih panjang dan tantangan semakin berat untuk ditaklukan anak dalam mencapai tujuan akhir, yaitu memperoleh kebahagiaan abadi. Untuk itu yang harus kita lakukan adalah mengambil peran agar anak terus bertumbuh dalam iman akan pengenalan terhadap Yesus. Kemunduran kehidupan iman akan membahayakan keselamatan. Berhenti bertumbuh, akan membuat anak terseret dalam arus dunia ini, yang berlawanan dengan nilai-nilai kekristenan

Anak-anak perlu bertahan dalam komunitasnya dan mengambil peran dalam kegiatan-kegiatan yang ditawarkan oleh gereja sehingga mereka tidak merasa asing dalam hidup menggereja dan iman mereka dapat terjaga. Diperlukan dukungan orang tua untuk mengarahkan dan memotivasi anak untuk upaya ini. Dukungan dapat diberikan berupa pemberian ijin, mengantar anak mengikuti kegiatan maupun keteladanan dari orang tua.

Ada beberapa kegiatan di paroki Kelayan yang dapat diikuti anak pasca komuni pertama, yaitu:

1. Putra-Putri Altar / Misdinar

Anak-anak akan dibina untuk melayani Tuhan di seputar altar. Pada saat penerimaan komuni pertama tahun ini, anak-anak langsung dilantik menjadi anggota misdinar. Latihan misdinar dilaksanakan setiap Minggu setelah perayaan ekaristi pagi.

2. Remaka (Remaja Katolik) dan Sekami (Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner)

Kegiatan ini bertujuan untuk menye-mangati dan menumbuhkembangkan iman anak dan remaja dengan menghimpun mereka dalam keterlibatan di berbagai kegiatan-kegiatan, baik yang bersifat me-nyegarkan jiwa (rohani) maupun menyegarkan raga (fisik).

3. Kelompok Kategorial seperti Persekutuan Doa, KTM, Legio Maria Junior

Masing-masing kelompok memiliki ciri khas yang unik, namun semuanya bertujuan untuk memelihara dan menumbuhkan iman anak. (smr)

Tidak ada komentar: