BERBAGI TANGGUNG JAWAB DI KOMUNITAS
contoh praktik yang dikembangkan di komunitas Matias
oleh: Sri Marganing *)
Beberapa minggu yang lalu, menjelang pemilihan pengurus komunitas, wilayah dan dewan paroki umat di paroki Kelayan sibuk membicarakan nama-nama yang dianggap pantas untuk diserahi tanggung jawab. Kesibukan lain yang tak kalah serunya adalah kesibukan mencari-cari alasan agar nama masing-masing tidak masuk dalam daftar yang akan diserahi tanggung jawab. Ada yang beralasan sibuk di pekerjaan, bisnis, sering keluar kota, mau pindah tugas, tidak mampu memimpin, dll. Bisa dipahami apabila umat cenderung menghindar menjadi pengurus komunitas, wilayah dan dewan paroki. Yang selama ini terjadi adalah para pengurus yang tidak mendapat imbalan apa-apa ini, bila tidak dapat menjalankan tugas dengan baik, maka mereka akan menerima kritik, pembicaraan negatif sampai cacian. Sebaliknya kalau mereka tidak menjadi pengurus, mereka akan aman dari hal-hal semacam itu dan nama mereka akan tetap “bersih” di depan umat lain.
Syukur pada Tuhan, di tengah-tengah kenyataan seperti itu ada banyak umat yang menyediakan diri diberikan tanggung jawab. Pengurus komunitas, wilayah dan dewan paroki telah terbentuk. Bukan berarti kita hanya menggantungkan harapan pada mereka untuk menjalankan tugas-tugas di paroki sementara tugas kita (dalam memilih mereka) sudah selesai. Tanggung jawab melaksanakan tugas-tugas dan mengembangkan gereja merupakan tanggung jawab umat seluruhnya.
Mengingat bahwa banyak potensi-potensi “terpendam” yang mungkin enggan untuk menonjolkan diri karena budaya orang timur memang demikian dan untuk menghindari yang muncul orang itu-itu saja, maka pada kepengurusan baru ini, komunitas Matias mencoba untuk berbagi tanggung jawab dengan seluruh umat di komunitas. Pertama-tama inventarisasi umat dilaksanakan. Pada dasarnya masing-masing umat diberikan tugas pada pelayanan misa di gereja dan di pertemuan komunitas. Pada pelayanan misa dikelompokkan siapa yang harus siap menjadi lektor, mazmur dan petugas kolekte / persembahan. Lektor, pemazmur dan petugas kolekte masing-masing ada penanggung jawab yang bertindak untuk mengatur giliran dan bila perlu melatih. Pada pertemuan komunitas, dikelompokkan umat yang bisa memimpin ibadat sabda, memimpin Pendalaman Iman/Kitab Suci dan yang lain kelompok pemimpin Doa Rosario. Tugas-tugas lain pun dibagi seperti membagi undangan, mengurusi kegiatan PKP, mengatur latihan koor, dll. Agar seluruh umat tetap tersapa maka ditunjuk juga seksi Sosial di tingkat komunitas untuk mengajak kunjungan ke keluarga-keluarga anggota komunitas. Hampir semua anggota komunitas mendapat bagian partisipasi pada 1 tugas kegiatan. Deskripsi tugas dan koordinasi kerja diatur agar kegiatan bisa dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Formulir baku seperti lembar pencatatan keuangan, giliran tugas menyediakan makan Romo, dlsb juga dibuat.
Pelaksanaan pembagian tanggung jawab dilaksanakan setelah pelantikan pengurus tanggal 11 Mei 2008. Pengurus baru mensosialisasikan ke seluruh umat di komunitas dan mengumpulkan umpan balik dari mereka.
Semoga usaha tersebut dapat menjadi sarana untuk berbagi tanggung jawab di antara seluruh umat dan mungkin bisa menjadi inspirasi bagi komunitas-komunitas lain.(zo)
*) Anggota pengurus komunitas Matias
12 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar