23 Agustus 2009

ANAK BANGSA YANG BERSATU DALAM KEMERDEKAAN

Amanat Bersama #IndonesiaUnite (16 Agustus 2009)

- Kami adalah generasi baru, pewaris sah Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

- Kami adalah generasi baru, yang menolak untuk hidup dan tumbuh dengan rasa takut. Kami memilih menjadi pemberani.

- Kami adalah generasi baru, yang percaya setiap kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan baru. Karena itu, kami akan berusaha untuk memutus rantai kekerasan melalui karya kemanusiaan di mana pun kami berada.

- Kami adalah generasi baru, yang percaya penuh dengan prinsip demokrasi, kemanusiaan, kesetaraan, dan saling menghormati. Karena itu, kami menolak segala bentuk diskriminasi.

- Kami adalah generasi baru, yang akan membangun sebuah bangsa dan negara yang bermartabat dan terhormat, mampu mempersatukan Indonesia, melindungi hak-hak individu, berdiri di atas semua golongan, serta memuliakan manusia-manusia yang menjadi rakyatnya.


“Amanat Bersama” ini melalui proses wiki yang berjalan di halaman #Indonesia Unite, sejak 9 Agustus 2009 sampai dengan 14 Agustus 2009.

(#Indonesia Unite adalah sebuah forum di situs jejaring sosial yang menampung berbagai apresiasi anak bangsa dalam hal kemajukan dan kemajuan bangsa tercinta ini)


Amanat bersama yang tercantum di atas, sungguh merupakan sesuatu yang menjadi tantangan para anak bangsa dalam konteks tulisan ini. Gereja dalam hal ini paroki kita harus berani mengatakan dan mewujudkan makna kemerdekaan di usia bangsa ini yang sudah 64 tahun. Teringat sebuah petikan dari Mgr. Soegijapranata, SJ (alm) yang mengungkapkan ‘Jadilah 100% Warganegara (Indonesia) dan 100% Katolik.

Ada sebuah pertanyaan yaitu apa sumbangsih yang telah kita berikan kepada bangsa ini? Terkadang atau mungkin sering kita menuntut apa yang menjadi hak dari pada kewajiban.

Banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai anak bangsa untuk mewujudkan makna sebuah kemerdekaan, yaitu dengan hal – hal kecil dulu. Dalam sebuah amanat bersama di atas dapat ditemukan berbagai tindakan yang dapat kita lakukan bersama (gereja) dalam membagikan kasih Kristus di masa ini. Di point ke dua dalam amanat bersama diungkapkan tentang penolakan hidup dan tumbuh dalam rasa takut, mungkin dapat kita rasakan bersama bahwa kita (gereja) yang dipandang sebagai kaum minoritas selalu berjalan dalam rasa takut. Itulah yang perlu dijawab, kapan kita (gereja) dapat tampil tanpa rasa takut? Jadilah pemberani!! Itulah pesan point ke dua dalam amanat bersama diatas. Dalam point ke tiga pun diungkapkan tentang pemutusan garis kekerasan melalui berbagai karya kemanusiaan, dalam hal ini di paroki kita sudah terlaksana berbagai karya kemanusiaan yang melibatkan masyarakat umum seperti berbagai aksi sosial dan nantinya berbagai kegiatan di Ulang Tahun Paroki yang ke 70 juga diisi kegiatan – kegiatan aksi sosial bagi masyarakat umum, di tingkat keuskupan pun melalui Misi Meratus dilaksanakan sebuah karya kemanusiaan untuk menyentuh warga pegunungan Meratus yang masih jauh dari kata menikmati hidup merdeka (buta huruf, buta angka, tertinggal dll).

Mengambil petikan point ke empat yaitu prinsip kesetaraan, gereja dalam hal ini mempunyai tantangan yaitu gereja yang notabene kaya tidak merasa diri menjadi eksklusif, dapat diambil contoh yang sudah terjadi bagaimana pada masa ini pembangunan gereja – gereja baru selalu mendapat pertentangan dengan kaum mayoritas, menurut hemat pikiran penulis itu terjadi karena ke-eksklusifan gereja yang merasa punya izin, duit dan tanah terus membangun. Membangun gereja itu “proses bukan proyek” sebaiknya bagi para penerus gereja harus memperhatikan hal itu artinya membangun pondasi gereja dalam masyarakat dan relasi serta komunikasi ke masyarakat dahulu, baru membangun gedung gerejanya. Sehingga “kemerdekaan” dalam hal membangun gereja dapat kita nikmati. Mari kita sebagai anak bangsa bersama mewujudkan sebuah kemerdekaan melalui berbagai karya membagikan kasih Kristus ke sesama.

64 tahun sudah republik ini berusia. Usia yang cukup tua bagi manusia tapi masih merupakan perjalanan yang panjang bagi sebuah bangsa. Jalan berliku dan terjal masih mengintai di depan mata. Semoga kita bisa melewatinya dan bisa mencapai mimpi Indonesia, menjadi sebuah bangsa besar yang memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. (Tommy)

Tidak ada komentar: