Bertepatan dengan hari raya Tubuh dan Darah Kristus, pada perayaan ekaristi minggu pagi, 26 Mei 2008 di gereja kita mengadakan perhelatan istimewa penerimaan komuni pertama untuk 31 anak. Perayaan ekaristi yang dimulai pukul 08.00 WITA dipimpin oleh romo Allparis sebagai konselebran utama dengan didampingi oleh romo Liu Fut Khin. Perayaan ekaristi saat itu terasa istimewa dengan penampilan anak-anak penerima komuni pertama yang berbaju putih dengan hiasan bunga di kepala bagi anak-anak perempuan dan kemeja putih, celana hitam serta ikat pinggang merah bagi anak-anak laki-laki. Orang tua mereka duduk mendampingi. Pelayanan liturgi dilaksanakan oleh anak-anak dan orang tua penerima komuni I serta koor oleh PSP Serafim.
Dalam homilinya, romo Liu Fut Khin menjelaskan bahwa dari bacaan Injil (Yohanes 6:51-58) dinyatakan bahwa Tubuh dan Darah Kristus yang kita santap memberikan hidup pada kita. Rm. Fut Khin menegaskan,” Saat konsekrasi, kita percaya bahwa roti dan anggur sungguh-sungguh telah berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Ini berarti bahwa Yesus sendiri berkenan hadir pada kita, sehingga hendaknya kita menunjukkan sikap dan persiapan yang baik dalam menerima komuni serta dalam mengikuti perayaan ekaristi. Bila hal tersebut kita yakini, maka seharusnya perayaan ekaristi di gereja Katolik tidak menjadi sesuatu yang membosankan sehingga umat Katolik tidak perlu “jajan” di gereja lain. Kalau wanita yang sakit pendarahan saja percaya bahwa dengan menjamah jubah Yesus dia bisa disembuhkan dari penyakitnya, apalagi kalau kita bisa menyentuh dan bahkan menyantap Tubuh dan Darah Kristus, tentunya akan sangat besar kuasanya bagi hidup kita.”
Calon komuni I menunggu dengan hati berdebar2 di muka kamar pengakuan
Calon Komuni I mendapat pengarahan
Rm. Allparis melatih cara menerimakan Komuni I
Sebelum menutup perayaan ekaristi, romo Allparis menanyakan kesediaan untuk menjadi misdinar pada anak-anak yang baru pertama kali menerima komuni. Syukur pada Tuhan karena beberapa anak menyatakan kesediaannya.
Setelah perayaan ekaristi selesai, acara dilanjutkan dengan ramah tamah, pembagian sertifikat dan kenang-kenangan serta makan bersama di Aula Syaloom. (smr)
SAKRAMEN TOBAT MENDAHULUI PENERIMAAN KOMUNI I, Selasa 20 Mei 2008
Memanfaatkan hari libur Waisak, anak-anak calon komuni I didampingi orang tuanya berbaris rapi di bangku menuju kamar pengakuan. Rm. Allparis & Rm. Liu Fut Khin melayani pengakuan mereka. Ibu Sri Lestari & Ibu Kurniasih, selaku pembimbing calon komuni I, dengan sabar mendampingi anak-anak. Ibu Lena mengajak orang tua berdoa rosario. Sekeluar dari kamar pengakuan, anak-anak berdoa di hadapan patung Keluarga Kudus.
Memerimakan Sakramen Tobat memberikan pengalaman rohani yang hampir sama bagi semua anak. Selin & Maria berkomentar,” Saya gugup sebelum masuk kamar pengakuan!” “Romo menanyakan juga lho asal komunitas saya, untung saya bisa jawab,” kata mereka lebih lanjut. Nha bagaimana setelah mengakukan dosa nak? “Wah lega!”kata mereka serentak. (zo)
Setelah perayaan ekaristi selesai, acara dilanjutkan dengan ramah tamah, pembagian sertifikat dan kenang-kenangan serta makan bersama di Aula Syaloom. (smr)
SAKRAMEN TOBAT MENDAHULUI PENERIMAAN KOMUNI I, Selasa 20 Mei 2008
Memanfaatkan hari libur Waisak, anak-anak calon komuni I didampingi orang tuanya berbaris rapi di bangku menuju kamar pengakuan. Rm. Allparis & Rm. Liu Fut Khin melayani pengakuan mereka. Ibu Sri Lestari & Ibu Kurniasih, selaku pembimbing calon komuni I, dengan sabar mendampingi anak-anak. Ibu Lena mengajak orang tua berdoa rosario. Sekeluar dari kamar pengakuan, anak-anak berdoa di hadapan patung Keluarga Kudus.
Memerimakan Sakramen Tobat memberikan pengalaman rohani yang hampir sama bagi semua anak. Selin & Maria berkomentar,” Saya gugup sebelum masuk kamar pengakuan!” “Romo menanyakan juga lho asal komunitas saya, untung saya bisa jawab,” kata mereka lebih lanjut. Nha bagaimana setelah mengakukan dosa nak? “Wah lega!”kata mereka serentak. (zo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar