02 Januari 2011

PERAYAAN EKARISTI MALAM NATAL


Perayaan Ekaristi Malam Natal di Paroki Kelayan dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Desember 2010 pukul 20.00 Wita. Romo Allparis memimpin perayaan ekaristi pada malam itu. Nuansa Banjar tampak pada perayaan ekaristi tersebut. Semua petugas liturgi dan para penari mengenakan pakaian adat Banjar. Corak Banjar juga dikenakan pada pakaian misdinar dan jubah Romo. Pembawa kanak-kanak Yesus diwakili oleh pasutri Awan-Andi dari wilayah Sesilia. Koor oleh PSP Serafim.

Satu setengah jam sebelum misa dimulai umat telah berdatangan ke gereja. Pada umumnya mereka beralasan agar mendapat tempat duduk di dalam gereja. Memang sebagian umat terpaksa duduk di halaman gereja, Pendopo Santo Yosef dan Aula Syalom. Di tempat-tempat tersebut telah disediakan monitor agar umat dapat melihat dan mengikuti perayaan di dalam gereja.

Mengawali homilinya, Romo Allparis menggambarkan perayaan Natal yang terjadi saat ini. Di mall, hotel, café banyak orang larut dalam kegembiraan dan kemeriahan Natal meskipun penduduk Kristiani di Indonesia hanya sekitar 10%. Pernak-pernik Natal dan Sinterklas pun ikut memeriahkan malam Natal.

Dalam bacaan pertama yang diambil dari Kitab Yesaya telah dibuatkan datangnya Juru Selamat. Kita diajak untuk bergembira dengan adanya harapan itu. Ternyata yang datang kemudian adalah sosok bayi yang lemah. Namun bila kita merenungkan lebih jauh lagi, Yesus, Maria dan Yosef bukanlah sosok yang lemah. Mereka adalah sosok yang kuat. Maria yang sedang mengandung berjalan jauh untuk mengikuti cacah jiwa. Yosef yang meskipun tahu bahwa bayi yang ada dalam kandungan Maria bukan darah dagingnya tetap setia mendampingi dan melindungi Maria. Yesus yang adalah Raja Semesta Alam yang mampu melakukan apa saja berkenan lahir dalam keadaan sebagai manusia. Dalam keadaan ini Yesus mau terlibat dalam suka, duka dan penderitaan manusia. Inilah makna peristiwa Natal sesungguhnya, yaitu Tuhan peduli pada manusia. Dengan demikian kita diajak untuk menjadi manusia bagi sesama. Dalam keluarga, kita diajak untuk bertobat dalam saling mengasihi satu sama lain.

Sebelum berkat penutup, diberikan kesempatan kepada Ketua Dewan Paroki dan Ketua Panitia untuk memberikan sambutan. Ketua Dewan Paroki, Bp. Willy Sebastian menyatakan bahwa tahun ini adalah saat terakhirnya sebagai Ketua Dewan karena beliau telah menjadi Ketua Dewan selama 2 periode dan tahun 2011 akan diadakan pergantian pengurus. Selama menjadi Ketua Dewan, Bp. Willy merasa bangga dan bahagia karena rasa kekeluargaan dan kebersamaan umat paroki Kelayan sangat baik. Menjadi kerinduan Bp. Willy adalah bangkitnya kaum muda dalam tugas-tugas dan kegiatan di gereja karena aktivis di paroki memerlukan regenerasi. Setelah sambutan Ketua Dewan Paroki, Bp. Reddy Mountana selaku ketua panitia perayaan Natal mengucapkan rasa terima kasihnya pada semua pihak, donator, petugas liturgy, petugas parkir, keamanan dan koor yang telah mendukung rangkaian kegiatan Natal 2010. (smr)

Tidak ada komentar: