29 November 2010

KEDEWASAAN IMAN dalam SAKRAMEN KRISMA


Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus,

Di akhir bulan November ini kita akan masuk masa Adven, Natal dan Tahun Baru. Ada banyak hal yang sangat berarti yang telah terjadi. Ulang tahun paroki ke-71 tahun Paroki Santa Maria tepatnya 11 November; penerimaan sakramen krisma sebanyak 236 orang; adanya Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia; perpisahan romo Yohanes. Sementara itu di seberang lautan terjadi bencana alam.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi itu membawa refleksi tersendiri bagi kita. Di sini saya akan menekankan tentang Sakramen Krisma, yang juga disebut sakramen penguatan atau sakramen kasantosan. Sakramen ini menandakan kedewasan iman, bukan kedewasaan biologis. Dengan menerima sakramen krisma, seseorang telah dianggap dewasa imannya. Dia tahu kepada siapa dia percaya, dia tahu bagaimana beriman Katolik, dia tahu bagaimana berpikir secara Katolik, dia tahu bagamana berperilaku secara Katolik. Setelah mengetahui itu, dia melakukan tugas perutusan sebagai orang Katolik dengan sebuah kesadaran dan kehendak bebas. Semua itu terjadi karena pencurahan Roh Kudus. Roh Kudus mengobarkan hati mereka yang telah diurapi dengan minyak krisma.

Setelah menerima Roh Kudus ini mereka diharapkan menjadi pribadi yang dewasa dalam iman, yang sadar akan panggilannya sebagai orang Katolik. Kesadaran seperti apa yang diharapkan? Sebagai tekanan adalah kesadaran sebagai saksi Kristus. Apa artinya sebagai saksi Kristus? Pertama-tama tentu setelah menerima Sakramen Krisma berkotmitmen tak akan ke lain hati lagi soal iman. Iman Katolik dipegang teguh apapun yang terjadi.

Selanjutnya setelah berkomitmen seperti itu, berusaha menjadi pewarta tentang Yesus dalam setiap kesempatan, sebuah komitmen, apapun yang terjadi , setiap orang yang telah menerima krisma menampakan Kristus yang hidup dalam dirinya.

Setiap orang yang telah menerima Sakramen Krisma akan bersikap dewasa dalam menghayati imannya. Kini dia berani mengatakan: “Sekarang saya percaya kepada Yesus dan menjadi Katolik karena saya telah mengenal Yesus secara benar, mengalami kebahagiaan dan bangga hidup sebagai orang Katolik.” Kedewasaan iman ini akan terpancar dalam tindakan sehari-hari: ke gereja pada hari Minggu serta hadir dan turut ambil bagian dalam kegiatan komunitas dan paroki. Semua itu dilakukan sebagai sebuah panggilan dari penghayatan iman yang dewasa dan bukan karena pastornya, pengurus komunitas ataupun dewan paroki.

Iman yang dewasa berarti mempunyai semangat pengampunan yang tinggi, tidak mudah patah semangat, tidak mudah ngambeg, tidak mudah merajuk. Pengampunannya jauh lebih besar dari rasa kecewa. Pengorbanannya jauh lebih besar dari pada harapan akan adanya pujian. Kasihnya jauh lebih besar dari pada penderitaan yang harus ditanggungnya. Harapannya jauh lebih besar dari pada kecemasan. Itu semua bagian dari tanda tanda orang yang dewasa dalam iman.

Semoga Sakramen Krisma yang telah dicurahkan dengan pengurapan minyak krisma yang telah diterima di dahi semakin mengobarkan semangat Roh Api Cinta. Dengan Roh Kudus yang telah tercurah, kita semua dimampukan untuk bersaksi.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya upacara penerimaan sakramen Krisma. Anda telah menjadi menjadi rasul dengan menyiapkan rasul-rasul baru teristiwewa kepada Bidang Pewartaan, Seksi Krisma, Tim Pengajar, Tim Pembina serta para orang tua yang mengantar anak-anaknya mengikuti pejalaran, Staf SMA Don Bosco, Staf SMP Santa Maria dan semua saja yang telah mendukung kegiatan ini. Terima kasih juga pada segenap panita, Pengurus Dewan Paroki Pleno dan para donatur. Selamat dan Proficiat bagi krismawan dan krismawati baru, selamat menjadi saksi Kristus yang dapat diandalkan.

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar: