Kaul Kekal Suster SFD dan Pesta Panca Windu Hidup Membiara Suster Sophia SFD dan Suster Theresiani SFD
Pada perayaan ekaristi Minggu pagi, 6 Juli 2008, di paroki Kelayan dilangsungkan upacara kaul kekal Suster Theresiani Fahik, SFD dan Suster Sophia Evi Erlina, SFD serta Pesta Panca Windu (40 tahun) hidup membiara Suster Dominique Go Swan Nio, SFD. Perayaan tersebut dipimpin oleh Bapak Uskup, Mgr FX Prajasuta, MSF sebagai konselebran utama didampingi romo Allparis Pr, romo Lioe Fut Khin MSF dan 2 imam dari Keuskupan Palangka Raya.
Upacara kaul kekal dalam perayaan ekaristi tersebut diawali dengan penyerahan pihak keluarga para pengkaul kepada kongregasi. Selanjutnya suster Theresiani dan suster Sophia menyatakan janji setia, mengikrarkan kaul kekal yang kemudian disusul dengan pembaharuan kaul oleh suster Dominique dan dilanjutkan dengan penandatanganan akte kaul serta pemberkatan cincin.
Dalam homilinya bapak Uskup menyatakan berberapa hal sbb:
1. Hidup membiara hanya dapat dijalankan dengan iman.
2. Hidup membiara harus dihayati seperti orang yang berjalan dengan 2 kaki, kaki pertama adalah kaul, dan yang kedua adalah komunitas.
3. Para religius hendaknya menyadari bahwa mereka tetap manusia yang mempunyai kelebihan dan kekurangan.
4. Kaul ketaatan, kemiskinan dan kemurnian yang dijalankan para religius hanya dapat memiliki arti bila ada peneguhan kasih.
Bila hidup membiara dihayati dengan beberapa hal tersebut, maka akan dapat menjadi berkat bagi diri sendiri, orang lain dan gereja. Sebaliknya bila kaul dilihat dari segi yuridis dan moral, maka hidup membiara akan menjadi sebuah beban.
Bapak uskup juga mengharap agar umat hendaknya ikut bersyukur pada Tuhan dan mendoakan para religius agar menghayati imannya secara benar. Di samping itu hendaknya keluarga-keluarga menjadi tempat pesemaian hidup religius mengingat keprihatinan keuskupan Banjarmasin sekarang ini adalah minimnya panggilan.
Secara khusus, dengan mengutip pernyataan ibu Theresa, bapak Uskup berpesan kepada suster yang berkaul dan para religius bahwa para religius tidak dipanggil untuk sukses tapi dipanggil untuk setia meneruskan kebaikan dan kasih Allah dalam gereja dan masyarakat.
Setelah perayaan ekaristi selesai, acara dilanjutkan dengan perayaan syukur di Aula SD Santa Maria. (smr)
Biodata suster yang berkaul kekal adalah sbb:
1. Sr Theresiani Theresia M. Frida Fahik, SFD
Lahir di Atambua/Bellu, 15 Oktober 1978 putri ke-6 dari sembilan bersaudara dari Bp. Petrus Yosef fahik (Alm) dan Ibu Anna Lan Moy. Pendididkan SD dan SMP dijalani di Atambua/Bellu kemudian melanjutkan ke SMUK di Kefamenanu/TTU dan lulus tahun 1998. Tahun 1999 masuk biara SFD di Medan, Sumatera Utara. Suster Theresiani mengawali tugasnya di Buntok tahun 2002-2005, kemudian pindah ke Muara Teweh dan pada tahun 2006-sekarang bertugas di Palangka Raya.
2. Suster Maria Sophia Evi Erlina, SFD
Lahir di Bundar, 24 Desember 1982 putri ke-7 dari delapan bersaudara dari Bp. Harip Tagan dan Ibu Nuramin. Mengenyam bangku SD di Muruga, Kec. Dusun Utara, tamat tahun 1992. Bangku SMP dijalani di Bundar, Kec. Dusun Utara dan melanjutkan ke SMU di Pulang Pisau, Kab. Kapuas, lulus tahun 1998. Tahun 1999 masuk biara di Pati-Jawa Tengah dan kemudian tahun 2002 melanjutkan ke biara SFD di Medan, Sumatera Utara. Tahun 2002-2004 Suster Sophia bertugas di Muara Teweh, kemudian pindah ke Palangka Raya dan bertugas di sana dari tahun 2004 sampai 2007. Sejak tahun kemarin (20/07) bertugas di Banjarmasin. Di paroki Kelayan, suster Sophia banyak berkecimpung dalam pembinaan misdinar dan Bina Iman Anak. (smr)
Pada perayaan ekaristi Minggu pagi, 6 Juli 2008, di paroki Kelayan dilangsungkan upacara kaul kekal Suster Theresiani Fahik, SFD dan Suster Sophia Evi Erlina, SFD serta Pesta Panca Windu (40 tahun) hidup membiara Suster Dominique Go Swan Nio, SFD. Perayaan tersebut dipimpin oleh Bapak Uskup, Mgr FX Prajasuta, MSF sebagai konselebran utama didampingi romo Allparis Pr, romo Lioe Fut Khin MSF dan 2 imam dari Keuskupan Palangka Raya.
Upacara kaul kekal dalam perayaan ekaristi tersebut diawali dengan penyerahan pihak keluarga para pengkaul kepada kongregasi. Selanjutnya suster Theresiani dan suster Sophia menyatakan janji setia, mengikrarkan kaul kekal yang kemudian disusul dengan pembaharuan kaul oleh suster Dominique dan dilanjutkan dengan penandatanganan akte kaul serta pemberkatan cincin.
Dalam homilinya bapak Uskup menyatakan berberapa hal sbb:
1. Hidup membiara hanya dapat dijalankan dengan iman.
2. Hidup membiara harus dihayati seperti orang yang berjalan dengan 2 kaki, kaki pertama adalah kaul, dan yang kedua adalah komunitas.
3. Para religius hendaknya menyadari bahwa mereka tetap manusia yang mempunyai kelebihan dan kekurangan.
4. Kaul ketaatan, kemiskinan dan kemurnian yang dijalankan para religius hanya dapat memiliki arti bila ada peneguhan kasih.
Bila hidup membiara dihayati dengan beberapa hal tersebut, maka akan dapat menjadi berkat bagi diri sendiri, orang lain dan gereja. Sebaliknya bila kaul dilihat dari segi yuridis dan moral, maka hidup membiara akan menjadi sebuah beban.
Bapak uskup juga mengharap agar umat hendaknya ikut bersyukur pada Tuhan dan mendoakan para religius agar menghayati imannya secara benar. Di samping itu hendaknya keluarga-keluarga menjadi tempat pesemaian hidup religius mengingat keprihatinan keuskupan Banjarmasin sekarang ini adalah minimnya panggilan.
Secara khusus, dengan mengutip pernyataan ibu Theresa, bapak Uskup berpesan kepada suster yang berkaul dan para religius bahwa para religius tidak dipanggil untuk sukses tapi dipanggil untuk setia meneruskan kebaikan dan kasih Allah dalam gereja dan masyarakat.
Setelah perayaan ekaristi selesai, acara dilanjutkan dengan perayaan syukur di Aula SD Santa Maria. (smr)
Biodata suster yang berkaul kekal adalah sbb:
1. Sr Theresiani Theresia M. Frida Fahik, SFD
Lahir di Atambua/Bellu, 15 Oktober 1978 putri ke-6 dari sembilan bersaudara dari Bp. Petrus Yosef fahik (Alm) dan Ibu Anna Lan Moy. Pendididkan SD dan SMP dijalani di Atambua/Bellu kemudian melanjutkan ke SMUK di Kefamenanu/TTU dan lulus tahun 1998. Tahun 1999 masuk biara SFD di Medan, Sumatera Utara. Suster Theresiani mengawali tugasnya di Buntok tahun 2002-2005, kemudian pindah ke Muara Teweh dan pada tahun 2006-sekarang bertugas di Palangka Raya.
2. Suster Maria Sophia Evi Erlina, SFD
Lahir di Bundar, 24 Desember 1982 putri ke-7 dari delapan bersaudara dari Bp. Harip Tagan dan Ibu Nuramin. Mengenyam bangku SD di Muruga, Kec. Dusun Utara, tamat tahun 1992. Bangku SMP dijalani di Bundar, Kec. Dusun Utara dan melanjutkan ke SMU di Pulang Pisau, Kab. Kapuas, lulus tahun 1998. Tahun 1999 masuk biara di Pati-Jawa Tengah dan kemudian tahun 2002 melanjutkan ke biara SFD di Medan, Sumatera Utara. Tahun 2002-2004 Suster Sophia bertugas di Muara Teweh, kemudian pindah ke Palangka Raya dan bertugas di sana dari tahun 2004 sampai 2007. Sejak tahun kemarin (20/07) bertugas di Banjarmasin. Di paroki Kelayan, suster Sophia banyak berkecimpung dalam pembinaan misdinar dan Bina Iman Anak. (smr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar