02 Januari 2011

Renungan: MENGALAHKAN EGO UNTUK MEMBERIKAN TEMPAT BAGI KELAHIRAN YESUS

Peristiwa Natal adalah sebuah kisah cinta yang dimainkan oleh tokoh-tokoh yang sederhana, rendah hati dan penuh ketulusan. Bayi Yesus, Maria, Yosef, para gembala dan orang majus merupakan gambaran kesahajaan tokoh-tokoh yang telah menyediakan diri mengambil bagian dalam sebuah peristiwa penyelamatan terbesar sepanjang masa.

Sebuah kemelut: Maria yang belum bersuami telah mengandung mengawali peristiwa Natal. Kemelut itu bisa diatasi dengan baik karena ketulusan para tokoh. Maria yang sederhana dan lugu berani menempuh segala resiko dengan “fiat”-nya. Dalam ketidakpastian, ia menyimpan segala perkara dalam hatinya dan bertindak secara bijaksana. Yosef, adalah figur seorang pemuda yang tulus hati, tidak banyak bicara dan penuh tanggung jawab. Ia tidak mau mempermalukan Maria dengan bermaksud menceraikannya secara diam-diam. Setelah menerima kabar dari malaikat, Yosef bahkan tidak mempersoalkan kehamilan Maria dan bertanggung jawab secara penuh sebagai seorang suami dan seorang ayah bagi bayi yang bukan dari darah dagingnya. Kasihnya pada Maria mengatasi harga dirinya.Tokoh lain adalah bayi Yesus. Seorang Pemilik Alam Semesta berkenan hadir dan merendahkan diri dalam kehinaan kandang dan senyapnya malam.

Bisa dibayangkan bila kemelut itu dihadapi oleh tokoh yang egois, tidak punya rasa empati dan mementingkan harga diri, peristiwa Natal tidak akan pernah terjadi. Kelahiran Yesus terjadi karena adanya tokoh-tokoh luar biasa yang dengan penuh ketulusan, ketaatan, kerendahan hati dan bersedia berkorban bagi orang lain mengatasi segala harga dirinya. Sebuah permenungan bagi kita di hari Natal ini untuk membuang jauh-jauh ego kita dan membersihkan diri dengan hati yang tulus serta taat memberikan hati kita sebagai palungan bagi kelahiran Yesus. (smr)

Inspirasi renungan: Homili Rm. Allparis, 18 Des 2010

Tidak ada komentar: