27 Mei 2010

BUNDA MARIA DAN GEREJA KATOLIK Oleh: A. Willy Sebastian

Pada bulan Mei ini hampir semua umat Katolik berdoa Rosario sebagai devosi kepada Bunda Maria yang mempunyai peranan penting dalam rencana keselamatan Allah. Umat Katolik bukan menyembah Maria, melainkan menghormati Maria (Lumen Gentium, 66). Maria memiliki peran yang mulia sejak mengandung PuteraNya, Yesus Kristus sampai wafatNya di kayu salib. Ia “dipenuhi dengan rahmat” oleh Allah ( bdk. Lukas 1:28).

Maria adalah Bunda Allah ?

”………. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” Sebab sesungguhnya ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. (Lukas 1:39-44). Peristiwa Roh Kudus memenuhi Elisabeth yang sedang mengandung waktu bertemu Maria, sehingga perkataan Elisabeth yang dipenuhi Roh Kudus tersebut menyebut Maria sebagai “ibu Tuhan (Bunda Allah) dan ini menjadi dogma Gereja melalui Konsili Efesus tahun 431. Maria disebut “Theotokos” atau “Bunda Allah” dimana gelar ini diberikan pada Maria jauh sebelum terjadi skisma Protestan. Martin Luther sendiri tidak pernah meragukan ajaran Konsili Efesus.

Tidak mengakui Maria sebagai Bunda Tuhan sama saja dengan penolakan terhadap sabda Tuhan dalam Injil dan penyangkalan atas kesatuan dua kodrat (kodrat ilahi dan manusiawi) dalam satu pribadi Yesus. Sejak awal Maria dipersiapkan oleh Allah. Hal ini dapat dilihat dan dibaca dalam nubuat Nabi Yesaya yang menyatakan bahwa seorang perawan akan melahirkan Putera Allah.

Devosi kepada Bunda Maria

Devosi Maria berkembang pesat sejak Bunda Maria diberi gelar Bunda Allah, misalnya Novena tiga kali salam Maria, doa Rosario, dll. Bunda Maria mendapat tempat khusus di gereja Katolik. Maka apabila orang Katolik membuat patung Bunda Maria dan menyimpannya serta berdoa di depan patung tersebut, tidak berarti mereka orang yang menyembah berhala. Tujuan doa itu bukanlah pada patung tersebut. Patung dibuat untuk mengingat tokoh atau pribadi yang dilukiskan serta untuk menunjukkan kedekatan kita dengan dia. Patung juga dibuat untuk mempermudah kita mengingatkan pribadinya sebagai ibu yang mengasihi dan selalu siap menolong kita.

Umat Katolik perlu menyadari betapa pentingnya devosi kepada Bunda Maria, namun perlu disadari juga bahwa doa rosario tidak dapat menggantikan doa-doa resmi Gereja. Doa Rosario tidak dapat menggantikan perayaan Ekaristi yang merupakan pusat kehidupan Katolik di mana Kristus sendirilah yang dikorbankan dan mengorbankan diri. Ibadat atau devosi yang benar adalah menempatkan Maria pada tempatnya yang sebenarnya, yakni sebagai Bunda pengantara kita kepada Yesus. Devosi yang benar membawa kita kepada Allah melalui Bunda Maria kepada Yesus (Per Mariam at Jesum).

Sumber : “Maria dan Gereja Katolik” – BINUS –KTM Angkatan 6 tahun 2009, “Rahasia gelar –gelar Maria” oleh Yon Lesek, Katekismus Gereja Katolik.

Tidak ada komentar: