28 November 2010

“MENGASIHI?…...Tidak cukup dengan kata-kata”

Oleh: A.P. Anwar Yusran

Paroki kita, Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda, adalah suatu paroki yang heterogen, dengan berbagai macam keadaan dan kondisi umat di dalamnya. Dalam perjalanan kemandirian paroki semakin tampak dan jelas kemandirian dalam berbagai bidang, terutama bidang personil dan finansial. Banyak umat yang memberikan sumbangsih waktu, tenaga dan pemikirannya untuk tumbuh dan berkembangnya Paroki dengan mau terlibat dalam berbagai kegiatan Paroki seturut talenta yang dimilikinya masing-masing. Dalam bidang finansial, pada level Keuskupan partisipasi umat paroki Kelayandalam pengumpulan dana APP, bantuan bencana atau lainnya cukup menonjol.

Dibalik kisah “sukses” perjalanan Paroki kita tercinta ini, kita tidak dapat menutup mata dengan adanya saudara-saudari kita yang secara ekonomi atau finansial kurang beruntung. Suatu kenyataan bahwa masih ada saudara-saudari kita se Paroki yang kesulitan memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, maupun kesulitan membiayai sekolah anak-anaknya, yang merupakan salah satu tumpuan harapan perbaikan nasib keluarga di masa depan. Realita kehidupan ini dijumpai oleh Romo Allparis, Pr dalam kunjungan ke rumah-rumah umat di luar jadwal kunjungan ke komunitas atau Sr. Merry, SFD dalam kunjungannya mengantar komuni ke rumah-rumah umat.

Dalam Injil Matius 22:36-40, orang Farisi yang hendak mencobai Yesus bertanya: 36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" 37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Yesus hendak mengatakan, jika kita mengasihi Allah, maka kita juga harus mengasihi sesama kita manusia. Dan pada Injil Yakobus 2:14-17 dalam suratnya kepada dua belas suku di perantauan mengatakan :

2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? 2:15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, 2:16 dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? 2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

Tak ada gunanya kita beriman kalau kita tidak berbuat secara nyata untuk menolong sesama kita yang memerlukan bantuan. Tak ada gunanya bila kita hanya menasehati saudara kita yang lapar hanya dengan perkataan, sementara kita sebenar-nya mampu memberinya makan dan minum.

Salah satu program Seksi Sosial Paroki adalah memberikan perhatian berupa bantuan pangan kepada saudara-saudari kita yang kesulitan untuk memenuhi keperluan makan sehari-hari. Dalam pertemuan Dewan Paroki, Seksi Sosial Paroki pernah menanyakan kepada para Ketua Wilayah dan Komunitas yang hadir (bahkan mengirim surat) agar dapat diberikan informasi kepada Seksi Sosial Paroki perihal tsb diatas. Ternyata tidak ada satu pun komunitas yang memberikan informasi bahwa ada warga umat yang kesulitan untuk memenuhi keperluan makan mereka sehari-hari. Jika memang demikian adanya, kita patut bersyukur, tetapi jika masih ada warga umat yang terlewatkan dari pemantauan, dimohonkan agar warga yang bersangkutan untuk tidak ragu-ragu dan segan memberitahukannya kepada ketua Seksi Sosial Paroki, ibu dr. Wina Kartika atau kepada Sekretariat Paroki. Kita semua mencoba mengikuti teladan Yesus, “…..kamu harus memberi mereka makan." (Matius 14:16)

Marilah saudara-saudariku yang telah menerima berkat yang disediakan oleh Bapa kita untuk mau berbagi (subsidiaritas) sebagai solidaritas persaudaraan kita, berbagi kasih kepada sesama agar kita dapat menjadi orang benar hingga masuk ke dalam hidup yang kekal sebagaimana perumpamaan yang disampaikan Yesus dalam Matius 25: 34 ……. Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 40 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. 41 Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. 45 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." Semoga!

Tidak ada komentar: