Oleh Rm. Al. Lioe Fut Khin, MSF
Asal Kata & Asal Usul Doa Rosario
Kata “rosario” berasal dari kata Latin rosarium yang berarti “kebun bunga mawar” atau “untaian bunga mawar” yang biasa dipakai sebagai mahkota atau dikalungkan di leher. Mawar bagi tradisi romawi adalah ratu dari segala bunga.
Ada bermacam-macam pendapat mengenai asal-usul doa rosario. Menurut tradisi, doa rosario diberikan kepada St. Dominikus dalam suatu penampakan pada tahun 1214. Penampakan ini dikenal sebagai penampakan Maria Ratu Rosario di sebuah gereja di Prouille (Perancis). Namun dalam penyelidikan selanjutnya, doa dengan menggunakan tasbih sudah dimulai jauh berabad-abad sebelumnya, yakni ketika kaum awam mulai mengikuti kebiasaan liturgi di biara yang mendoakan Ibadat Harian, yakni doa yang mendaraskan 150 Mazmur dari Kitab Suci. Karena kebanyakan umat jaman itu tidak bisa membaca, lalu mereka menggantikan 150 Mazmur dengan 150 doa Bapa Kami. Dalam perkembangan selanjutnya doa Bapa kami dan Salam Maria didoakan bergantian. Pada abad ke 7, St. Eligius menulis tentang doa yang menggunakan 150 Salam Maria dengan dihitung. Sedangkan jauh sebelum adanya biara, ketika hidup para pertapa dalam gereja muncul, mereka juga sudah biasa berdoa dengan menggunakan tasbih, dengan menggunakan butir-butir simpul tali yang mereka buat sendiri, tetapi doanya adalah doa Yesus (doa nama Yesus).
Mengapa berdoa rosario?
Rosario adalah sebuah doa sekaligus cara masuk dalam meditasi. Banyak orang berpikiran bahwa doa ini hanya untuk ibu-ibu tua yang sederhana, yang tidak memerlukan kemampuan intelektual. Di situlah kekuatannya: sederhana dan tidak pakai otak, karena itu disebut misteri artinya tidak bisa dijelaskan. Jika ada orang ingin tahu kekuatannya, dia harus mulai mendoakannya terus menerus setiap hari tanpa henti. Sebagai misteri dapat diibaratkan seperti rasa buah durian. Siapa dapat menjelaskan bagaimana rasa durian itu kepada seorang turis dari Eropa? Kalau ia mau tahu rasa durian maka ia harus mencicipinya dan tidak cukup hanya sebiji saja …
Saya sendiri mengalami bagaimana kekuatan doa rosario itu. Saya ingat waktu saya masih sebagai frater tingkat I di Seminari Tinggi, saya pernah ditanya oleh seorang Suster tua dari tarekat KKS di Pangkalpinang, apakah saya berdoa rosario. Saya katakan dengan jujur bahwa saya hanya berdoa rosario jika ada acara doa rosario di komunitas, tetapi berdoa sendiri saya belum pernah. Beliau menasihati supaya saya berdoa sendiri karena Bunda Maria akan menjaga panggilan saya, katanya. Nasehat itu saya iyakan tetapi tidak saya laksanakan. Sampai tahun berikutnya ketika saya bertemu dengan seorang siswi SMP kelas 2 yang datang menghadap saya untuk berkonsultasi. Ia membawa persoalan yang luar biasa berat menurut saya. Ia menulis persoalannya dalam 7 halaman folio. Waktu itu saya tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.
Lalu atas nasihat Pembimbing Rohani saya, saya mengajak dia berdoa “novena rosario”. Pada waktu yang sama kami berdoa bersama di tempat kami masing-masing. Itulah pertama kalinya saya menyalakan lilin dan berlutut berdoa rosario sendiri demi anak itu. Dan mukjizat terjadi sesudah 9 hari. Sejak saat itu rosario menjadi milik saya. Setiap hari rosario menemani hidup saya.
Doa Salam Maria
Tentu saja yang pokok dalam rosario adalah pribadi Bunda Maria. Walau banyak orang mencoba mengecilkan arti peranan Maria, namun devosi kita kepada Bunda Maria tetap berdasarkan Injil. Lihat saja apa yang dikatakan malaikat Gabriel dalam Luk 1,28: Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” . Ini menjadi baris pertama dalam doa Salam Maria. Dia disebut sebagai “Yang dikaruniai” – yang penuh rahmat dan Tuhan sendiri menyertainya, ada bersama dia. Dua kali disebutkan bahwa anak yang akan dilahirkannya itu adalah Anak Allah yakni pada Luk 1: 32 dan 35. Jika yang dilahirkannya adalah Anak Allah maka ia adalah Bunda Allah, karena tidak mungkin anak harimau dilahirkan dari ibunya kambing.
Kemudian dalam kunjungan Maria ke Elisabet, dalam Luk 1:42, dikatakan “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu” dan ini menjadi baris kedua dalam doa Salam Maria. Sekali lagi Maria dipuji dan kali ini Maria disebut sebagai yang terberkati, artinya yang hidupnya menurut rencana dan kehendak Tuhan. Dan kemudian Maria disebut sebagai “Ibu Tuhan”, “siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku” (Luk 1:43). Lalu bagian kedua dari doa Salam Maria adalah permohonan Gereja.
Melalui Maria Menuju Yesus
Kita sebagai orang Katolik seharusnya berbangga memiliki seorang Ibu Surgawi yang begitu dekat dengan Tuhan dan juga dekat dengan kita. Dalam banyak penampakan Maria yang terjadi, seruannya yang pokok adalah supaya orang bertobat dan kembali percaya kepada Yesus anaknya. Dan semua orang yang datang kepada Maria akan dibawanya kepada Yesus. Bersama Maria kita tidak akan tersesat jalan menuju Yesus Tuhan.
Berdoalah rosario setiap hari atau sekurang-kurangnya sekali Bapa Kami dan sekali Salam Maria. Setiap kali satu Salam Maria kita doakan, sekuntum mawar kita letakkan pada mahkota Bunda Maria dan satu rosario berarti satu mahkota utuh sebagai tanda syukur dan terima kasih kita atas Yesus yang telah ia hadirkan demi penyelamatan kita.
02 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar